Pdt. Richard Bambang Jonan Membangun Iman Jemaat di Kota Medan

16
Pdt. Richard Bambang Jonan. Setia melayani.

Narwastu.id-Hamba Tuhan bernama Richard Bambang Jonan ini adalah Pendeta Pembina Keluarga Besar GBI (Gereja Bethel Indonedia) Medan Plaza, Medan, Sumatera Utara. Dia dikenal sebagai sosok yang aktif dalam membangun kebersamaan, tidak hanya di lingkup komunitas Kristen, tetapi juga interdenominasi gereja, bahkan lintas iman di Kota Medan. Tidak salah jika pimpinan Sinode GBI menunjuknya sebagai Ketua Departemen Pembinaan Wilayah dan Aras Nasional dan Parachurch di BPH GBI pada 2019-2023. Bersama jemaat yang dipimpinnya, banyak hal telah dilakukan dalam rangka merajut kebersamaan tersebut, baik lewat aksi sosial maupun aktifitas lainnya, termasuk saat pandemi Covid-19 menerjang Indonesia. Beberapa bulan lalu, GBI Medan Plaza melakukan aksi bersih-bersih Kota Medan. Kegiatan ini dilatarbelakangi informasi yang menyebutkan Medan sebagai kota terkotor di Indonesia.

Kemudian anggota Dewan Penasihat International Christian Mission ini pun memulainya dengan doa bersama sebelum melakukan langkah konkret. Setelah mempelajari dan mendalami apa yang sesungguhnya terjadi, meskipun Medan memiliki truk sampah, namun bak-bak sampah untuk menampung sampah jumlahnya sangat sedikit. Maka GBI Medan Plaza mengeluarkan dana menyiapkan bak-bak sampah. Selain itu, didapati kampung-kampung menjadi kotor lantaran sampah tidak bisa diangkut, karena lokasinya berada di gang sempit. Memecahkan masalah ini akhirnya gereja pun membeli motor pengangkut sampah. Tidak sampai di situ, disediakan pula motor penampung air untuk membersihkan sekaligus mempercantik daerah yang kotor tadi, dengan menanam sejumlah pohon.

Selanjutnya bersama pemerintah daerah, GBI Medan Plaza juga melakukan aksi berantas stunting atau anak yang kekurangan gizi, penyerahan bantuan kaki dan tangan palsu. Bahkan, saat pandemi Covid-19 melanda juga dilakukan pemberian vaksin gratis, pemberian bantuan obat-obatan dan makanan untuk isolasi lingkungan. Dan banyak lagi pelayanan kemanusiaan yang telah dilakukan. Atas berbagai prakarsa yang telah dilakukan, pria kelahiran Jakarta, 23 Oktober 1960 ini, menerima Piagam Penghargaan Kesetiakawanan Sosial dari Kementerian Sosial RI Tahun 2017. Menurut anggota MPL PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia) ini, yang dilakukannya adalah bagian dari apa yang tertulis dalam Kitab Yeremia 29:7, yaitu “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.”

Menurut Pdt. Bambang Jonan, begitu ia biasa disapa, kerukunan adalah anugerah Tuhan kepada umatNya yang menjalankan ibadah dengan sungguh (Roma 15:5). “Saya percaya jika kita bersungguh-sungguh dengan Tuhan, maka Tuhan akan mengaruniakan kerukunan. Amsal 16:7, jika Tuhan berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamaikanNya dengan Dia,” ujar pendiri STT Pelita Kebenaran dan Yayasan Surya Kebenaran Internasional ini. Namun  Fasilitator Kesatuan Tubuh Kristus di Indonesia ini berpendapat, peran lembaga keagamaan dalam hal kerukunan masih jalan di tempat. Padahal masing-masing lembaga keagamaan memiliki program-program yang bagus untuk kerukunan, tapi sayang, seringkali pelaksanaan di lapangan tidak berjalan dengan baik, karena kurangnya komunikasi antarlembaga.

Tak ayal, masing-masing masih berjalan sendiri-sendiri. Sedangkan terkait kehidupan kebhinnekaan di Indonesia, Penasihat BPP GBI ini melihat telah mengalami banyak kemajuan, khususnya pada pemerintahan Presiden RI Jokowi. “Saat ini suara orang benar mulai terdengar di tengah ketidakadilan dan diskriminasi. Gangguan terhadap pembangunan rumah ibadah dan ibadah itu sendiri mulai mendapat perhatian dari pemerintah dan penegak hukum. Sekalipun belum sempurna tetapi paling tidak sudah banyak kemajuan yang signifikan,” pungkasnya.

Seperti dikutip mitraindonesia.com, cukup menarik menyimak perjalanan hidup atau kesaksian Pdt. Bambang Jonan membangun GBI Medan Plaza di tahun-tahun silam. Pdt. Bambang Jonan dalam sebuah ibadah ketika menyampaikan firman Tuhan, ia mengatakan berterima kasih kepada kedua orang tuanya. Karena orangtuanyalah yang bermimpi dan mendoakan dia untuk memiliki gedung besar. “Kalau Anda melihat gedung yang luar biasa ini, maka pembangunan dan ide untuk membangun Gedung Rumah Persembahan ini lahir dari mimpi ibu saya,” katanya. Sang ibu menuturkan harapannya itu kepada Pdt. Bambang Jonan saat dirinya masih kanak-kanak. Kala itu, setiap kali ibunya melewati Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, selalu membisikkan kepadanya agar satu waktu ia bisa membangun gedung yang besar.

“Kita melihat mimpi ibu saya mulai digenapi. Kalau gereja ini ada, bermula dari mimpi seorang ibu yang sederhana,” tukasnya. Pdt. Bambang Jonan juga berterima kasih kepada istri dan anak-anaknya. “Saya mengucap syukur kepada istri dan anak-anak karena tidak mudah hidup dalam ladang pelayanan,” tukasnya. Dia menyebut dulu keadaannya sangat memprihatinkan. Dalam keadaan seperti itu sang istrilah yang dengan setia mendampinginya melayani sampai hari ini. Pdt. Bambang Jonan pun ikut mengucapkan terima kasih kepada gembala pembinanya, Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo yang sudah menugaskannya melayani di Medan, Sumatera Utara, pada tahun 1992 silam. “Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo memanggil dan mendoakan saya, lalu mengutus saya melayani di gereja ini,” ujarnya. Selain itu, Pdt. R. Bambang Jonan berterima kasih kepada Gubernur Sumatera Utara (Periode 2003-2005) Rudolf Pardede (Alm.) karena memiliki keinginan kuat untuk membangun rumah Tuhan yang ditempatinya sekarang. “Pada tahun 2005, satu minggu Rudolf Pardede menyerahkan kepemimpinannya sebagai Gubernur Sumatera Utara, maka beliau paksa saya untuk meletakkan batu pertama,” kenangnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here