Jerry R. Sirait Cendekiawan dan Dulu Dosen UKI Jakarta

5
Jerry R. Sirait cendekiawan yang peduli pada gereja, masyarakat dan bangsa.

Narwastu.id – Beberapa waktu lalu, wacana untuk meneruskan kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) agar bisa dilanjutkan menjadi tiga periode rupanya menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat maupun politisi negeri ini. Saat itu memang tak sedikit juga yang mendukung wacana tiga periode itu, terutama elite politik yang dekat ke Jokowi.  Tentang munculnya wacana tersebut sebenarnya secara konstitusi tentu telah menyalahi aturan yang ada. Hal itu dikatakan oleh salah satu cendekiawan (Intelektual) Kristen dan pemerhati sosial politik serta kemasyarakatan, Jerry R. Sirait. Pernyataan itu disampaikannya saat wacana tiga periode itu ramai digunjingkan publik. Menurut Jerry, secara pribadi dirinya tidak setuju jika mantan Walikota Solo tersebut melanjutkan kepemimpinannya menjadi tiga periode untuk menjadi Presiden RI.

Kalau gagasan itu tetap dilakukan, imbuhnya, maka kita akan kembali ke nol. Dalam Era Reformasi justru kita semua berjuang dengan susah payah untuk meniadakan perpanjangan masa kerja Presiden RI. “Pada 2024 pastilah ada orang yang akan melanjutkan pembangunan yang telah dirintis oleh Jokowi,” tegas dosen yang sudah pensiun dari Kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta dan mantan Sekretaris Umum MPK (Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia) ini. Ketika memimpin MPK, Jerry aktif berbicara di berbagai perguruan tinggi, ormas Kristen, gereja-gereja dan lembaga-lembaga Kristen supaya warga gereja jangan lelah meningkatkan kualitas pendidikan selain meningkatkan kualitas kerohanian.

Menurutnya, kemajuan sebuah bangsa sangat erat kaitannya dengan pendidikan yang berkualitas. Tak heran, bila ia pernah disebut-sebut salah satu tokoh pendidikan Kristen yang gigih berjuang melalui MPK.

Kembali soal wacana jabatan presiden tiga periode itu, penyebab mengapa akhirnya wacana tiga periode itu bergulir, Jerry mengatakan, soal kemungkinan adanya rasa kekhawatiran atau ketakutan dari segelintir pihak. “Bisa saja yang dikhawatirkan sosok yang nantinya terpilih tidak sebagus Jokowi. Bahkan, diharapkan agar jangan sampai terpilih figur yang ingin mengubah dasar negara Indonesia. Presiden RI yang kita dambakan ke depan adalah sosok yang taat pada konstitusi, UUD 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan Sumpah Pemuda,” terangnya.

Menjelang Pemilu 2024 sesungguhnya  terbuka peluang bagi partai politik (Parpol) berbasis Kristiani untuk ikut meramaikan pesta demokrasi Indonesia itu, termasuk bagi Partai Damai Kasih Bangsa (PDKB).  Jerry selama ini dikenal pula merupakan tokoh senior di partai yang sering diplesetkan: “Protestan Dan Katolik Bersatu” itu. Menurut pria Batak yang Pancasilais dan religius yang lebih banyak berkecimpung di dunia pendidikan dan budaya ini, sejak awal ia melihat bahwa parpol Kristen termasuk PDKB belum ada tanda-tanda untuk ikut Pemilu 2024. Namun, ujarnya, tidak menutup kemungkinan jika suatu saat ada parpol Kristen yang bisa ikut pemilu. Asal parpol Kristen itu mulai pada aras nasional, daerah sampai tingkat kecamatan kuat dengan kepengurusannya. “Tentu itu bisa terjadi bila ada kerja keras dari semua pihak guna mendukung parpol Kristen,” katanya.

“Sesungguhnya jika mau jujur, perasaan saya tentang parpol Kristen untuk ikut Pemilu 2024 sejak dulu, di antara optimis dan pesimis. Di sisi lain, kalau saya pesimis rasanya seperti orang tidak beriman, tapi kalau saya optimis rasanya terlalu percaya diri,” kata Sekjen Batak Center ini sembari tertawa. Jerry selama ini dikenal giat juga menulis pernyataan sikap Batak Center di media massa tentang isu-isu nasional.

Menurutnya, partai politik berbasis Kristen, seperti Parkindo 45, PDKB, PDS, PKDI, PDRIS dan sebagainya tentu memiliki visi dan misi untuk dapat menyalurkan aspirasi umat Kristiani di Indonesia. “Namun, akibat persaingan yang cukup kompetitif tidak jarang parpol Kristen rontok di tengah jalan,” ucapnya. Lantaran peduli terhadap masa depan parpol Kristen, Jerry Sirait cs pernah dulu membentuk FORKRIS (Forum Komunikasi Politik Umat Kristiani di Indonesia). FORKRIS ini dulu pernah berjuang untuk mengupayakan agar sejumlah parpol Kristen bersatu supaya kuat.

FORKRIS yang dideklarasikan pada 19 Desember 2012 di Jakarta adalah wadah berhimpun para aktivis parpol Kristiani dan parpol nasional, yang memperjuangkan nilai-nilai Kristen. Kala itu Ketua Presidium FORKRIS Jerry Sirait dan Sekretaris alm. Ir. Alex Paath. “Gagasan dan upaya FORKRIS itu sangat baik, tapi saya perhatikan mempersatukannya sangat sulit. Setelah pemilu pertama, dua partai Kristiani eksis seperti Parkindo dan Partai Katolik. Di era Reformasi lalu lahir PDKB yang didirikan oleh para tokoh senior Kristen dan Katolik. Setelah PDKB gagal kemudian muncul PDS. Menyatukan puing-puing amatlah sulit. Itulah yang mendorong kita mendirikan FORKRIS,” jelas mantan Direktur Eksekutif BK-PTKI tentang latar belakang berdirinya FORKRIS, yang di dalamnya ada sejumlah pimpinan parpol Kristiani, pimpinan ormas Kristen dan rohaniwan.

Jerry yang merupakan suami tercinta Mutiara boru Siregar berpendapat, FORKRIS awalnya punya harapan untuk bisa membangun sebuah “rumah politik bersama bagi umat Kristen” guna memperjuangkan aspirasinya di parlemen. Dan sekarang Jerry terus memotivasi orang-orang muda Kristen dan Katolik agar memikirkan terbentuknya sebuah parpol Kristiani yang kuat.

Sekadar tahu, Jerry R. Sirait lahir di  Sumut, 22 Oktober 1953, punya satu anak dan tiga orang cucu. Ia berjemaat di Gereja HKBP Cipayung, Cilangkap, Jakarta Timur. Ia aktif di berbagai organisasi dan dipercaya sebagai Ketua Pengawas Nasional BMPS (Badan Musyawarah Perguruan Swasta), Sekretaris Dewan Pengawas Pusat MUKI (Majelis Umat Kristen Indonesia), Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Nasional Batak Center, Sekretaris Pengawas YPDT (Yayasan Pencinta Danau Toba), Penasihat FBBI (Forum Bangso Batak Indonesia), Ketua Pengawas Punguan Ompu Raja Sirait dohot Boru Jabodetabek), Ketua Dewan Penasihat Pusat PDKB (Partai Damai Kasih Bangsa), mantan Sekretaris Umum MPK (Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia) dan mantan Direktur Eksekutif BK-PTKI (Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Kristen di Indonesia).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here