Narwastu.id – Merayakan ulang tahun sesungguhnya mengingatkan kita atas bertambahnya usia, sekaligus untuk bisa merefleksi dan bersyukur. Sampai di sini Tuhan masih memberi kita kesehatan dan pekerjaan. Itulah ungkapan bernas dari perempuan tangguh, berjiwa pelayan dan wakil rakyat, Artha Berliana Samosir Pakpahan, S.H. saat dijumpai Majalah NARWASTU ketika ia merayakan ulang tahunnya dalam sebuah kesempatan bersama ibu mertuanya, St. Bertha Purba boru Saragih, S.PAK (Mantan anggota DPR-RI) di kawasan Kota Bekasi, Jawa Barat.
Anggota DPRD Sumatera Utara (Sumut) periode 2019-2024 dari PDIP ini tersenyum bahagia saat ditanya kisahnya saat dirinya memilih jadi politisi. “Saya dasarnya suka pelayanan. Kalau ditanya latar belakang jadi politisi, mertua saya pernah anggota DPR RI. Tetapi bukan karena itu, saya terpanggil melayani di tengah masyarakat. Karenanya sejak dulu di hampir setiap pelayanan saya terjun ke masyarakat,” ujar Sintua di Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Hangtuah, Medan, yang sejak September 2022 lalu sudah menyandang gelar Sarjana Hukum ini.
Artha terpilih menjadi anggota DPRD Sumut periode 2019-2024 dari PDI Perjuangan dari daerah pemilihan Sumut satu yang meliputi, Kecamatan Medan Amplas, Kecamatan Medan Area, Kecamatan Medan Belawan, Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan Denai, Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan Labuhan, Kecamatan Medan Marelan, Kecamatan Medan Pejuang, Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Timur. Ia terpilih di urutan kedua dengan perolehan jumlah suara 21.493.
Keterpilihannya tentu penuh perjuangan, dan Artha sangat gigih saat kampanye. Dia sendiri yang mengatur tim untuk bisa mencari dukungan suara. “Saya langsung terjun, dan saya manajernya,” ujar istri tercinta St. Yan Santoso Purba, M.M., yang juga pemuka masyarakat Simalungun dan mantan calon Bupati Simalungun ini. Suaminya mantan Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Binjai. Yan merintis karier di birokrasi sebagai PNS di Kementerian Keuangan RI, dan telah mengabdi di sejumlah wilayah di Indonesia yang juga aktif dalam pelayanan sosial, keagamaan, dan kemasyarakatan. Yan tokoh yang peduli pada masyarakat Simalungun. Artha kini dikenal juga salah satu Penasihat Pemuda Batak Bersatu (PBB) Sumut.
Artha lahir di Dolok Sanggul, Humbang Hasundutan, dan menyelesaikan studi dari SD hingga SMA Negeri 1 Dolok Sanggul, lalu melanjutkan kuliah di bidang kesehatan di Universitas Dharma Agung, Medan. Selesai tugas pengabdian di bidang medis, dia mencari ruang lain untuk melayani, jadi anggota dewan. Beruntung dia terpilih atas dukungan kaum perempuan. Waktu itu, banyak perempuan dari GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun) dan kaum perempuan dari marga-marga mendukungnya. Di GKPS ia pernah dipercaya jadi Ketua Pembangunan Renovasi Konsistori GKPS Hangtuah, Ketua Panitia Pengadaan Rumah Pendeta Resort Menteng Indah, Bendahara Umum Pembangunan GKPS Tangkahan Namorambe Deli Serdang, Ketua Panitia Pengadaan Rumah Resort Kutarih Serge, Ketua Panitia Pembangunan GKPS Sei Semayang Resort Binjai, dan Ketua Panitia GKPS Sinar Gunung Resort Medan Timur dan banyak lagi.
Mengebai quota 30 persen jatah perempuan di ruang politik, salah satu Bendahara DPP Patuha Maujana ini berharap ke depan di Sumut quota 30 persen itu bisa dipenuhi kaum perempuan. Dari 100 anggota DPRD Kota Medan hanya 13 perempuan yang berhasil menduduki kursi, salah satunya Artha. Bicara tantangannya menjadi politisi di Sumut, anggota Komisi C di DPRD Sumut dan anggota Banmus ini menyebut, kaum perempuan belum melek politik, dan belum sepenuhnya sadar akan peran mereka. “Saya ingin perempuan makin maju, punya peran di masyarakat. Sebagai perempuan saya membawa kepentingan masyarakat, kita ingin menampung keluhan masyarakat,” ujar anggota Pansus PAD dari Fraksi PDIP Sumut ini. Meski di usia yang tak muda lagi, Artha tetap sosok energik, pembelajar dan selalu menularkan energi positif pada sesamanya. Dirinya tak pernah berhenti belajar, makanya ia pernah menjadi mahasiswa fakultas hukum di salah satu universitas swasta di Sumut. Baginya, bukan untuk dapat gelar tetapi ilmunya. “Saya menyadari bahwa pengetahuan hukum itu penting dimiliki seorang politisi. Karena kalau kita sebagai politisi, masyarakat bertanya kepada kita, mereka pikir kita ini serba ahli. Jadi kalau kita tak bisa jawab kita pun turun di situ,” ujarnya.
Pdt. Rumanja Purba, M.Si, mantan Ephorus GKPS di sebuah acara ibadah di tengah keluarga St. Bertha Purba Saragih, usai menyampaikan khotbah pernah menyampaikan kesan dan pesannya buat Artha. Menurut pendeta yang tak asing lagi di Sumut dan di PGI ini, “Saya sudah lama mengenal keluarga ini, dan saya selalu berdoa untuk setiap rencana-rencana yang mereka lakukan. Saya gembira dia (Artha Berliana Samosir Pakpahan) dipercaya sebagai anggota legislatif di DPRD Sumatera Utara. Saya kira di tugas baru ini Tuhan akan pakai dia menjadi abdi negara yang baik, sekaligus abdi Tuhan yang terus menyuarakan kedamaian dan menjadi terang dan garam di tengah pelayanannya,” kata Hamba Tuhan kelahiran Pematang Siantar, Sumut, 28 April 1961 ini.
Pdt. Rumanja Purba pun menyampaikan harapannya kepada Artha sebagai sebuah kewajiban baginya untuk dapat melaksanakan amanah. “Tentu amanah itu datang dari Tuhan. Karenanya dia harus menunjukkan dirinya sebagai orang yang betul-betul membela orang-orang yang memilihnya. Jadi konstituennya itu masyarakat harus betul-betul dia perhatikan sesuai dengan undang-undang kita,” pungkas Ephorus Emeritus GKPS itu. Sembari Pdt. Rumanja menyebut, tugas pelayanan mimbar yang masih tetap dilayaninya adalah panggilan. “Jika Tuhan memberi panggilan melayani, Tuhan masih memberi tugas yang mulia pada kita. Sebagaimana ungkapan: Banyak yang terpanggil tetapi sedikit yang terpilih,” ujar Pdt. Rumanja Purba.
Tentu saja berliku-liku dan terjal jalan untuk mencapai keberhasilan, pun demikian yang dialami Artha. Ia dikenal perempuan tangguh yang masih giat melayani di gereja. Periode sebelumnya ia pun sudah pernah mencalonkan diri menjadi anggota dewan, tetapi saat itu belum terpilih. Puji Tuhan, di periode 2019-2024 ia terpilih. Makanya, Artha tak lupa menyerahkan seluruh perjuangannya kepada bimbingan Tuhan, juga tak lupa meminta doa terutama kepada orangtua dan keluarga sebagai salah satu kunci keberhasilannya. Artha pun tak pernah lupa mensyukuri berkatNya dengan terus menghidupi panggilan pelayanan di tengah masyarakat Sumut.