Narwastu.id – Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) merayakan HUT-nya ke-73 dengan menggelar ibadah syukur di GKY Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Minggu, 28 Mei 2023 lalu. Ibadah syukur berlangsung hikmat dan semarak dengan melibatkan Paduan Gloria Dei Cantores (GKY), STT IKAT Jakarta, Kroncong Yudha & Friends (GKJ dan GKP) Paduan Suara Anak HKI Pulomas, PS Gita Bhakti (GPIB), serta Grup Kolintang Mattea GPIB Paulus.
Pada kesempatan itu, Pdt. Dr. Freddy Lay dalam khotbahnya mengingatkan gereja-gereja tentang pentingnya konsolidasi, koordinasi, dan kolaborasi dalam menghadapi tantangan yang begitu kompleks, baik yang dialami bangsa, tetapi juga gereja.
“Tiga hal ini penting dilakukan. Dengan kesatuan mengingatkan kita yang telah diberikan talenta dan kelebihan masing-masing, disatukan dalam kolaborasi, untuk satu misi yang sama, yaitu mewujutkan kasih Kristus dalam menggerakkan dunia menuju rekonsiliasi dan persatuan,” tukasnya.
Selain MPH, MP, BPP PGI, serta staf dan karyawan, dalam acara tersebut hadir pula perwakilan PGI Wilayah, pimpinan sinode gereja, lembaga mitra, pensiunan PGI, sahabat lintas iman PGI, Wamen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela H. Tanusoedibjo, Wamen ATR/BPN Raja Juli Antoni, Hakim MK-RI Dr. Daniel Yusmic Pancataski Foek, dan Dirjen Bimas Kristen Kemenag RI Dr. Jeane Marie Tulung S.Th., M.Pd.
Sekretaris Umum PGI, Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty dalam sambutannya mengatakan, PGI memaknai perjalanan 73 tahunnya sebagai ziarah iman untuk menjalankan misi Allah, menjadi berkat bagi bangsa Indonesia dengan cara turut memikul tanggung jawab dan berpartisipasi secara positif, kritis, dan realistis, dengan tetap berpengharapan demi transformasi menuju masyarakat berkeadaban. Lebih jauh dijelaskan, semangat Pentakosta memberi arah yang sangat universal bagi gereja-gereja di Indonesia untuk mengalir keluar kepada semua makhluk dan lingkungan yang mendiami Indonesia sebagai Oikos, rumah bersama tempat kita berdiam bersama Allah.
Impreatif etisnya jelas dan tegas, gereja-gereja di Indonesia tidak terpanggil dan diutus keluar untuk dirinya sendiri. “Spirit Pentakosta mengingatkan gereja-gereja untuk tidak membangun ghetto sempit kekristenan yang hanya peduli pada hak-haknya, mencari selamat untuk dirinya sendiri, dan mengangkangi keselamatan sebagai milik ekslusif kekristenan,” katanya.
Dalam sambutannya, Sekretaris Umum PGI juga menegaskan, perayaan HUT ke-73 PGI saat ini diselenggarakan dalam suasana kebangsaan yang semakin hingar bingar menjelang berlangsungnya pesta demokrasi pada tahun depan. Dalam situasi ini, gereja tentunya bukanlah entitas yang tuna politik. Peran dan panggilan politik PGI telah sejak lama dirumuskan.
“PGI telah menegaskan bahwa gereja-gereja di Indonesia tidak terlibat dalam politik kekuasaan dan menolak agama diperalat dalam percaturan kekuasaan untuk kepentingan sesaat dari satu golongan politik,” ujar Pdt. Jacky, panggilan akrabnya. Dalam tahun politik yang semakin gaduh ini, tambahnya, PGI mengajak gereja-gereja untuk bersama-sama merumuskan sikap politik dan kebangsaan yang turut memberikan arahan etis bagi tegaknya demokrasi yang substansial demi terciptanya kebaikan bagi semua anak bangsa. Pada kesempatan ini PGI mengingatkan warga gereja yang bergiat dalam politik kekuasaan untuk berpolitik dengan santun dan beradab, menghindari cara-cara kotor berpolitik, dan bertekad menyeimbangkan kekuasaan, keadilan, dan kasih, dalam setiap langgam politiknya. KJ