Narwastu.id – Dalam pembahasan tulisan saya di bawah ini nanti akan ada kontras. Apa itu? Ada terang, ada gelap. Ada kuasa dari anak-anak terang, ada juga kuasa kegelapan. Jadi, dalam hal ini saya hendak membahas hal-hal yang terkait yang dapat saja terjadi di kehidupan kita sehari-hari. Nah, ini dia di bawah ini.
Belum lama ini kembali saya mendapat informasi bahwa di Jakarta ada satu gedung tinggi bertingkat yang sudah lama kosong, tidak dipakai lagi sebagai tempat kantor dari berbagai perusahaan. Karena juga posisi berdiri gedung itu ada masalah, maka bisa-bisa suatu saat nanti dapat roboh. Nah, yang jadi masalah, masyarakat sudah mendapat informasi bahwa gedung itu “angker.”
Sejauh mana kebenarannya tentu memerlukan bukti akurat. Tapi, saya sering melewati jalan di depan gedung tinggi itu, ya…”seram” juga gedung itu karena gelap, hanya sebagian kecil saja ada cahaya lampu di ruangan tertentu.
Demikianlah. Nah, yang berikut ini tercatat di benak saya dalam dialog saya dengan seorang teman pelayanan belum lama ini. Dia bercerita, bahwa ada teman sekantornya yang menuduhnya memiliki “kuasa kegelapan.” Yang menuduh ini adalah yang beda iman dengannya. Teman pelayanan saya itu kaget juga dituduh begitu. Namun, karena saya sedang berbincang dengannya, maka saya yakinkan dan tegaskan bahwa kita adalah anak-anak terang di dalam Yesus Kristus.
Temannya itu hanya mengada-ada, mungkin ada niat buruk terselubung terhadap teman pelayanan saya itu yang bekerja sebagai pegawai negeri. Dalam kesempatan lain berada di dalam mobil teman pelayanan saya itu; kami melewati sebuah rumah sakit di Jakarta Pusat. Lalu saya tunjukkan ke dia bahwa di kawasan rumah sakit itu ada area kantin ber-AC. Saya tunjukkan area kantin itu dengan maksud mungkin kelak dia akan makan di situ. Nah, apa responsnya? Saya sungguh kaget. Katanya: ah, malas ke situ, sebab dekat dengan rumah duka. Wah, saya tertawa kecil dan dalam hati berkata, kok, sampai segitu ya…ketakutannya?
Selanjutnya saya ingin bersaksi di sini. Saya pernah alami, pertama kali dalam hidup saya, perihal mendoakan orang yang “katanya” kesurupan roh jahat. Beberapa tahun lalu, di siang hari, datanglah anak laki-laki tertua dari pasutri sahabat saya. Anak muda yang baru saja lulus S1 dari kampus swasta itu menyampaikan pesan dari bapaknya dan juga neneknya. Saya diminta datang ke rumah mereka untuk mendoakan ibu dari anak muda ini yang terbaring tak berdaya di ruang tamu karena kerasukan roh jahat. Saya kaget atas permintaan itu. Apalagi waktu itu badan saya sedikit meriang/kurang fit. Saya bergumul untuk memberi jawaban bersedia atau tidak. Namun akhirnya saya katakan ke anak muda itu: baiklah tunggu Om sebentar ya, Om mau berdoa dulu di kamar dan setelah itu kita berangkat ke rumahmu.
Saat saya berada di atas motor anak muda itu menuju rumahnya; saya bernyanyi-nyanyi lagu rohani juga berdoa. Saya rasakan ada kekuatan ekstra baru juga muncul keberanian yang kuat dalam kebenaran firman Tuhan. Singkat cerita, tibalah kami di rumahnya. Saya melihat ibunya terbaring di bangku kayu panjang di ruang tamu. Mulutnya berkata lirih menahan sakit di perut yang dia rasakan ada “makhluk besar hitam” masuk ke perutnya. Pun ketika saya tanya ke nenek dari anak muda tadi juga menjawab hal yang sama: perut itu ada makhluk yang masuk. Iya, dengan hikmat dari Tuhan segera saya minta semua anggota keluarga berkumpul di ruang tamu itu untuk mengikuti ibadah singkat yang saya pimpin sebelum saya berdoa khusus bagi si ibu yang terbaring tak berdaya itu.
Kami larut dalam puji-pujian bagi Tuhan, dan saya sampaikan firman Tuhan tentang kita sebagai pengikut Yesus Kristus memiliki kuasa istimewa. Sebagai anak-anak terang. Nah, setelah usai ibadah itu, saya masuk ke doa khusus. Saya pegang perut si ibu yang tak berdaya itu sembari berdoa dengan lantang “mengusir” sesuatu yang ada di perutnya itu. Dan tidak berapa lama, tiba-tiba si ibu itu memiringkan kepalanya sehingga mulutnya menghadap lantai; dan keluarlah suara keras memuntahkan sesuatu. Dan setelah itu apa yang terjadi? Si ibu itu kembali menormalkan posisi kepalanya, lalu dia buka matanya, dan tersenyum, dan berkata lirih kepada saya: Sudah keluar dari perut saya (Puji Tuhan!) Selanjutnya si ibu itu berkata bahwa dia lapar, mau makan. Ya wajarlah, berjam-jam dia dalam kondisi tak berdaya dengan perut yang ada “isinya” tadi. Sekali lagi, puji Tuhan.
Nah, apa yang saya hendak tegaskan dan tekankan dalam tulisan ini sesuai dengan judul di atas? Ini dia ada di dalam Efesus 5:8-10 (TB), “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.” Ya, dengan posisi sebagai anak-anak terang ini maka kita semakin tahu bahwa kita punya kuasa istimewa. Kolose 1:13-14 (TB), “Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.”
Marilah kita nikmati dan jalankan posisi kita sebagai anak-anak terang melawan “kegelapan”. Ingat dan peganglah ini: //Yakobus 4:7 (TB), Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!// Lukas 10:19 (TB), Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.// 2 Timotius 1:7, “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban.”// Filipi 2:10 (TB), …supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi. Dan Markus 16:17-18 (TB), “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”// 1 Yohanes 4:4 (TB), “Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.”
* Penulis adalah rohaniwan, akademisi, penyiar senior radio, penulis buku, pencipta lagu rohani, pengamat sosial kemasyarakatan dan anggota pengurus FORKOM NARWASTU.