Drs. Tigor Tampubolon Cendekiawan yang Berupaya agar ada Satu “Rumah Politik” Umat Kristiani

67
Drs. Tigor Tampubolon figur nasionalis dan religius.

Narwastu.id – Lelaki Batak kelahiran Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), 14 Desember 1968 ini adalah figur nasionalis, religius, kritis dan selalu menggaungkan agar umat Kristiani bersuara lewat panggung politik untuk menyampaikan aspirasinya. Karena Indonesia adalah negara berdasarkan Pancasila dan umat Kristen sama kedudukannya dengan warga negara lainnya. Sejak duduk di bangku SMA swasta Aek Nabara, Labuhan Batu, Sumut, Drs. Tigor Tampubolon sudah dikenal aktivis pemberani. Dulu gurunya sampai menegurnya karena ia mengatakan, film “G 30 S/PKI” (yang diwajibkan ditonton oleh seluruh siswa secara massal di bioskop pada saat jam pelajaran sekolah) berunsur hiperbola dan propaganda politik Soeharto, sehingga tidak memberi pencerahan yang objektif berdasarkan fakta sejarah pada penonton.

Tigor yang merupakan lulusan Sastra Batak Fakultas Sastra USU (Universitas Sumatera Utara) Medan memang terinspirasi dari ayahandanya Ardin Tampubolon (almarhum) yang dulu aktivis di Partai Kristen Indonesia (PARKINDO). Anak ke-3 dari 7 bersaudara ini sejak muda sudah gelisah dengan situasi negeri ini, terutama saat berada di era Orde Baru yang sarat KKN (Kolusi, korupsi dan nepotisme) serta memanipulasi sejarah. Selanjutnya, saat Tigor kuliah ia aktif di organisasi kampus. Ia pernah menjadi Wakil Ketua BPM (Badan Perwakilan Mahasiswa) Fakultas Sastra USU Medan. Selain itu, ia bergabung di Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).

Saat kuliah ia merasa terusik ketika salah satu unit kegiatan mahasiswa di kampusnya, yakni Kebaktian Mahasiswa Kristen (KMK) dilarang beribadah di gedung aula kampus oleh Dekan, sehingga sebagai wujud protes mahasiswa, ratusan anggota KMK mengadakan ibadah di halaman kampus. Kala itulah Tigor terdorong untuk membela KMK, sehingga ia mengirim surat ke petinggi kampus dan menyampaikan kegiatan KMK itu untuk meningkatkan kerohanian mahasiswa sebagai bagian dari pembangunan mental dan spiritual sebagai generasi masa depan bangsa.

Surat protes yang disampaikan Tigor ke Dekan ini tembusannya ke rektor dan petinggi negeri di Jakarta. Dekan langsung merespon dan mengizinkan kembali pemakaian fasilitas kampus FS USU untuk melakukan pembinaan kerohanian mahasiswa Kristen. Ayah tiga anak dan suami tercinta Lasmaria Gultom ini merantau ke Jakarta tahun 1995 dengan tujuan melanjutkan studi S-2 sambil bekerja. Tahun 1996 ia kuliah di Fakultas Pascasarjana IKIP Negeri Jakarta. Pria yang gigih dan ulet ini, bersama teman-temannya alumni USU, UI, dan ITB lalu mendirikan usaha bersama tahun 1998 yang ditekuninya hingga sekarang. Dan ia selalu mengandalkan Tuhan di dalam kehidupannya. Dan Tigor merasakan banyak mukjizat Tuhan dalam kehidupannya, karena usaha yang dibangunnya bersama kawan-kawannya justru dimulai ketika perekonomian bangsa ini runtuh akibat krisis ekonomi dan krisis kepercayaan kepada penguasa.

Berbicara tentang dunia mahasiswa, Tigor dulu sering berada di garda terdepan untuk memimpin rekan-rekannya mahasiswa guna menuntut keadilan. Ia bersama mahasiswa Se-Kota Medan pernah menuntut pemerintah supaya menutup Indorayon (pabrik pulp & rayon raksasa) di Porsea, Toba, Sumut, karena merusak kawasan hutan sebagai di daerah tangkapan air di kawasan Danau Toba dan limbahnya mencemari lingkungan. Kehadiran Indorayon (kini namanya: Toba Pulp & Paper) merusak tatanan kehidupan masyarakat di kawasan tersebut.

Tak hanya itu, Tigor pernah trun langsung mengorganisir Pemuda HKBP Sumbagut sebagai garda terdepan menentang pemerintah yang saat itu mengintervensi pengangkatan pejabat Ephorus HKBP oleh Panglima Kodam Bukit Barisan atas permintaan penguasa saat itu. Di parpol Tigor pernah juga dipercaya sebagai Wakil Sekjen DPP Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 45.

Dulu saat kekuasaan Orde Baru masih kokoh, Tigor pun sering mengikuti kegiatan-kegiatan kelompok prodemokrasi yang mengkritisi penguasa. Ia pernah pula aktif bersama sejumlah pimpinan parpol Kristiani di FORKRIS (Forum Komunikasi Politik Umat Kristiani di Indonesia) untuk mengupayakan penyatuan parpol-parpol Kristiani, seperti PDKB, PDS, Parkindo 45, PKDI, dan Partai Kristen Demokrat supaya bersatu menghadapi Pemilu 2014. Namun perjuangan Tigor saat itu bersama Jerry Sirait, Alex Paat (almarhum), Pdt. Shepart Supit dan tokoh Kristen lainnya tak menghasilkan kesepakatan.

Berbicara tentang keaktifannya di Gereja HKBP,  pada 16 April 2000 ia bersama Pdt. Armin Tulus Sihite (almarhum) mendirikan gereja HKBP Filadelfia, Tambun, Bekasi. HKBP Filadelfia menginduk ke HKBP Resort Duren Jaya di bawah pimpinan Pdt. Armin Sihite pada 16 April 2000. Tigor didaulat sebagai pimpinan jemaat (guru huria) HKBP Filadelfia sejak didirikan hingga tahun 2003. Rapat-rapat pembentukan dan pendirian jemaat HKBP Filadelfia dilakukan di rumah Tigor di kawasan Tambun, Bekasi. Bahkan, rumahnya itulah sebagai tempat peribadatan pertama dan pusat administrasi HKBP Filadelfia. Namun dalam perjalanannya, HKBP Filadelfia diteror sekelompok massa intoleran. Bahkan, rumah Tigor sempat digeruduk massa dan diancam dibakar sehingga anak-anak dan istrinya ketakutan.

Tigor hingga kini punya obsesi agar umat Kristiani di Indonesia memiliki rumah politik sendiri agar bisa menyuarakan aspirasi umatNya. “Saya bukan ingin menjadi anggota DPR RI atau agar menjabat di parpol, tetapi saya hanya ingin supaya umat Kristen punya rumah politik sendiri, sehingga kader-kader dari GMKI atau PMKRI bisa masuk ke rumah politiknya sendiri untuk melanjutkan perjuangan. Perjuangan membangun satu parpol Kristiani ini memang berat, tetapi harus wujudkan,” tegas Tigor. Ia mengatakan, saat Reformasi bergulir, Gus Dur mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai rumah politik umat NU. NU mengurusi keumatan dan PKB berjuang di panggung politik. Prof. Amin Rais, tokoh Muhammadiyah juga membentuk Partai Amanat Nasional (PAN).

“Umat Kristiani yang jumlahnya puluhan juta seharusnya memiliki rumah politik sendiri,” ujar mantan Wakil Ketua Panitia Deklarasi Relawan Alumni USU untuk mendukung Jokowi-Amin ini.

Tigor dikenal juga sangat peduli pada pelestarian kebudayaan Batak. Sebagai alumni Sastra Batak, ia selalu melibatkan diri dalam setiap kajian-kajian ilmiah yang bertujuan untuk melestarikan dan memajukan kebudayaan Batak. Pada akhir Oktober 2022 lalu, Tigor bersama pemerhati dan akademisi kebudayaan Batak sudah sukses mengadakan kongres pertama Kebudayaan Batak di Balige, Sumut. Kongres ini diketuai Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S., yang juga alumni Sastra Batak (dulu namanya jurusan Sastra Daerah, Program Studi Sastra Batak Fakultas Sastra USU Medan) yang sekarang menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian USU setelah mengakhiri masa tugasnya sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana USU. Baru baru ini, Prof. Robert Sibarani, M.S. terpilih menjadi 100 peneliti terbaik di dunia bidang sosial budaya. Dalam kongres ini Tigor dipercaya sebagai sekretaris panitia.

Tigor pun dikenal sangat peduli pada kemajuan pendidikan anak-anak yang akan menjadi pemimpin bangsa ini di masa depan. Melalui Kelompok Kerja Maduma (beranggotakan alumni USU), ia dan kawan-kawannya melakukan pembelajaran tambahan khusus persiapan masuk Perguruan Tinggi Negeri secara daring ke seluruh siswa kelas 12 SMA HKBP di SMA HKBP Pematang Siantar, SMA HKBP Tarutung 1, SMA HKBP Tarutung 2, dan SMA HKBP Sibolga yang berada di bawah naungan Badan Penyelenggara HKBP yang dipimpin oleh Ny. Luhut Binsar Panjaitan Ibu Devi Simatupang dan Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S.

Kegiatan ini didukung penuh Ephorus HKBP. Pembelajaran ini dilakukan dengan menggandeng lembaga bimbingan belajar terbaik di Indonesia saat ini sebagai pelaksana, yakni Lembaga Konsultasi dan Bimbingan Belajar Prosus Inten Wilayah Bandung. Prosus Inten adalah lembaga pendidikan luar sekolah yang mendedikasikan diri membimbing siswa SMA di seluruh Indonesia yang bercita-cita melanjutkan kuliah di perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia, seperti UI, ITB, IPB, Unair, ITS, USU, dan PTN lainnya yang bersifat umum maupun kedinasan. Prosus Inten memang mengkhususkan diri dalam bidang ini dan menjadi yang terbaik di Indonesia saat ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here