Narwastu.id – Kita sering bersama-sama tetapi ternyata tidak bekerjasama. Kita percaya kepada Tuhan, tetapi sering hidup tidak di dalam Tuhan. Kita mau bekerja efektif dan efisien namun seringkali kita mengerjakan banyak hal secara paralel serta terlalu banyak yang kita mau.
Bagaimana mengatasi hal di atas? Tidak ada pilihan, kecuali dengan gerakan SAF: Sehati, Antusias dan Fokus. Gerakan ini adalah gerakan implementasi nilai-nilai kerja yang konkret dan terukur.
Nilai-nilai (values) adalah prinsip-prinsip dan ide-ide bersama yang menuntun pikiran serta tindakan individu dalam organisasi. Nilai-nilai juga berarti karakter organisasi – penjabaran mengapa organisasi ada. Nilai-nilai merupakan pernyataan ringkas yang menjadi pedoman berperilaku bersama seluruh warga organisasi. Ada tiga level nilai-nilai, yaitu: Ideal, Inkremental dan operasional. SAF adalah jenis nilai-nilai operasional yang konkret.
Sehati akan menjamin kerjasama yang sinergis.Dua ditambah dua bisa menghasilkan lebih dari empat, itulah sinergis. Kemampuan yang terbatas akan sangat tertolong dengan kesehatian. Sehati tidak sekadar bersama-sama, namun sungguh akan menciptakan kerjasama. Dengan sehati banyak hal dapat terjawab. Sehati menurut kamus Bahasa Indonesia adalah bersatu hati; seia sekata. Sehati dalam bekerja adalah “kompak”.
Ketidaksehatian telah terbukti menimbulkan konflik, baik yang terselubung maupun kasat mata. Saling mencela, tidak mau saling menerima, memaksakan kehendak, maunya sendiri-sendiri, itu semua adalah ekspresi ketidaksehatian. Apa yang diharapkan dari kondisi ini? Tidak ada, kecuali produktivitas turun dan suasana kerja sangat tidak menyenangkan.
Nilai-nilai yang kedua adalah Antusias. Kata antusias berasal dari Bahasa Yunani: Entheos. En = di dalam, dan Theos = Tuhan. Antusias berarti di dalam Tuhan. Ciri-ciri orang di dalam Tuhan adalah: semangat, sukacita, positif, optimis, bergerak cepat dan penuh inisiatif. Tuhan adalah Roh. Bila Dia ada di dalam kita, dan kita ada di dalam Dia, maka menyatulah kita dengan Tuhan. Akibatnya “api”-Nya selalu menyala dalam diri orang yang selalu Antusias.
“Sekali-sekali saya boleh dong tidak Antusias,” kata seorang kolega. Saya katakan kepada kolega tersebut: “Kalau saya sungguh tidak berani tidak Antusias. Karena kalau tidak Antusias berarti tidak ‘di dalam Tuhan’, lalu apa jadinya saya?”
Nilai-nilai yang terakhir adalah Fokus. Kekuatan fokus sudah terbukti. Kertas bisa terbakar bukan oleh korek api. Sinar matahari yang difokuskan dengan lensa yang dapat menumpukkan sinar matahari pada satu fokus, maka akan timbul panas dan dapat membakar kertas tersebut.
Mengatur fokus! Kita perlu mengatur fokus dengan tepat, yakni sesuai dengan tujuan. Dengan begitu, kita mampu mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah dan mengesampingkan informasi yang tidak berhubungan dengannya. Baru, setelah itu, kita mampu menemukan solusi permasalahan kita bermodalkan informasi-informasi itu.
Setidaknya ada dua kategori fokus: (1) Involuntary focus – Fokus yang tidak disengaja. Misalnya ada kejadian atau suara yang tiba-tiba mengagetkan dan membuat kita memfokuskan kepada kejadian atau suara tersebut. (2) Voluntary focus – Fokus yang disengaja. Saat membaca buku, menulis, atau menjelaskan, kita menggunakan voluntary focus. Dengan sengaja, kita mengarahkan perhatian kita pada apa yang kita baca, tulis, atau jelaskan.Kehendak kita yang mengontrol fokus ini. Fokus ini tidak terjadi secara otomatis, melainkan secara sadar. Fokus ini dikendalikan oleh pikiran sadar kita, dan bukan oleh pikiran tak sadar kita.
Kita harus mengatur fokus kita secara sengaja sesuai dengan kebutuhan kita. Saat kita mencari penyebab masalah, maka kita fokus untuk mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan permasalahan yang kita hadapi. Ini sering disebut broad focus. Kita fokus untuk melihat pandangan yang lebih luas. Bila sudah terdeteksi berbagai macam faktor, kemudian kita harus memakai narrow focus untuk memusatkan kepada penyebab utama dan mengarah kepada solusi terbaik.
Kesehatian, Antusiasme dan Fokus adalah tiga nilai-nilai operasional yang sangat digdaya dalam menghadapi kerjasama yang tidak efektif, kegairahan kerja yang menurun dan penghamburan konsentrasi. #SalamDamaiHolistik
* Penulis adalah Sekretaris Umum Lembaga Alkitab Indonesia Jakarta. www.alkitab.or.id