Kisah Rasul 1:8, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Narwastu.id – Kehadiran Roh Kudus di dalam diri murid-murid saat Hari Pentakosta bukanlah yang pertama kalinya, sebab sebelum Hari Pentakosta, Roh Kudus sudah pernah turun dan bersatu dengan roh murid-murid Yesus, Yohanes 20:21- 23, “Maka kata Yesus sekali lagi: ‘Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” Jadi apa yang dimaksud Roh Kudus akan turun ke atas kamu di dalam Kisah Rasul 1 dan apa pula maksud Tuhan Yesus menghembusi murid-murid dengan Roh Kudus di dalam Yohanes 20.
Pertama, berjalan dalam otoritas Allah. Turunnya Roh Kudus pada waktu Tuhan Yesus mengembusi murid-murid adalah tanda bahwa murid-murid saat itu mengalami kelahiran baru di mana mereka menjadi satu roh dengan dengan Allah, 1 Korintus 6 :17, ”Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia”, dan kemudian 2 Korintus 5:17, ”Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” Ini adalah awal mula setiap orang percaya mendapat posisi dibenarkan di hadapan Allah di dalam kebangkitan Kristus Yesus. Bagi kita sekarang tidak harus dihembusi tetapi hanya dengan percaya kepada berita pengampunan dosa di dalam Yesus Kristus. Maka sejak saat itu murid-murid harus siap untuk menerima otoritas yang Allah berikan dalam bentuk Firman, karena Firman Allah adalah Roh. Yohanes 6:63, “Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.”
Berjalan dalam otoritas Allah berhubungan erat dengan menerima amanat atau perintah yang Allah berikan kepada seseorang, sungguhpun belum tentu sebagai orang yang menerima perintah atau amanat itu mempunyai kesiapan dalam keberanian untuk menjalankannya. Alkitab juga mencatat bahwa tidak semua dari murid Tuhan Yesus yang percaya kepadaNya pada saat Amanat Agung diberikan kepada mereka. Matius 28:17, “Ketika melihat Dia mereka menyembahNya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.” Namun walau demikian kondisi iman percaya mereka, Tuhan Yesus tetap memberikan Amanat Agung yang merupakan otoritas yang Allah berikan kepada mereka semua.
Kedua, berjalan dalam kuasa Allah.
Selanjutnya kepada murid-murid yang sama, Tuhan Yesus berkata bahwa kuasa akan mereka terima jika Roh Kudus di atas mereka, di dalam teks aslinya tidak dikatakan turun ke atasmu seolah-olah dari atas, karena Roh Kudus sudah ada di dalam mereka. Ini artinya Roh Kudus mengambil alih dan bangkit menguasai mereka sepenuhnya sehingga semua murid-murid ada di bawah pengaruh dari Roh Kudus dan mereka tidak malu berkata-kata dalam bahasa yang lain meskipun orang mengira mereka sedang mabuk. Saat itu tidak ada satu mukjizatpun yang dilakukan para murid, karena arti di bawah kuasa secara umum adalah ada di bawah pengaruh dalam hal ini adalah pengaruh Roh Kudus. Kita bisa melihat contoh di Perjanjian Lama, misalnya, seperti yang terjadi kepada Saul. Samuel mengurapi Saul dengan minyak untuk menerima otoritas menjadi raja memimpin umat Israel (pada jaman Perjanjian Lama Roh Kudus tidak tinggal di dalam manusia), maka setelah itu Saul kembali menjadi manusia biasa sekalipun otoritas Allah sudah diterimanya.
Sampai pada suatu saat ketika Saul mendengar bahwa raja orang Amon berniat mengepung bangsanya, maka pengurapan itu bangkit dalam diri Saul. 1 Samuel 11:6, “Ketika Saul mendengar kabar itu, maka berkuasalah Roh Allah atas dia, dan menyala-nyalalah amarahnya dengan sangat.” Dan sejak saat itu, maka berkuasalah Saul sebagai raja atas bangsa Israel sampai didapati ketidaktaatannya terhadap perintah Tuhan Allah. Ini adalah satu contoh yang jelas di mana otoritas dan kuasa itu adalah dua hal yang berbeda tetapi seharusnya berjalan bersama-sama. Setiap kali ada kalimat Roh Allah datang di atas seseorang dalam Perjanjian Lama, maka biasanya diikuti dengan manifestasi kuasa Allah. Kita tidak hanya berhenti dengan menerima Roh Kudus sebagai tanda kelahiran baru, tetapi harus maju lagi mengalami baptisan Roh Kudus seperti yang terjadi di Hari Pentakosta di mana Roh Kudus mulai mengambil alih kontrol atas hidup mereka.
Selanjutnya bagi kita, hidup di bawah pimpinan Roh harus terus terjadi seumur hidup karena seperti ditulis di Roma 8:14, ”Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.” Keluarnya bangsa Israel dari tanah perbudakan di Mesir kemudian masuk ke dalam tanah Perjanjian di Kanaan adalah gambaran gereja Tuhan yang keluar dari perbudakan dosa lalu masuk ke dalam Kerajaan Allah di dalam Yesus Kristus. Musa adalah lambang otoritas Allah yang merebut bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir untuk masuk ke dalam tanah perjanjian, tetapi kemudian bangsa Israel gagal masuk ke dalam tanah perjanjian karena tidak mau tunduk kepada Allah bahkan mereka menista Allah (Bilangan 14:11). Baru empat puluh tahun kemudian setelah semua generasi pemberontak itu mati di padang gurun, Tuhan kembali memimpin bangsa itu melalui Yosua untuk masuk ke tanah yang dijanjikanNya kepada mereka.
Yosua adalah gambaran Kuasa Allah yang memimpin dan juga berperang bagi umatNya. Jadi Musa dan Yosua adalah gambaran otoritas dan kuasa Allah yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir untuk masuk ke tanah Kanaan.
Tuhan Yesus merangkum keduanya, yaitu dengan otoritas dan kuasa untuk menarik setiap orang yang mau percaya dalam namaNya berpindah dari kuasa dosa kepada hidup kekal di dalam Dia. Lukas 4:36, “Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: ‘Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa (authority) dan kuasa (power) Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan merekapun keluar.” Otoritas yang adalah Roh Kudus Allah akan tinggal tetap di dalam kita dan akan mengajar kita tentang segala sesuatu (Yohanes 14:26 dan 1 Yohanes 2:27).
Tetapi untuk berjalan dalam kuasa ini kita perlu belajar untuk mempercayai Roh Kudus. Sebab itu Tuhan Yesus berkata, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya itu yaitu, janji-janji Allah akan ditambahkan kepada kita” (Matius 6:33). Sebab Kerajaan Allah bukan hanya soal perkataan yang berasal dari pengetahuan semata-mata, tetapi soal manifestasi kuasa (1 Korintus 4:20). Alkitab juga menggunakan tiga istilah yang berbeda untuk menggambarkan kehadiran Roh Kudus di dalam setiap orang percaya, yaitu Roh Kudus di dalam kita sebagai meterai keselamatan (Efesus 1:13), Roh Kudus bersama kita sebagai penolong yang lain (Yohanes 14:15) di mana kehadiranNya setara dengan kehadiran Tuhan Yesus, dan Roh Kudus di atas kita (Kisah Rasul 1:8) yang akan membuat kita berjalan dalam kuasa Ilahi. Semua dilakukan oleh oknum yang sama, yaitu Roh Allah Bapa kita. Sekarang Roh Kudus ada di dalam, bersama dan di atas setiap orang percaya, sebab itu mari bangkit untuk menjadi terang didalam Kristus Yesus agar kita menjadi berkat bagi orang-orang disekitar kita. Amin.
* Penulis adalah Gembala Cibubur City Blessing Jakarta, dan anggota FORKOM NARWASTU (Forum Komunikasi Tokoh-tokoh Kristiani Pilihan Majalah NARWASTU).