Menuju Indonesia Emas dan Nilai-nilai Pancasila

25
Perayaan Hari Lahir Pancasila 2025.

NARWASTU.id – Pada 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Awal mula dari momen tersebut adalah ketika Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno berpidato dalam sidang Dokuritsu Junbi (Badan Penyidik Usaha Persiapan Kemerdekaan) pada 1945. Di pemerintahan Orde Baru menghayati nilai kebangsaan lewat filosofi setiap sila yang ada dalam Pancasila dan UUD 1945 menjadi sebuah keharusan. Untuk itu pemerintah mengadakan program Penataran P-4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) atau Eka Prasetya Pancakarsa yang ditujukan bagi siswa mulai dari SMP hingga perguruan tinggi. Kegiatan tersebut dimaksudkan agar para siswa dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara terutama pada masa itu.

Pada 1998 di era Reformasi penghayatan dan pengalaman Pancasila mulai mengalami kemunduran dan berlanjut sampai saat ini. Jadi jangan heran kalau para generasi Y/milenial, Gen-Z dan Gen Alpha bukan sekadar tidak hafal dari lima sila Pancasila, tapi sama sekali tidak memahaminya. Kondisi tersebut sudah barang tentu sangat mengkhawatirkan mengingat rasa nasionalisme yang ada mengalami degradasi yang terlampau dalam. Keadaan ini sesuai dengan tema yang diusung oleh Badan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam peringati Hari Lahir Pancasila 2025, yakni “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya.” Dari peringatan tersebut diharapkan bisa menjadi pengingat untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara serta kehidupan berbangsa dan bernegara.

Presiden RI Prabowo Subianto.

Hal itu dianggap perlu, karena penguatan ideologi Pancasila adalah kunci untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam menghadapi tantangan global, dinamika sosial dan mencapai cita-cita bangsa sebagai Indonesia raya yang adil, makmur dan bermartabat. Dalam peringatan Hari Lahir Pancasila Presiden RI Prabowo mengingatkan akan pentingnya semangat persatuan dalam kebhinnekaan yang telah menjadi kekuatan utama bangsa Indonesia sejak Pancasila pertama kali dirumuskan. “Kita pada hari ini kembali memperingati Hari Lahir Pancasila sebagai momen dan peristiwa bersejarah ketika dasar negara kita dirumuskan oleh pendiri-pendiri bangsa kita. Pada saat itulah dicapai suatu konsensus besar bangsa. Konsensus besar bangsa yang harus kita akui sebagai suatu prestasi cemerlang dari bangsa Indonesia,” katanya semangat.

Ia menambahkan, relevansi nilai-nilai Pancasila dalam menghadapi tantangan global sekarang ini. “Pancasila inilah yang telah memperkenankan kita untuk bersatu di tengah gelombang dinamika dunia yang penuh dengan ketidakpastian. Dari tema tersebut bukan hanya ajakan tapi merupakan komitmen kita bersama untuk memastikan bahwa perjalanan bangsa menuju 100 tahun kemerdekaan dipandu oleh nilai-nilai Pancasila,” tegas Presiden Prabowo yang juga eks Menteri Pertahanan di era Presiden Jokowi. Sebagai bangsa yang besar sudah pasti berharap agar cita-cita menuju Indonesia emas yang mengedepankan keadilan, makmur dan bermatabat menjadi untaian harapan yang bisa segera terwujud.

Presiden Prabowo dan Wapres RI Gibran.

Kendati pada kenyataannya Indonesia yang akan genap menginjak usia ke-80 tahun, tanda-tanda menuju Indonesia emas belum terlihat ke arah itu. Bagaimana tidak, kita masih meributkan soal ijazah palsu, kasus korupsi yang tak kunjung mereda malah kian menjadi-jadi, ada preman berkedok ormas, pinjol dan judol dan masalah lainnya yang tak pernah bisa melangkah maju ke depan. Padahal, negara lain sudah demikian hebatnya dengan berbagai teknologi. Kalau membandingkan diri dengan Cina rasanya terlalu jauh. Tapi lihatlah negara tetangga kita, Malaysia dan Singapura. Indonesia lebih besar dari kedua negara tersebut tapi mereka lebih baik dari segi ekonomi (PDB per kapita: Produk Domestik Bruto per kapita), infrastruktur, peran pemerintah dengan segala kebijakan dan sebagainya.

Seharusnya pemerintah dengan para jajarannya bisa termotivasi untuk membangun negeri ini demi kepentingan rakyat, bukan pribadi, golongan, dan partai politik. Terlalu komplek masalah yang dihadapi oleh Indonesia. Karena para pejabatnya asyik bekerja sendiri-sendiri dan tidak bersinergi satu sama lain, sehingga kebijakan yang dihasilkan hanya membuat bingung rakyat. Kalau sudah demikian memang semua hanya bisa minta kemurahan Tuhan agar bangsa ini tetap ada dan kesejahteraan kiranya benar terwujud menuju Indonesia Emas dan bukan Indonesia cemas. Dbs/BTY

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here