Ajak Umat agar Semakin Dekat Dengan Tuhan

51
Pdt. Risto E. Andaki, S.Th, hamba Tuhan yang tangguh, religius dan nasionalis dari GPIB Jemaat Harapan Indah, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Narwastu.id – Tiga hari setelah Yesus mati dan bangkit biasa dirayakan sebagai Hari Paskah. Sebelum menuju puncak perayaan tersebut, ada umat Kristiani yang menjalani masa pra-Paskah seperti berpuasa, serta beribadah dan memanjatkan doa seperti yang dilakukan jemaat GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) Harapan Indah, Kota Bekasi, Jawa Barat. Kendati masih diliputi oleh kondisi pandemi Covid-19, namun tidak menjadikan hal itu sebagai alasan untuk tidak merayakannya. Pdt. Risto E. Andaki, S.Th yang memimpin GPIB Harapan Indah mengatakan, sebenarnya situasi seperti sekarang justru ingin mengajak kita untuk hidup lebih dekat lagi dengan Tuhan. Terutama di masa sekarang ini setiap kita diperhadapkan dengan Covid-19, dan entah sampai kapan akan berakhir. “Jadi manusia tidak berdaya sama sekali ketika berhadapan dengan situasi yang mengancam jiwanya dan membuat kehidupan yang kacau balau. Oleh sebab itu, bergantung sepenuhnya kepadaNya adalah tindakan yang paling tepat,” tegas Hamba Tuhan yang tangguh, religius dan nasionalis ini.

Kebangkitan Kristus yang Membawa Kemenangan adalah tema Paskah GPIB Harapan Indah, Kota Bekasi, yang juga akan merayakan secara virtual dan onsite dengan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat. Namun, sebelumnya diadakan pula perjamuan kudus saat merayakan kematian Yesus atau dikenal sebagai Jumat Agung. Dalam momen tersebut umat diajak untuk merenung tentang pengorbanan Yesus yang merelakan diriNya disalib, sebagai bukti cinta kasihNya kepada manusia. Bicara tentang cinta kasih, pendeta yang pernah melayani di GPIB Gideon Kota Depok, Jawa Barat, ini juga menyoroti tentang perang yang tengah terjadi antara Rusia dan Ukrania. Menurutnya, hendaknya umat Kristiani turut mendoakan para pemimpin negara yang tengah bertikai agar diberikan hikmat oleh Tuhan, agar perang segera usai dan tercipta sebuah perdamaian bagi masyarakat kedua negara pada khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya.

“Sesungguhnya perang bukanlah solusi yang tepat dari sebuah permasalahan, karena pengingkaran atas rasa kemanusiaan. Kita berdoa semoga perang tersebut segera usai,” katanya semangat.

Dalam situasi pandemi seperti saat ini, setiap kita sangat terbantu oleh teknologi. Tentang kehebatan teknologi tersebut tidak bisa kita hindari. Di sisi lain, teknologi juga dapat menjadi sebuah ancaman bagi para generasi selanjutnya. Tentu hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab orang tua, melainkan juga gereja. “Tantangan kita (gereja) mengarahkan mereka bahwa teknologi hanyalah sebuah alat untuk mencapai tujuan. Kita harus memberdayakan teknologi dengan bijaksana dan untuk kebaikan. Misalnya, melalui teknologi kita bisa menceritakan tentang kebaikan-kebaikan Tuhan melalui kesaksian, pewartaan Injil sampai ke tempat-tempat daerah terpencil. Terlebih lagi seperti saat ini ibadah tetap bisa dilakukan secara virtual,” tukasnya.

Dalam situasi yang tidak menentu seperti sekarang ini, ditambah lagi dunia bertambah tidak aman, karena adanya perang yang sedang terjadi dan ancaman-ancaman lainnya, Pdt. Risto Andaki berharap agar setiap kita tetap berharap akan kuasa dan pertolongan Tuhan saja. “Kalau kita melihat ke depan dan ke belakang suram, maka pandanglah ke atas kepada Tuhan. Dia adalah sumber pengharapan, sehingga hidup dan masa depan kita penuh damai sejahtera dan sukacita,” ujarnya menutup wawancaranya dengan Betty Bahagianty dari Majalah NARWASTU yang punya motto “Menyuarakan Kabar Baik” ini. BTY

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here