Pdt. DR. Sarah Fifi, M.PSi Masuk Dalam “20 Tokoh Kristiani 2008 Pilihan NARWASTU”

247
Pdt. DR. Sarah Fifi, M.Psi. Dijamah Tuhan.

Narwastu.id – Majalah ini pada akhir 2007 lalu, telah menampilkan “20 Tokoh Pejuang Kristiani 2007 versi NARWASTU”. Waktu itu, sosok yang kami tampilkan, ada yang berlatar belakang gembala sidang, tokoh lintas agama, pengacara, pejuang HAM, pemimpin sinode, aktivis ormas, aktivis LSM dan politisi. Ada pun 20 tokoh yang sudah diseleksi redaksi NARWASTU dari 112 nama yang terjaring secara ketat pada akhir 2007 lalu, yaitu Prof. Frans Magnis Suseno (Budayawan), Asmara Nababan, S.H. (Pejuang HAM), Gregorius Seto Harianto (Politisi) dan Dr. H.P. Panggabean, M.S. (Mantan Hakim Agung RI).

Selain itu, Kardinal Julius Darmaatmadja (Tokoh KWI), Dr. George J. Aditjondro (Akademisi), Prof. J.E. Sahetapy, S.H., M.A. (Ketua Komisi Hukum Nasional), Constant M. Ponggawa, S.H., L.LM (Politisi), Dr. John N. Palinggi (Tokoh Lintas Agama), Pdt. DR. Nus Reimas (Tokoh lintas agama), Ester Jusuf Indahyani, S.H. (Aktivis LSM), Hermawi F. Taslim, S.H. (Ketua Umum Forkoma Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia/PMKRI) dan Nikson Gans Lalu, S.H., M.H. (Tokoh Pemuda).

Juga Pdt. Dr. Ruyandi Hutasoit (Politisi), M.L. Denny Tewu, S.E., M.M. (Politisi),  T.P. Jose Silitonga, S.H. (Pengacara), Paskalis Pieter, S.H. (Pejuang HAM), Prof. Yohanes Surya (Akademisi), Drs. Sahrianta Tarigan (Politisi) dan Youke K. Singal, M.Th (Pembimas Kristen Kanwil Banten). Saat itu, kriteria yang kami gunakan untuk memilih mereka, pertama, ia mesti populer dalam arti yang positif. Kedua, ia mesti peduli pada kebersamaan di tengah gereja, peduli pada penegakan keadilan, kebenaran dan HAM di tengah masyarakat, serta aktif dalam menjalin kerukunan umat beragama.

Kembali pada akhir 2008 ini kami tampilkan “20 Tokoh Kristiani Pembuat Berita Sepanjang 2008 versi NARWASTU”. Sama seperti tahun lalu, kriteria yang kami patok untuk memilih para tokoh ini, ia mesti kerap menjadi perbincangan dan membuat berita (news maker) sepanjang tahun 2008. Apakah itu dengan gagasannya yang orisinil, inovatif, kreatif atau kontroversial. Atau, karena perjuangannya di tengah gereja dan masyarakat.

Ketika kami memilih tokoh-tokoh yang tampil ini, perlu dicatat kami pun meminta pendapat ke sejumlah rekan-rekan jurnalis, pemimpin gereja, tokoh Kristen dan politisi tentang jejak para pejuang yang ditampilkan ini. Sekadar tahu, untuk memposisikan mereka sebagai “Tokoh Kristiani Pembuat Berita Sepanjang 2008” tidaklah gampang. Pasalnya, kiprah mereka mesti kami ikuti lewat media massa, baik media Kristiani maupun media nasional. Di samping itu, yang tak kalah pentingnya track record-nya kami cermati.

Sebagai pembaca, boleh saja Anda menilai bahwa pemilihan para tokoh ini amat subjektif, tapi percayalah, kami sudah berupaya objektif. Dan amat manusiawi kalau tokoh-tokoh yang kami angkat pada nomor kali ini bukanlah manusia suci, dan bukan pula mereka malaikat. Nah, para tokoh yang kami pilih itu adalah, Jeirry Sumampouw (Koordinator Nasional JPPR), Pdt. DR. WTP Simarmata, M.A. (Mantan Sekjen HKBP), Gregorius Seto Harianto (Politisi Kristiani), Constant M. Ponggawa (Anggota DPR-RI), Cornelius D. Ronowidjojo (Ketua Umum DPP PIKI), Dr. John N. Palinggi (Tokoh lintas agama), Hendrik Pattinama (Pejuang Gereja) dan Pdt. Shepard Supit (Ketua Gereja Rakyat).

Juga Pdt. Anna Nenoharan (Ketua Sinode Gekindo), Pdt. DR. Sarah Fifi, M.P.Si (Pemimpin Renungan Harian Pijar), Stefanus Roy Rening, S.H., M.H. (Ketua Umum DPP PKDI), M.L. Denny Tewu (Wakil Ketua Umum DPP PDS), dan Dr. Victor Silaen (Dosen UKI, Jakarta).

NARWASTU Edisi Khusus Desember 2008-Januari 2009 ini menampilkan profil singkat para tokoh pejuang ini sebagai bentuk apresiasi kami atas kiprah mereka selama ini di tengah gereja, masyarakat dan bangsa. Sekali lagi, kami tegaskan mereka bukanlah orang suci, tetap manusia biasa yang punya kelemahan. “Tapi, dari figur mereka ada nilai-nilai juang yang patut kita contoh,” ujar salah satu Penasihat NARWASTU, Bonar Simangunsong, yang setiap tahun selalu ikut memberi penilaian untuk para tokoh-tokoh yang kami tampilkan.

21 Tokoh Kristiani Pilihan Majalah NARWASTU saat menerima penghargaan di Graha Bethel, Jakarta Pusat. Pemberian penghargaan seperti ini sudah dimulai sejak 2007 lalu di Gedung LPMI, Jakarta Pusat.

Kita semua berharap, kiranya melalui sajian kali ini akan muncul lagi tokoh-tokoh Kristiani pembuat berita di Indonesia setelah melihat sisi positif atau nilai-nilai juang dari para figur yang tampil di nomor kali ini. Selamat menyimak.

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos saat diwawancarai wartawan TV, online dan media cetak di Jakarta pada awal Januari 2019 seusai memberi penghargaan pada “21 Tokoh Kristiani 2018.”

Pelayan yang Peduli Pada Orang-orang Kecil

Tak ada yang tak mungkin bagi Tuhan. Kalau Dia berkehendak, yang tak mungkin bagi manusia, bisa menjadi sesuatu yang nyata. Itulah yang dialami oleh Pdt. DR. Sarah Fifi, M.PSi, yang sudah sering mengalami mujizat dari Tuhan. Dia pernah divonis dokter tak akan bisa berumur panjang, karena ada kista ganas di dalam ginjalnya. Tapi, berkat doa-doa yang dipanjatkannya, Tuhan memberinya kesehatan sampai sekarang.

“Karena mujizat itu, dokter yang terkenal, Profesor Sidabutar (alm.) dari Rumah Sakit Cikini, Jakarta, sampai bilang, ‘Tuhan sudah mengganti ginjal ibu dengan yang baru.’ Puji Tuhan, padahal saya sudah divonis hanya bisa hidup selama dua tahun lagi sejak ada kista tersebut,” ujar Pdt. Sarah, kelahiran Jakarta, 10 Juni 1957.

Sarah yang juga Ketua Yayasan Apostel Bagi Bangsa, pernah juga mengalami masalah ekonomi yang cukup berat. Karena tak mampu mencicil utangnya ke bank, pihak bank sempat mau menyita rumahnya. “Puji Tuhan, dengan caraNya yang ajaib Tuhan mengirimkan seorang anakNya kepada saya untuk memberi bantuan ratusan juta rupiah. Akhirnya, rumah kami tak jadi disita oleh pihak bank. Anak Tuhan yang tak mau ditulis namanya tersebut, saat itu bilang pada saya, ‘Saya merasa digerakkan Tuhan untuk membantu ibu.’ Lalu, saya diminta datang ke rumahnya untuk mengambil uangnya. Sehingga masalah kita bisa teratasi. Saya merasa bahwa dia itu ‘bendahara surgawi’ yang dikirim Tuhan untuk menolong saya,” ujar Gembala Sidang Gereja Kristen Getsemani, yang tak pernah bercita-cita jadi pendeta ini dengan mata berkaca-kaca.

Yayasan Apostel Bangun Bangsa, yang juga penerbit renungan harian untuk kaum profesional, Pijar, katanya, juga telah mengalami banyak mujizat dari Tuhan. “Ada saja orang yang dikirim Tuhan untuk membantu pelayanan kami. Bahkan, saya bisa mencicil utang di bank. Pernah juga kami melayani ribuan narapidana di sejumlah penjara. Kami membutuhkan obat-obatan dan makanan. Kala itu, sudah ada yang mau membantu Rp 150 juta, tapi entah kenapa, bantuannya tak jadi disalurkan. Karena kami selalu menyerahkan kegiatan ini pada Tuhan, ada orang yang membawa obat-obatan satu truk, dan makanan pun dibantu. Bayangkan, Tuhan bisa memakai orang lain untuk membantu hamba-hambaNya. Jadi saya percaya ada ‘bendahara surgawi’ yang bisa dipakai Tuhan guna membantu penginjilanNya,” katanya.

Ibunda dua anak, Angel Damayanti dan Christofer Arfandi, serta nenek dua cucu ini, layak disebut “Pendeta Serba Bisa”. Bayangkan, kini ia memimpin penerbitan Pijar, dosen, gembala sidang, konselor, aktifis ormas Kristen, pengurus partai politik dan pekerja sosial. Ketika terjadi bencana alam hebat di Yogyakarta dan Mentawai, ia pun mau berlelah dan berpeluh untuk membawa bantuan kemanusiaan ke sana. Selain memberi penguatan dan berdoa untuk korban bencana alam itu, ia pun memberi bantuan makanan, pakaian layak pakai, obat-obatan dan tenda-tenda.

Selain itu, Pdt. Sarah Fifi sering mendatangi penjara-penjara atau lembaga pemasyarakatan (LP) serta kawasan-kawasan kumuh. Tujuannya apalagi kalau bukan melayani dan memberi bantuan. “Saya melihat bangsa ini makin lama semakin terpuruk. Warga gereja harus bisa menjadi terang dan garam. Kita tak cukup hanya berbicara, tapi harus berbuat. Berbuat artinya, memberi sesuatu yang bermanfaat bagi saudara-saudara kita yang berada di penjara. Termasuk menyapa mereka yang berada di kawasan kumuh, seperti gelandangan. Kalau kami membuat pengobatan gratis di tengah masyarakat, itu semata-mata karena kasih Tuhan,” ujarnya.

Pdt. Sarah Fifi yang juga Ketua Departemen Teologi di DPP Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) mengaku diberkati Tuhan luar biasa. Soalnya, ia merasa bisa berbuat sesuatu untuk kaum miskin, orang yang berada di penjara, yang hina dan yang berbeban berat. Ia menekuni S1-nya di STT Apostolik dan S2 Ilmu Psikologi di Universitas Persada Indonesia, Jakarta. Kini ia sudah full time bekerja di ladang Tuhan.

“Obsesi saya dalam hidup ini hanya ingin memberitakan Injil pada banyak orang. Karena perintah Yesus pada kita adalah menyampaikan Injil pada dunia. Saya melayani kaum gelandangan, narapidana dan mendoakan orang-orang sakit dan orang bermasalah, itu karena panggilan. Saya pun punya tim doa, pukul lima pagi kita berdoa untuk gereja dan bangsa. Orang-orang yang meminta dukungan doa lewat SMS dan telepon pun kita layani. Kita harus menjadi pelaku firman Tuhan,” ujar Sarah yang dulunya cukup sukses sebagai profesional.

Wanita yang masih tampak cantik dan energik ini, mengaku, ia meninggalkan kariernya yang cukup cemerlang, karena dulu ia merasa batinnya kosong. “Sekarang setelah melayani, saya merasa sangat bersukacita. Kalau di dalam Tuhan, kita tak mudah marah. Kita pun berdoa tiap pagi, sehingga wajah kita tetap cerah dan mudah senyum,” ujar dosen di STT IKAT, Jakarta ini. KJ

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here