Narwastu.id – Selalu ada makna di balik setiap peristiwa. Itu juga yang barangkali dirasakan oleh Lia Laurent, ketika pandemi Covid-19 melanda. Perempuan yang awalnya sibuk menikmati kehidupan bersama para teman sosialitanya itu, akhirnya terpanggil untuk mengurus bisnis milik keluarga. “Sewaktu Covid, kan, tidak ada kegiatan sama sekali di rumah, karena saking nganggurnya saya perhatikan usaha keluarga yang perlu dirapikan dan tidak bisa serahkan kepada profesional saja. Jadi saya mempelajari mulai assesment, audit lapangan, pembukuan dan laporan lainnya. Saat itu harga sawit juga sedang bagus dan di daerah tidak mengenal Covid, kan. Akhirnya saya mengambil komitmen menyibukkan diri untuk posisi sebagai President Direktur dan Managing Direktur PT. Limas Prima Plantation, agar perusahaan lebih optimal diupayakan oleh perhatian sendiri,” jelasnya mengawali wawancaranya dengan Majalah NARWASTU.

PT. Limas Prima Plantation adalah perusahaan swasta yang memiliki Izin Usaha Perkebunan (IUP) Kelapa Sawit dengan memiliki lahan seluas 5.500 ha di daerah Solok Selatan, Padang, Sumatera Barat. PT. Limas Prima Plantation juga menggeluti bisnis pembibitan, penanaman, dan pengolahan Tandan Buah Segar (TBS). Dengan jam terbang yang dimiliki, perusahaan tersebut juga menyediakan jasa konsultan khusus kelapa sawit termasuk dalam perizinan, pembibitan, produksi serta pabrik kelapa sawit. Di samping kesibukannya di usaha sawit dan kegiatan mengurus usaha nikel di Morowali, Sulawesi Tengah, juga dipercayakan beberapa talenta melayani sesama dan melayani Tuhan.
Dalam menjalani usahanya memimpin karyawan bukanlah hal mudah, semata-mata karena kasih karunia dan ketergantunganya yang penuh terhadap Tuhan. Diibaratkan seperti sekuntum bunga bakung yang menghadap ke atas, yang hanya bergantung penuh pada supplai sinar matahari, artinya bergantung penuh, fokus kepada Allah Bapa, walaupun di sekeliling bunga bakung tersebut banyak semak berduri yang diartikan kekacauan, cobaan dan pergumulan tetapi karena menghadap dan fokus ke atas tetap bersekutu dengan Tuhan, maka bunga bakung itu tetap hidup dan indah di tengah padangnya.

“Sebaliknya, kalau kita berhenti bersekutu dengan Tuhan, maka terang itu akan berhenti. Yang ada hanya kegelapan, maka kita tidak akan mampu menjalani hidup kita dengan damai. Seperti Alkitab katakan, biarlah Tuhan harus semakin besar dan kita semakin kecil,” ujar perempuan yang juga berhasil merintis dan menjalankan PT. Palm Oil Consultindo, PT. Merpati Palm Oil dan PT. IMF. Dampak lain yang dirasakan Lia Laurent dari hasil persekutuannya dengan Tuhan, ia mengaku diberi kepekaan untuk bisa membedakan hal-hal yang tidak benar. “Dari membaca firman Tuhan bukan hanya sekadar membaca, tapi merenungkan lalu, taat dan bayar harga. Dari situ kita diberi pengertian, sehingga muncul kepekaan mana yang dari roh atau keinginan daging. Dulu saya pernah ditawarin izin tambang tapi pakai ‘kordinasi’ dari sini kita mengerti yang mana dari roh atau keinginan daging, memang bisa untung tapi untuk apa kalau tidak damai sejahtera,” tukas perempuan yang piawai memainkan alat musik kecapi tampil dengan busana custome made dari @regno.elite
Perjalanan iman yang dialaminya dari waktu ke waktu terus membuatnya senantiasa selalu ingin dekat dengan Tuhan. Hal itu pun sampai membuat teman dan orang sekitarnya terpukau. “Teman banyak yang tanya, kamu punya pergumulan apa sama Tuhan, kok, luar biasa cinta banget. Bagi saya, bersungguh-sungguh dengan Tuhan bukan karena pergumulan, tapi lebih kepada kasih karunia Tuhan. Anak saya sudah disembuhkan, hidup sudah baik, buat apa kalau saya selama hidup sama Tuhan, kok, tidak memikirkan kepentinganNya dan hanya pikirkan kepentingan saya saja. Kalau kita mau mengasihi Tuhan, Dia tidak akan tahan-tahan, selubung dan selaput saya makin dibukain, Dia semakin percayakan isi hatiNya. Tuhan itu murah hati, tapi tidak murahan. Jadi kalau bersungguh-sungguh, maka kita makin diberkati dan disenangkan. Apa artinya hidup kalau kita cuma jadi Kristen KTP, melainkan harus mengerti kehendak Bapa,” terang Lia Laurent, yang mengaku sangat terinsiprasi oleh teladan Maria Magdalena yang begitu mengasihi Tuhan.

Atas anugerah Tuhan pada Juni lalu, Lia Laurent berkesempatan untuk ikut melayani di KKR (Kebaktian kebangunan rohani) bersama Bishop Nehemia Lolowang dari USA dan tim yang diadakan di Manado, Sulawesi Utara. Ia pun menuturkan, kendati kondisi kesehatannya terganggu, diare, gusi sakit, dan demam, namun karena digerakkan oleh kuasa Roh Kudus ia tetap pergi. Tempat pelayanan yang terletak di daerah pelosok dan jauh dari rasa nyaman tak menyurutkan sukacitanya. Hatinya kian tersentuh waktu melihat seorang anak menderita gagal ginjal.
“Ayah anak ini melangkah dengan iman dan mendapat mukjizat. Tuhan menghargai imannya. Begitu ayah anak ini sampai di KKR minta didoakan, Tuhan kirim orang-orang yang terbeban sampai mengurus ke rumah sakit dan mendapat penanganan yang tepat. Lewat tangan dokter yang menangani, dan tentunya mukjizat Tuhan turut bekerja sampai anak ini sembuh. Bisa dikatakan speedy recovery, ini adalah bagian dari mukjizat Tuhan juga. Hal ini membuat Lia belajar, hanya cukup melangkah dengan iman, ayah anak ini yang membuat Roh Kudus bekerja selebihnya dengan menggerakkan orang orang sekelilingnya. Bagaimana kalau ayah anak ini tidak melangkah ke KKR, mungkin anaknya tidak akan tertolong dengan kondisi ginjal bocor yang sudah sangat kritis. Pelajaran yang bisa mengingatkan kita bahwa apapun cobaan kita hanya perlu satu langkah iman datang kepada Tuhan. Selebihnya serahkan dan percayakan kepadaNya untuk bekerja mendatangkan kebaikan. Ayahnya yang sudah lama meninggalkan Tuhan, akhirnya kembali ikut Tuhan. Dibimbing untuk dibaptis dan terima Tuhan. Sungguh indah kasih dan kuasa Tuhan,” jelasnya dengan mata berbinar.

Dari pelayanan tersebut Lia Laurent mendapatkan sebuah pembelajaran bahwa melayani di tempat terpencil itu melayani tanpa dilayani, mengasihi mereka tanpa dikasihi dan jerih lelah kita tanpa mereka ingat, lepas nyaman biar orang lain tenteram. “Ini betul-betul pelayanan yang murni, bayar harga, namun sukacitanya sangat luar biasa,” pungkasnya. Kini kesibukannya di samping menjadi wanita karier, ia tengah mengambil studi di Hilsong College, Australia, mengambil jurusan Song Writing. Beberapa lagu pun berhasil diciptakannya, seperti Dating with You, Your Heart Desire dan Rest and Trust, dan aransemennya dilengkapi dengan alunan alat musik kecapi yang ia mainkan dengan ciamik, dengan mengenakan busana tailor made @regno.elite.
Rencananya dalam waktu dekat lagu-lagunya tersebut akan dirilis di YouTube. Sebelum mengakhiri wawancaranya, Lia Laurent menyampaikan sepenggal pesan untuk umat seluruh umat Kristiani di mana pun berada. “Saya mendorong untuk semua pebisnis, ibu rumah tangga, pejabat, pelajar dan profesi lainnya agar kita jangan sampai menjadi budak dunia, jangan uang terus yang dipikirkan. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka segala sesuatu akan ditambahkan kepadamu, karena anak cucu orang benar tidak meminta-minta,” cetusnya. BB