St. Edison Manurung, S.H., M.M. Sintua yang Memimpin Komite Masyarakat Danau Toba (KMDT)

215
St. Edison Manurung, S.H., M.M. Sintua gereja dan Ketua Umum KMDT yang nasionalis.

Narwastu.id– Sesungguhnya Danau Toba tak hanya kebanggaan masyarakat Sumatera Utara, tapi juga kebanggaan masyarakat Indonesia. Juga Danau Toba dikagumi warga dunia internasional, sehingga sering dijuluki “kepingan surga.” Namun anugerah Tuhan ini mesti dijaga dan dilestarikan semua pihak. Itulah yang dibahas dalam diskusi yang diadakan KMDT pada Sabtu, 30 September 2023 lalu di Hotel Sultan, Jakarta. Acara yang dihadiri pengurus KMDT dari seluruh daerah di Indonesia, serta diikuti sejumlah wakil rakyat, pejabat, pemuka masyarakat, pakar lingkungan, jenderal purnawirawan, profesor, mantan Wakil Gubernur Sumut dan cendekiawan itu, menarik diikuti. Pasalnya, lewat diskusi ini para undangan semakin tahu kondisi Danau Toba yang saat ini keadaannya sesungguhnya tidak baik-baik saja.

Ketika itu, Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos, merasa terhormat mengikuti acara ini, karena diundang Ketua Umum DPP KMDT, St. Edison Manurung, S.H., M.M., yang juga pemuka masyarakat Sumut, mantan Ketua DPP KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) dan bekas Staf Khusus Ketua DPD-RI. Acara perayaan ulang tahun ke-4 KMDT dan Rakernas saat itu dihadiri pula oleh puluhan pemuka masyarakat Sumatera Utara, termasuk mantan anggota DPD-RI Dr. Parlindungan Purba, M.M. Di acara Rakernas ini pembicara, yaitu Prof. Soeyanto (Pakar lingkungan dan ekonomi kreatif), Brigjen (Purn.) Nurazijah Marpaung (Mantan Wakil Gubernur Sumut), Dr. Idayati (Pakar lingkungan) dan moderator dari KMDT Prof. Binari Manurung.

KMDT sebagai sebuah ormas yang berdiri di berbagai provinsi di Tanah Air, selama ini giat mengajak tokoh-tokoh nasional dan pemerintah serta maayarakat agar peduli melestarikan dan menjaga kawasan Danau Toba. KMDT juga punya tujuan mulia untuk mensejahterakan masyarakat di kawasan Danau Toba, baik di bidang ekonomi, budaya, pendidikan dan sosial. Para tokoh yang berbicara di Rakernas ini mendukung upaya KMDT dalam melestarikan Danau Toba, serta diminta agar semua pihak ikut membangun kawasan Danau Toba, agar kawasan danau ini bisa menjadi taman bumi UNESCO. Dan KMDT jangan dibiarkan sendiri, mesti didukung dan perlu kolaborasi guna membangun kawasan Danau Toba.

Sekadar tahu, St. Edison Manurung pernah menjadi Ketua Umum Keluarga Besar Manurung se-Jabodetabek dan saat ini ia lebih dikenal sebagai Ketua Umum Komite Masyarakat Danau Toba. KMDT ini organisasi yang menghimpun sejumlah tokoh nasional dari berbagai suku yang memberikan perhatian pada Danau Toba. Ia pun sintua di Gereja HKBP Bintara, Kota Bekasi, Jawa Barat. Serta dia pernah menjadi mantan calon Bupati Toba Samosir yang sekarang namanya Toba. Selain itu, ia pernah menjadi Caleg DPR-RI di daerah pemilihan (Dapil) Sumatera Utara di Pemilu 2019 dan juga salah satu Penasihat Pemuda Batak Bersatu. Berbicara tentang peran KMDT dan kawasan Danau Toba, menurut Edison Manurung, kita tahu di era Pak Jokowi dan Pak Luhut Binsar Panjaitan, Danau Toba itu salah satu super prioritas.

Dan latar belakang kenapa ia peduli terhadap kawasan Danau Toba, katanya, dulu waktu almarhum B.J. Habibie masih Presiden RI, sepulang dari Amerika Serikat Edison ingat dengan pesan tokoh jenius itu saat mereka bertemu di Istana Negara, Jakarta. “Pada saat itu ada Sintong Panjaitan dan Prof. Jimly Assidiqqi. Nah, waktu kami laporan kala itu kebetulan saya sebagai salah satu delegasi Pemuda Indonesia bersama KNPI ke PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Apa ucapan almarhum Presiden Habibie pada saya, eh anak muda, Danau Toba itu adalah karunia dari Tuhan,” katanya menirukan ucapan Habibie.

Kemudian Habibie menambahkan lagi, “Wajib dilestarikan Danau Toba, itu bukan hanya milik orang Batak dan bukan milik Sumatera Utara. Tapi itu milik dunia, karena itu wajib dilestarikan. Karena dulu memang saya pencinta Danau Toba sejak dari almarhum Prof. Midian Sirait (Tokoh nasional dari Sumatera Utara). Karena itu, saya merasa terpanggil setelah saya lihat misi daripada Presiden Jokowi itu yang terus berjuang melakukan terobosan untuk menjadikan Danau Toba menjadi salah satu super prioritas saya merasa puas dan bangga. Dan 20 tahun lalu juga sepulang dari Amerika Serikat saya sudah membuat contoh Pantai Pasifik, Porsea, sebagai tempat kelahiran saya waktu saya Ketua DPP KNPI. Saya bercita-cita akan menjadikan Danau Toba ini menjadi milik dunia dengan amanah dari almarhum Presiden Habibie,” paparnya.

Puji Tuhan, kata Edison, ia sudah 20 tahun mendeklarasikan di tempat kelahirannya, yaitu Pantai Pasifik Porsea yang sudah diminati banyak orang berkunjung ke sana. Sekarang di 7 kabupaten di Sumut KMDT sudah terbentuk dan juga seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. “Sehingga saya bangga pada saat deklarasi berkumpul semua tokoh-tokoh orang kita (Sumut) dan tokoh-tokoh nasional, termasuk Pak Bamsoet pada saat Ketua DPR, juga Pak Luhut dan Pak Gubernur dan beberapa bupati serta tokoh-tokoh dan ketua marga hadir mendeklarasikan Komite Masyarakat Danau Toba. Inilah salah satu kebanggaan kita. Sekarang kita terus bermitra dengan pemerintahan, dan kita mengharapkan Pak Jokowi yang sudah bekerja keras bisa terus melakukan terobosan-terobosan pembangunan Danau Toba. Siapapun nanti presidennya kita harapkan KMDT berkelanjutan. Visi kita satu, mencerdaskan anak bangsa melalui SDM unggul. Dan percepatan wisata Danau Toba. Oleh karena itu, kita dengan para Dewan Pakar KMDT sudah diskusi, bahkan dengan beberapa menteri agar rekomendasi hasil Rakernas 2022 KMDT kita berikan ke Jokowi,” ucapnya.

Edison menambahkan, mereka juga bersama KMDT akan berupaya membuka moratorium dibentuknya  Universitas Tapanuli Raya di kawasan Danau Toba. Sekadar tahu, Edison selain memimpin KMDT ia juga sudah punya 8 orang cucu bersama istri tercinta Ibu boru Hutahaean. Kini ia sudah menikmati masa pensiun dari Ditjen Pajak Kementerian Keuangan RI. Menurutnya, ia terus berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena ia masih diberikan kesempatan melayani bagi keluarga, dan berguna untuk gereja, masyarakat dan bangsa. Dia pun mengatakan, ia tak punya ambisi apapun lewat KMDT. “Saya luruskan ya, saya tidak akan calon gubernur, calon bupati, calon DPD dan calon DPR lewat organisasi ini. Saya sudah mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas apa yang saya peroleh selama ini, seperti ilmu yang saya peroleh, cucu dan keluarga. Juga membantu keluarga dan membantu masyarakat. Itulah yang saya syukuri di sela-sela umur saya sekarang yang sudah hampir 62 tahun. Itulah kebahagiaan saya sekarang,” ujar Edison Manurung, yang selama ini peduli pula menggelar ibadah Natal bersama KMDT dan tokoh-tokoh asal Sumut di daerah-daerah di kawasan Danau Toba setiap bulan Desember.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here