Esra Manurung Maleakhi Termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2017 Pilihan NARWASTU”

266
Esra Manurung. Sikap optimis itu sikap iman.

Narwastu.id – Salah satu tokoh hukum di negeri ini, yang juga advokat/pengacara senior, Said Damanik, S.H., M.H. di sebuah kesempatan mengatakan, sadar atau tak sadar tokoh-tokoh yang diangkat Majalah NARWASTU telah membuka mata publik bahwa mereka berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang. “Kita mesti bersyukur, karena media seperti NARWASTU konsisten memilih tokoh-tokoh Kristiani setiap tahun, lalu diberi penghargaan. Kalau tak diangkat NARWASTU, rasanya tak banyak orang yang tahu apa karya mereka,” ujar mantan Plt. Sekjen DPN PERADI (Perhimpunan Advokat Indonesia) dan kini Sekretaris Dewan Kehormatan PERADI serta pejuang HAM yang termasuk dalam “20 Tokoh Kristiani 2009 Pilihan NARWASTU” itu.

Senada dengan itu, advokat dan aktivis HAM yang juga Ketua III PGLII, Y. Deddy A. Madong, S.H., M.A. berpendapat, media Kristen seperti NARWASTU sesungguhnya punya peran amat penting di dalam mengorbitkan calon pemimpin. Pemikiran-pemikiran mereka dan karya nyata mereka diangkat di media, sehingga banyak orang tahu. Kita lihat Ahok, sebelum jadi pemimpin fenomenal dan tokoh antikorupsi sudah dimunculkan NARWASTU. Jadi media Kristen seperti NARWASTU ikut andil dan berdoa untuk melahirkan pemimpin. Dan pemimpin yang punya visi dan misi untuk mencerdaskan bangsa ini mesti terus diangkat NARWASTU,” ujar Deddy Madong yang termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2011 Pilihan NARWASTU.”

Wakil Ketua Badan Hukum DPP Partai NasDem, Hermawi Taslim, S.H. juga menerangkan, pemilihan tokoh-tokoh Kristiani setiap akhir tahun oleh NARWASTU sesungguhnya langkah berani dan inovatif. Karena, kata salah satu Ketua DPN PERADI ini, tokoh-tokoh yang dihimpun NARWASTU berasal dari berbagai latar belakang gereja, politik dan suku. Dan kemudian mereka bisa berkumpul, dan punya sebuah wadah, yakni Forum Komunikasi (FORKOM) Tokoh-tokoh Kristiani Pilihan NARWASTU (FORKOM NARWASTU). “Tak banyak organisasi atau media yang bisa melakukan ini. Kita bisa dikumpulkan NARWASTU, itu luar biasa. Dengan berdiskusi, kita bisa bicara tentang persoalan masyarakat dan bangsa ini,” ujar Ketua Presidium FORKOMA PMKRI ini.

Nah, seperti para tokoh pilihan tahun lalu, di akhir tahun 2017 ini kembali kami pilih “21 Tokoh Kristiani 2017 Pilihan NARWASTU.” Mereka kami nilai sosok pelayan yang mampu menginspirasi dan mampu memotivasi sesuai dengan profesi atau pelayanannya. Misalnya, ada yang aktif di organisasi gerejawi, sosial, politik, hukum, HAM, kepala daerah, aktif di bidang kemasyarakatan, ekonomi, budaya dan pendidikan, dan itu cukup menarik dicermati dan direkam. Dari situlah kami lihat sepanjang tahun 2017 ini ada muncul sejumlah figur pejuang (Baca: tokoh) yang bersentuhan dengan berbagai peristiwa menarik di tengah gereja, masyarakat dan bangsa ini.

Dan seperti tahun-tahun lalu, pada akhir 2017 ini, NARWASTU yang kita cintai ini menampilkan kembali 21 tokoh Kristiani “pembuat berita” (news maker).  Dan ada tiga kriteria dari tim redaksi NARWASTU untuk memilih seseorang agar disebut tokoh pembuat berita. Pertama, si tokoh mesti populer dalam arti positif di bidangnya. Kedua, si tokoh mesti peduli pada persoalan gereja, masyarakat dan nasionalis (Pancasilais). Ketiga, si tokoh kerap jadi perbincangan dan muncul di media massa (terutama di NARWASTU), baik karena pemikiran-pemikirannya yang inovatif, aktivitas atau ide-idenya kontroversial. Si tokoh pun jadi figur inspirator dan motivator di tengah jemaat atau masyarakat.

Bagi tim NARWASTU, tak mudah untuk memilih seseorang agar jadi “tokoh Kristiani.” Lantaran kiprahnya harus kami ikuti pula lewat media massa, khususnya media Kristen, termasuk mencermati track record-nya. Pada akhir 2017 ini, kami pilih lagi “21 Tokoh Kristiani 2017.” Seperti tahun lalu, ada berlatarbelakang advokat, politisi, jenderal, tokoh lintas agama, pengusaha, aktivis HAM, pemimpin gereja, aktivis gereja, jurnalis, pimpinan ormas, dan aktivis LSM.

Dari hasil seleksi tim NARWASTU sejak awal September 2017 lalu, dari 100-an nama yang terkumpul, berikut kami tampilkan 21 tokoh, yakni: (1) Prof. Thomas Pentury, M.Si (2) Drs. Steven Kandouw, (3) Dr. Ayub Titu Eky, (4) dr. Gilbert Simanjuntak, (5) Dennis Firmansjah, (6) Piter Siringoringo, S.H., (7) Pdt. Dr. Robinson Butarbutar, (8) Laksma TNI (Purn.) Paruntungan Girsang, M.Sc, (9) Dr. dr. Ampera Mattipanna, (10) Pdt. Osil Totongan, S.Th, M.Min, (11) Pdt. R.T. Lukas Kacaribu, S.Sos, M.M., S.H., M.H., (12) Pdt. M. Tomana, M.Th, (13) Pdt. Gunawan Iskandar, S.E., M.M., (14) Jemmy Mongan, (15) Pdt. William Wairata, (16) Ir. Fajar Seto Hardono, M.M., (17) Esra Manurung, (18) dr. Aris Tambing, MARS, (19) Heben Heser Ginting, S.E., AM.d, (20) Pdt. Halomoan Simanjuntak, S.Th dan (21) Jefri Kadang.

Kepada Bapak/Ibu dan saudara yang terpilih masuk dalam 21 tokoh Kristiani tahun ini, kami sampaikan, inilah hadiah Natal terindah atau apresiasi dari Majalah NARWASTU sebagai insan media kepada Bapak/Ibu dan saudara. Bapak/Ibu dan saudara selama ini kami nilai pula telah ikut membentuk karakter bangsa ini, selain bisa menginspirasi dan memotivasi banyak orang. Akhirnya, kami ucapkan: Selamat Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, kiranya Tuhan Yesus Yang Maha Rahmat senantiasa memberkati kita sekalian, amin. Syalom.

Perempuan Tangguh dan Pembina Maharani Muda   

Wanita Batak berusia 49 tahun ini boleh disebut wanita tangguh, beriman teguh dan sukses. Ia merupakan seorang profesional di perusahaan asuransi bertaraf internasional. Dan ia termasuk penasihat di bidang keuangan yang tak bisa dipandang sebelah mata, karena ia pernah diundang berbicara tentang keuangan di berbagai perusahaan di luar negeri, seperti Amerika Serikat (AS), Malaysia, Thailand, dan Singapura.

Selama satu dekade terakhir ia pernah menekuni seni menjual dan belajar dari yang terbaik di dunia Million Dolar Round Table. Dalam suatu kesempatan ketika berkunjung ke kantor NARWASTU, dan diterima Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Majalah NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos, Esra Manurung Maleakhi yang merupakan ibunda dari empat anak, dan istri tercinta Ivan Maleakhi, banyak berbicara tentang perjalanan  hidupnya. Dan siapa sangka Esra yang dikenal Kristen yang taat dan sudah mengunjungi lebih dari 50 negara di dunia, berasal dari keluarga miskin, dan ayahandanya pernah meninggalkan mereka.

Meski demikian kepahitan hidup tersebut justru membentuknya menjadi seorang perempuan tangguh dan punya semangat untuk terus belajar guna membekali diri dalam meraih masa depannya. “Dulu kami sangat miskin, makan saja susah, dan kami berlima anak-anak dari orangtua kami hidup prihatin,” kenang Esra yang merupakan putri sulung Ruminta boru Nainggolan dan Lasman Manurung, keduanya sudah dipanggil Tuhan ke sisiNya. “Kalau kami makan, ikan seekor itu dibagi untuk lima orang. Dan ibu saya meninggal pada umur 39 tahun saat mau melahirkan anak kembar pada tahun 1990 lalu,” ujarnya.

Menurutnya, ia sempat protes kepada Tuhan. “Kenapa saya mesti lahir di daerah yang sumpek dan sempit, di kawasan Semper, Tanjung Priuk. Kenapa saya tidak lahir di London. Mama saya seorang ibu yang sangat taat berdoa, namun hidupnya tetap miskin, lalu di manakah Tuhan Yang Maha Kasih itu. Kendati demikian sekarang baru saya menyadari bahwa doa-doa dari mama kami itu semua didengar Tuhan setelah kami besar dan setelah beliau dipanggil Tuhan,” ujar Esra tentang ibundanya yang dulu giat beribadah di Gereja Bethel Indonesia (GBI).

Ditambahkan Esra, dulu saat mereka hidup miskin di kawasan Semper, kalau hujan turun, maka akan terjadi banjir. Dan tak ada toilet, yang ada empang. Sedangkan ayahandanya yang berprofesi sopir angkot bekerja keras menghidupi kelima anaknya. “Dulu kalau bapak saya marah, anak-anaknya akan dipukuli. Setelah dipukul bukan dipeluk agar anaknya terhibur. Namun bapak sangat mencintai mama, makanya setelah mama kami meninggal bapak seperti stres, apalagi ada anak lima orang yang mesti dihidupi,” paparnya.

Para tokoh Kristiani pilihan Majalah NARWASTU yang religius, inspiratif dan Pancasilais.

Makanya Esra mengenang ibundanya itu seorang pendoa syafaat yang luar biasa, karena satu persatu nama anak-anaknya selalu didoakan. Didoakan mulai dari masa depannya, pekerjaannya dan jodohnya. Dan luar biasa, doa-doa ibundanya sekarang dijawab Tuhan. Ketika bercerita tentang pengalaman hidupnya yang luar biasa di kantor Majalah NARWASTU dalam sebuah kesempatan, Esra yang juga penulis buku best seller berjudul Selling With Attitude, didampingi Imanuel Ebenhaezer Lubis, aktivis muda yang peduli pada persoalan gereja dan masyarakat serta Ketua Lembaga Pemberdayaan Generasi Penerus (LPGP). Esra juga sudah menulis buku terbarunya, Perempuan di Rumah Bercahaya Emas (2020).

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos di sebuah acara pemberian penghargaan kepada tokoh Kristiani pilihan Majalah NARWASTU.

Dijelaskan Esra yang juga motivator, ketika ia dulu hampir putus asa dan pernah nyaris bunuh diri karena penderitaan hidup, ia dihibur Tuhan lewat Kitab Mazmur 27:10, bahwa Tuhan tak akan meninggalkannya sekalipun orangtuanya tak ada. “Jadi saya bertemu Tuhan dari pembacaan Alkitab. Kata-kata dalam Alkitab itu sangat tepat dengan apa yang saya alami. Sejak saya rajin membaca Alkitab dan tekun beribadah, saya diberi Tuhan hati yang baru agar bisa mengampuni. Kita bisa mengampuni kalau ada kasih Tuhan di dalam hati kita,” papar pendiri dan Pembina Maharani Muda, komunitas anak muda yang peduli pada sesama itu.

Ketika berbicara iman, Esra berpendapat, kita mesti melangkah dulu, maka Tuhan yang akan memampukan kita di perjalanan. “Sehingga perlu ada keberanian. Sekarang setiap saya membaca Alkitab, saya selalu merasa ada suara Tuhan yang terdengar. Setiap saya ada pergumulan, lalu saya baca Alkitab, pasti ada saya rasakan suara Tuhan yang meneguhkan iman saya. Kunci kemenangan bagi orang Kristen adalah, sembah Tuhan dengan tekun dan dengar suaraNya lewat membaca Alkitab. Percayalah, semakin banyak kita membaca Alkitab, maka kita akan semakin pintar,” ujarnya.

Esra menerangkan, kalau kita sudah ada di dalam Tuhan, maka kita akan diubahkanNya. “Di dalam iman kepada Yesus, tak ada pertanyaan, tapi yang ada pernyataan. Perkataan atau doa kita itu akan menggerakkan Tuhan. Kekayaan seseorang itu jangan dilihat dari hartanya, tapi lihat dari kata-katanya yang mengubahkan,” paparnya. Esra menuturkan, sikap optimis itu pun sikap iman. Ia mengatakan, orang Kristen harus tekun berdoa untuk bangsa dan negara ini. Dan orang Kristen harus menjadi berkat di tengah Indonesia.

Sebelum Tuhan datang, Esra punya obsesi, ia akan terus melakukan yang terbaik untuk memuliakan namaNya. “Saya kelak ingin berdiri di depan Tuhan kalau Dia datang. Sepanjang hidup ini carilah terus Tuhan, maka tak usah khawatir Dia akan terus memberikan berkatNya atau apapun yang kita butuhkan,” cetusnya. Dia menambahkan, orang yang selalu mencari Tuhan pasti dipenuhi Roh Kudus. Orang yang dikuasai Roh Kudus akan selalu optimis dan selalu menceritakan pengalamannya bersama Tuhan. Roh Kudus kalau berkarya, imbuhnya, bisa kita lihat dari karakter atau buah-buah karya seseorang. HF

Salah satu tokoh hukum di negeri ini, yang juga advokat/pengacara senior, Said Damanik, S.H., M.H. di sebuah kesempatan mengatakan, sadar atau tak sadar tokoh-tokoh yang diangkat Majalah NARWASTU telah membuka mata publik bahwa mereka berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang. “Kita mesti bersyukur, karena media seperti NARWASTU konsisten memilih tokoh-tokoh Kristiani setiap tahun, lalu diberi penghargaan. Kalau tak diangkat NARWASTU, rasanya tak banyak orang yang tahu apa karya mereka,” ujar mantan Plt. Sekjen DPN PERADI (Perhimpunan Advokat Indonesia) dan kini Sekretaris Dewan Kehormatan PERADI serta pejuang HAM yang termasuk dalam “20 Tokoh Kristiani 2009 Pilihan NARWASTU” itu.

Senada dengan itu, advokat dan aktivis HAM yang juga Ketua III PGLII, Y. Deddy A. Madong, S.H., M.A. berpendapat, media Kristen seperti NARWASTU sesungguhnya punya peran amat penting di dalam mengorbitkan calon pemimpin. Pemikiran-pemikiran mereka dan karya nyata mereka diangkat di media, sehingga banyak orang tahu. Kita lihat Ahok, sebelum jadi pemimpin fenomenal dan tokoh antikorupsi sudah dimunculkan NARWASTU. Jadi media Kristen seperti NARWASTU ikut andil dan berdoa untuk melahirkan pemimpin. Dan pemimpin yang punya visi dan misi untuk mencerdaskan bangsa ini mesti terus diangkat NARWASTU,” ujar Deddy Madong yang termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2011 Pilihan NARWASTU.”

Wakil Ketua Badan Hukum DPP Partai NasDem, Hermawi Taslim, S.H. juga menerangkan, pemilihan tokoh-tokoh Kristiani setiap akhir tahun oleh NARWASTU sesungguhnya langkah berani dan inovatif. Karena, kata salah satu Ketua DPN PERADI ini, tokoh-tokoh yang dihimpun NARWASTU berasal dari berbagai latar belakang gereja, politik dan suku. Dan kemudian mereka bisa berkumpul, dan punya sebuah wadah, yakni Forum Komunikasi (FORKOM) Tokoh-tokoh Kristiani Pilihan NARWASTU (FORKOM NARWASTU). “Tak banyak organisasi atau media yang bisa melakukan ini. Kita bisa dikumpulkan NARWASTU, itu luar biasa. Dengan berdiskusi, kita bisa bicara tentang persoalan masyarakat dan bangsa ini,” ujar Ketua Presidium FORKOMA PMKRI ini.

Nah, seperti para tokoh pilihan tahun lalu, di akhir tahun 2017 ini kembali kami pilih “21 Tokoh Kristiani 2017 Pilihan NARWASTU.” Mereka kami nilai sosok pelayan yang mampu menginspirasi dan mampu memotivasi sesuai dengan profesi atau pelayanannya. Misalnya, ada yang aktif di organisasi gerejawi, sosial, politik, hukum, HAM, kepala daerah, aktif di bidang kemasyarakatan, ekonomi, budaya dan pendidikan, dan itu cukup menarik dicermati dan direkam. Dari situlah kami lihat sepanjang tahun 2017 ini ada muncul sejumlah figur pejuang (Baca: tokoh) yang bersentuhan dengan berbagai peristiwa menarik di tengah gereja, masyarakat dan bangsa ini.

Dan seperti tahun-tahun lalu, pada akhir 2017 ini, NARWASTU yang kita cintai ini menampilkan kembali 21 tokoh Kristiani “pembuat berita” (news maker).  Dan ada tiga kriteria dari tim redaksi NARWASTU untuk memilih seseorang agar disebut tokoh pembuat berita. Pertama, si tokoh mesti populer dalam arti positif di bidangnya. Kedua, si tokoh mesti peduli pada persoalan gereja, masyarakat dan nasionalis (Pancasilais). Ketiga, si tokoh kerap jadi perbincangan dan muncul di media massa (terutama di NARWASTU), baik karena pemikiran-pemikirannya yang inovatif, aktivitas atau ide-idenya kontroversial. Si tokoh pun jadi figur inspirator dan motivator di tengah jemaat atau masyarakat.

Bagi tim NARWASTU, tak mudah untuk memilih seseorang agar jadi “tokoh Kristiani.” Lantaran kiprahnya harus kami ikuti pula lewat media massa, khususnya media Kristen, termasuk mencermati track record-nya. Pada akhir 2017 ini, kami pilih lagi “21 Tokoh Kristiani 2017.” Seperti tahun lalu, ada berlatarbelakang advokat, politisi, jenderal, tokoh lintas agama, pengusaha, aktivis HAM, pemimpin gereja, aktivis gereja, jurnalis, pimpinan ormas, dan aktivis LSM.

Dari hasil seleksi tim NARWASTU sejak awal September 2017 lalu, dari 100-an nama yang terkumpul, berikut kami tampilkan 21 tokoh, yakni: (1) Prof. Thomas Pentury, M.Si (2) Drs. Steven Kandouw, (3) Dr. Ayub Titu Eky, (4) dr. Gilbert Simanjuntak, (5) Dennis Firmansjah, (6) Piter Siringoringo, S.H., (7) Pdt. Dr. Robinson Butarbutar, (8) Laksma TNI (Purn.) Paruntungan Girsang, M.Sc, (9) Dr. dr. Ampera Mattipanna, (10) Pdt. Osil Totongan, S.Th, M.Min, (11) Pdt. R.T. Lukas Kacaribu, S.Sos, M.M., S.H., M.H., (12) Pdt. M. Tomana, M.Th, (13) Pdt. Gunawan Iskandar, S.E., M.M., (14) Jemmy Mongan, (15) Pdt. William Wairata, (16) Ir. Fajar Seto Hardono, M.M., (17) Esra Manurung, (18) dr. Aris Tambing, MARS, (19) Heben Heser Ginting, S.E., AM.d, (20) Pdt. Halomoan Simanjuntak, S.Th dan (21) Jefri Kadang.

Kepada Bapak/Ibu dan saudara yang terpilih masuk dalam 21 tokoh Kristiani tahun ini, kami sampaikan, inilah hadiah Natal terindah atau apresiasi dari Majalah NARWASTU sebagai insan media kepada Bapak/Ibu dan saudara. Bapak/Ibu dan saudara selama ini kami nilai pula telah ikut membentuk karakter bangsa ini, selain bisa menginspirasi dan memotivasi banyak orang. Akhirnya, kami ucapkan: Selamat Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, kiranya Tuhan Yesus Yang Maha Rahmat senantiasa memberkati kita sekalian, amin. Syalom.

Perempuan Tangguh dan Pembina Maharani Muda   

                Wanita Batak berusia 49 tahun ini boleh disebut wanita tangguh, beriman teguh dan sukses. Ia merupakan seorang profesional di perusahaan asuransi bertaraf internasional. Dan ia termasuk penasihat di bidang keuangan yang tak bisa dipandang sebelah mata, karena ia pernah diundang berbicara tentang keuangan di berbagai perusahaan di luar negeri, seperti Amerika Serikat (AS), Malaysia, Thailand, dan Singapura.

Selama satu dekade terakhir ia pernah menekuni seni menjual dan belajar dari yang terbaik di dunia Million Dolar Round Table. Dalam suatu kesempatan ketika berkunjung ke kantor NARWASTU, dan diterima Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Majalah NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos, Esra Manurung Maleakhi yang merupakan ibunda dari empat anak, dan istri tercinta Ivan Maleakhi, banyak berbicara tentang perjalanan  hidupnya. Dan siapa sangka Esra yang dikenal Kristen yang taat dan sudah mengunjungi lebih dari 50 negara di dunia, berasal dari keluarga miskin, dan ayahandanya pernah meninggalkan mereka.

Meski demikian kepahitan hidup tersebut justru membentuknya menjadi seorang perempuan tangguh dan punya semangat untuk terus belajar guna membekali diri dalam meraih masa depannya. “Dulu kami sangat miskin, makan saja susah, dan kami berlima anak-anak dari orangtua kami hidup prihatin,” kenang Esra yang merupakan putri sulung Ruminta boru Nainggolan dan Lasman Manurung, keduanya sudah dipanggil Tuhan ke sisiNya. “Kalau kami makan, ikan seekor itu dibagi untuk lima orang. Dan ibu saya meninggal pada umur 39 tahun saat mau melahirkan anak kembar pada tahun 1990 lalu,” ujarnya.

Menurutnya, ia sempat protes kepada Tuhan. “Kenapa saya mesti lahir di daerah yang sumpek dan sempit, di kawasan Semper, Tanjung Priuk. Kenapa saya tidak lahir di London. Mama saya seorang ibu yang sangat taat berdoa, namun hidupnya tetap miskin, lalu di manakah Tuhan Yang Maha Kasih itu. Kendati demikian sekarang baru saya menyadari bahwa doa-doa dari mama kami itu semua didengar Tuhan setelah kami besar dan setelah beliau dipanggil Tuhan,” ujar Esra tentang ibundanya yang dulu giat beribadah di Gereja Bethel Indonesia (GBI).

Ditambahkan Esra, dulu saat mereka hidup miskin di kawasan Semper, kalau hujan turun, maka akan terjadi banjir. Dan tak ada toilet, yang ada empang. Sedangkan ayahandanya yang berprofesi sopir angkot bekerja keras menghidupi kelima anaknya. “Dulu kalau bapak saya marah, anak-anaknya akan dipukuli. Setelah dipukul bukan dipeluk agar anaknya terhibur. Namun bapak sangat mencintai mama, makanya setelah mama kami meninggal bapak seperti stres, apalagi ada anak lima orang yang mesti dihidupi,” paparnya.

Makanya Esra mengenang ibundanya itu seorang pendoa syafaat yang luar biasa, karena satu persatu nama anak-anaknya selalu didoakan. Didoakan mulai dari masa depannya, pekerjaannya dan jodohnya. Dan luar biasa, doa-doa ibundanya sekarang dijawab Tuhan. Ketika bercerita tentang pengalaman hidupnya yang luar biasa di kantor Majalah NARWASTU dalam sebuah kesempatan, Esra yang juga penulis buku best seller berjudul Selling With Attitude, didampingi Imanuel Ebenhaezer Lubis, aktivis muda yang peduli pada persoalan gereja dan masyarakat serta Ketua Lembaga Pemberdayaan Generasi Penerus (LPGP). Esra juga sudah menulis buku terbarunya, Perempuan di Rumah Bercahaya Emas (2020).

Dijelaskan Esra yang juga motivator, ketika ia dulu hampir putus asa dan pernah nyaris bunuh diri karena penderitaan hidup, ia dihibur Tuhan lewat Kitab Mazmur 27:10, bahwa Tuhan tak akan meninggalkannya sekalipun orangtuanya tak ada. “Jadi saya bertemu Tuhan dari pembacaan Alkitab. Kata-kata dalam Alkitab itu sangat tepat dengan apa yang saya alami. Sejak saya rajin membaca Alkitab dan tekun beribadah, saya diberi Tuhan hati yang baru agar bisa mengampuni. Kita bisa mengampuni kalau ada kasih Tuhan di dalam hati kita,” papar pendiri dan Pembina Maharani Muda, komunitas anak muda yang peduli pada sesama itu.

Ketika berbicara iman, Esra berpendapat, kita mesti melangkah dulu, maka Tuhan yang akan memampukan kita di perjalanan. “Sehingga perlu ada keberanian. Sekarang setiap saya membaca Alkitab, saya selalu merasa ada suara Tuhan yang terdengar. Setiap saya ada pergumulan, lalu saya baca Alkitab, pasti ada saya rasakan suara Tuhan yang meneguhkan iman saya. Kunci kemenangan bagi orang Kristen adalah, sembah Tuhan dengan tekun dan dengar suaraNya lewat membaca Alkitab. Percayalah, semakin banyak kita membaca Alkitab, maka kita akan semakin pintar,” ujarnya.

Esra menerangkan, kalau kita sudah ada di dalam Tuhan, maka kita akan diubahkanNya. “Di dalam iman kepada Yesus, tak ada pertanyaan, tapi yang ada pernyataan. Perkataan atau doa kita itu akan menggerakkan Tuhan. Kekayaan seseorang itu jangan dilihat dari hartanya, tapi lihat dari kata-katanya yang mengubahkan,” paparnya. Esra menuturkan, sikap optimis itu pun sikap iman. Ia mengatakan, orang Kristen harus tekun berdoa untuk bangsa dan negara ini. Dan orang Kristen harus menjadi berkat di tengah Indonesia.

Sebelum Tuhan datang, Esra punya obsesi, ia akan terus melakukan yang terbaik untuk memuliakan namaNya. “Saya kelak ingin berdiri di depan Tuhan kalau Dia datang. Sepanjang hidup ini carilah terus Tuhan, maka tak usah khawatir Dia akan terus memberikan berkatNya atau apapun yang kita butuhkan,” cetusnya. Dia menambahkan, orang yang selalu mencari Tuhan pasti dipenuhi Roh Kudus. Orang yang dikuasai Roh Kudus akan selalu optimis dan selalu menceritakan pengalamannya bersama Tuhan. Roh Kudus kalau berkarya, imbuhnya, bisa kita lihat dari karakter atau buah-buah karya seseorang. HF

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here