Narwastu.id – Pengusaha nasional dan tokoh koperasi nasional, Sahala R.H. Panggabean, MBA, adalah salah satu anak bangsa yang kini memberikan perhatian untuk membantu warga masyarakat yang terkena dampak wabah virus corona Covid-19. Presiden Komisaris NASARI Group yang termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2014 Pilihan Majalah NARWASTU” dan Ketua Umum Forum Komunikasi dan Sinergi (FKS) Pomparan Si Raja Panggabean Se-Indonesia ini menerangkan kepada Majalah NARWASTU, kita memang prihatin dengan keadaan bangsa kita karena wabah corona atau Covid-19 ini.
Dan NASARI Group, katanya, bersama mitra dan jaringannya akan terus melakukan aksi kemanusiaan guna membantu masyarakat kita agar pemerintah juga terbantu dalam mengatasi wabah Covid-19. Dan, sejumlah rumah sakit di DKI Jakarta seperti diberitakan sejumlah media nasional sudah dibantu NASARI Group dengan memberikan masker dan APD (Alat pelindung diri) yang memang saat ini dibutuhkan masyarakat dan tim medis (dokter, perawat dan relawan). “Sekarang perwakilan NASARI sudah ada di seluruh provinsi di Indonesia, kecuali di Papua, dan kita bersyukur dengan keberadaan sekarang ini. Dan di tahap awal sudah kita bantu masker 5.000 dan APD sejumlah 3.000, dan ini akan terus bertambah agar masyarakat kita terbantu bersama tim dokter dan perawat. Dan itu sudah dilakukan di daerah Jabodetabek, dan kita harapkan bisa 1 juta masker dan APD yang dibantu. Dan kita berharap ini bisa dilakukan lagi di daerah-daerah lain di Indonesia,” ujar tokoh penerima penghargaan bergengsi, Satyalancana Pembangunan pada tahun 2012 dari Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas prestasinya membangun usaha koperasi itu.
Sahala Panggabean yang beribadah di Gereja HKBP Kertanegara Semarang, dan sudah menerima banyak penghargaan dari pemerintah dan lembaga swasta atas prestasinya sebagai pengusaha dan tokoh koperasi itu, menerangkan, selama ini NASARI Group banyak bergerak di bidang usaha koperasi yang fokus pada ekonomi kerakyatan. “Jadi mitra kita yang menyimpan uangnya atau punya deposito di berbagai daerah di Tanah Air kita gugah hatinya agar peduli pada persoalan bangsa yang kita hadapi sekarang. Misalnya, kalau ada simpanannya Rp 1 miliar, menyumbanglah ke kita Rp 1 juta, atau kalau punya simpanan Rp 5 miliar bisa menyumbang Rp 5 juta, begitu juga yang simpanannya ratusan juta, kita imbau dan kita gugah agar bisa melihat sesama kita yang sekarang menghadapi wabah yang merontokkan perekonomian kita ini,” terang tokoh masyarakat Batak yang semakin bijak menyikapi tantangan hidup ini.
Menurut Sahala Panggabean, sebenarnya putranya nomor satu dan nomor dua yang punya inisiatif tinggi untuk menggerakkan aksi kemanusiaan ini. Dan ia selaku orangtua tentu mendukung gagasan anak-anaknya yang juga ikut memimpin NASARI Group itu. Di internal NASARI sendiri, ujarnya, mereka menjadi inisiator untuk menggugah hati para mitra dan jaringannya supaya bisa ikut membantu aksi kemanusiaan yang rencananya akan menyumbang 1 juta masker dan 1 juta APD ini.
“Seperti komunitas-komunitas yang kita ikuti, kita imbau dan gugah supaya ikut membantu. Selain kita berdoa bagi keadaan bangsa Indonesia, kita juga perlu ikut mengulurkan tangan dalam misi kemanusiaan. Ini semata-mata gerakan dan misi kemanusiaan. Makanya dari arisan istri saya pun ikut membantu, seperti Arisan Gracia membantu Rp 60 juta, juga ada forum komunikasi dari kampung kita (dari Sumatera Utara) yang ikut menyumbang Rp 30 juta. Kalau ini dikumpulkan maka hasilnya luar biasa. Dan mudah-mudahan sampai Agustus 2020 nanti semua tercapai dan memberikan hasil yang menggembirakan. Teman-teman anak saya saat kuliah dulu di Amerika dalam kelompok diaspora Indonesia diminta pula membantu, dan ternyata mereka mendukung. Semua pihak yang peduli pada masalah kemanusiaan kita gugah agar bisa ikut membantu. Kita harus ikut mencegah penularan virus corona ini agar jangan semakin meluas. Dan kita perlu ikut menginisiasi bantuan untuk masyarakat. Para dokter, perawat, TNI/POLRI dan para relawan kita lihat perjuangannya luar biasa untuk membantu mengatasi virus Covid-19. Dan kita harus dukung mereka dengan pengadaan masker, APD dan yang lainnya,” cetusnya.
Ekonomi Kerakyatan Mesti Digerakkan
Sahala Panggabean yang selama ini sudah makan banyak asam garam dalam dunia usaha, termasuk usaha koperasi dan bank, menerangkan, ia tak menyangka bahwa keadaan ekonomi Indonesia terasa terpuruk di awal tahun 2020 ini. “Kita tak pernah menyangka bahwa keadaan bangsa kita akan seperti ini, dan ekonomi kita begitu drop. Makanya Menteri Keuangan kita Ibu Sri Mulyani begitu berat bebannya dalam mengatur keuangan negara kita. Kita doakan Sri Mulyani dan pemerintah, khususnya Pak Presiden Joko Widodo supaya bisa mengatasi keadaan ekonomi bangsa kita,” cetus Sahala Panggabean.
Dikatakannya lagi, untuk masker yang akan dibuat 1 juta itu diharapkan agar yang mengerjakannya nanti adalah dari UKM, dan ini harus diberdayakan. “Jangan sampai masker diimpor. Kita harus tetap berpikir positif dan optimis bahwa selalu ada peluang di tengah wabah pandemi Covid-19. Koperasi yang selama ini melekat dengan kehidupan masyarakat kira harapkan pula supaya terus diberdayakan. Karena kondisi ekonomi kita yang sekarang sangat terasa pada usaha koperasi dan bank,” katanya.
Usaha NASARI Group yang bergerak memberi pinjaman kepada pensiunan PNS atau TNI/POLRI selama ini memberikan pinjaman, dan cicilannya dipotong dari gaji yang diterima pensiunan PNS dan TNI/POLRI dari keuangan negara. Dan selama ini NASARI bekerjasama dengan sejumlah lembaga, seperti BRI, Pos Indonesia, BTPN dan yang lainnya. Dan kita, ujarnya, terus berjuang untuk itu dan memfokuskan perhatian pada ekonomi kerakyatan atau kepentingan rakyat. Di sisi lain, Sahala Panggabean mengatakan, saat muncul pandemi Covid-19, maka dampaknya akan terasa memukul para pengusaha dan akan banyak pengusaha yang pusing menyikapi keadaan ini.
“Wabah pandemi corona adalah masalah yang sudah mendunia, sehingga buruh pabrik pun akan mengalami dampaknya. Sekarang semua usaha atau bisnis jadi stagnan karena pandemi corona, makanya pemerintah turun tangan. Coba kita bayangkan, kalau sebuah pabrik atau perusahaan stagnan atau tak bisa melakukan apa-apa, lalu dari mana uangnya untuk menggaji karyawan atau buruh. Makanya banyak sekarang buruh atau karyawan yang dirumahkan. Dan sebagai orang Kristen yang percaya kepada kuasa Tuhan kita harus ikut mendoakan keadaan ekonomi bangsa kita agar bisa normal kembali, dan corona agar cepat berlalu,” terang Sahala.
Sekadar tahu, ketika krisis moneter atau masalah ekonomi menghantam Indonesia pada 1998 lalu ketika masa Reformasi, Sahala Panggabean pun sudah menyaksikan keadaan itu. Dan saat itu Sahala bisa melewati krisis tersebut, dan di situlah awal berdirinya NASARI hingga saat ini bisa eksis sebagai salah satu usaha koperasi yang yang cukup diperhitungkan di Tanah Air. “Kondisi ekonomi tahun 1998 dengan tahun 2020 ini agak mirip. Hanya saja tahun 2020 ini ada wabah corona, dan membuat kita sulit bergerak karena khawatir tertular penyakit itu. Kondisi ekonomi hampir sama saya lihat, antara 1998 dan 2020,” cetusnya.
Ketika ditanya Majalah NARWASTU, selama satu bulan berada di rumah atau stay at home karena imbauan pemerintah untuk memutus mata rantai virus corona ini, bagaimana aktivitas Pak Sahala sebagai pengusaha yang selama ini sangat aktif beraktivitas? Sahala sembari senyum dengan bijak menjawab, “Di awal selama sebulan saya di rumah, tentu saya tetap memanfaatkan waktu yang ada sebaik-baiknya, seperti olah raga pagi pakai masker, berdoa bersama keluarga, membaca beragam buku dan mengikuti berita perkembangan situasi bangsa melalui televisi dan media massa. Justru saat saya berada di rumah saya jadi ikut menonton film-film di rumah bersama istri, anak dan cucu,’ ujar penulis buku “Koperasi Penyelamat Ekonomi Bangsa” ini.
“Jadi semakin mesra dan dekat sebenarnya dengan istri, anak-anak dan para cucu. Saya tetap melihat dari sisi positifnya. Kalau berita virus corona terus yang muncul di televisi, saya mengajak istri menonton film sembari ngemil, meskipun ini membuat berat badan jadi ikut naik. Jadi ada hikmah dari munculnya wabah corona, dan itu harus kita syukuri pada Tuhan. Kala kita bisa bersyukur sesungguhnya di situ kita merasakan kebahagiaan. Kita berdoa terus kepada Tuhan Yesus supaya wabah ini segera berlalu, sehingga kita bisa beraktivitas kembali,” ujarnya. Dan sebagai pengusaha tangguh yang berjiwa sosial, Sahala Panggabean berharap agar semakin banyak pula orang bisa menyimpan dananya di NASARI, dan dari dana itu nantinya ada disisihkan untuk Corporate Social Responsibility (CSR) untuk dipakai ke misi kemanusiaan.
Sebagai Anak Bangsa Kita Mesti Peduli Pada Masalah Kemanusiaan ini
Sedangkan putra kedua Sahala Panggabean, Frans Meroga Panggabean, salah satu pimpinan (Executive Co-Chairman) di NASARI Group ketika dihubungi Majalah NARWASTU mengatakan, menyikapi wabah Covid-19 ini, kita sepakat dengan yang disampaikan WHO bahwa masyarakat harus pakai masker untuk memutus mata rantai penularan virus ini. Menurutnya, kalau kita keluar rumah atau beraktivitas mesti pakai masker. “Kalau misalnya wabah Covid-19 berlangsung 3 sampai 4 bulan, maka tak mungkin hanya dibutuhkan satu masker per orang, makanya kita butuhkan banyak masker untuk masyarakat kita,” terangnya.
“Dan jika wabah ini misalnya berlangsung hingga bulan Agustus 2020, maka setidaknya dibutuhkan bangsa kita 1 miliar masker. Dan pelaku UKM, tenaga-tenaga informal binaan kami selama ini bagaimana mereka mau mencari nafkah kalau ia sakit karena kondisi wabah ini. Gerakan kemanusiaan yang dilakukan NASARI ini tak hanya untuk membantu masker, tapi juga APD buat tenaga medis. Tak bisa kita pungkiri bahwa angka kematian di Indonesia saat wabah Covid-19 ini hadir sangat tinggi, sehingga pengadaan banyak APD harus juga diperhatikan. Tenaga medis tetaplah manusia biasa, dan dia harus yakin dengan keselamatannya saat terjun menangani pasien Covid-19 meskipun ia terikat dengan sumpah profesinya. Paramedis harus merasa aman saat bertugas, makanya NASARI menginisiasi gerakan kemanusiaan dengan membantu banyak masker dan APD,” ujarnya.
Menurut Frans Meroga Panggabean, aksi kemanusiaan yang dilakukan NASARI Group untuk membantu masker dan APD baru-baru ini sudah dilakukan di wilayah DKI Jakarta, seperti di Rumah Sakit Umum (RSU) Tarakan, RS PGI Cikini, RSU Persahabatan, RS Budi Asih, RS Pasar Minggu, RS Pondok Kopi dan sejumlah rumah sakit lainnya. “Kita membantu semua umat beragama, karena ini bencana yang menimpa umat manusia, jadi sifatnya aksi kemanusiaan. Dan diaspora lulusan Amerika Serikat, baik pelajar, mahasiswa dan profesional kita ajak juga agar ikut membantu aksi kemanusiaan ini. Dan mereka berasal dari berbagai kampus,” katanya.
Sebagai pengusaha yang visioner dan nasionalis, Frans Panggabean juga tak lupa mengajak para pengusaha Indonesia lainnya supaya ikut membantu masyarakat untuk pengadaan masker dan APD. “Kami mengajak semua elemen bangsa, seperti pengusaha yang punya rezeki ayo ikut membantu. Pemerintah harus kita bantu. Dan sudah banyak dokter dan perawat yang meninggal, dan ini mesti kita bantu dokter dan perawat yang masih akan bertugas. Memang pemerintah tugasnya di situ, tapi sebagai elemen bangsa kita mesti peduli, dan kita butuh 1 miliar masker, dan bila ada 1 juta masker, itu sudah bagus. Mari bergandengan tangan untuk mengatasi wabah ini. Mari kita sambut 17 Agustus 2020 saat bangsa kita berusia 75 tahun, dan kita harapkan dan doakan pada saat usia bangsa kita 75 tahun wabah ini sudah berlalu,” katanya semangat.
Dan NASARI Group, kata Frans, selain akan membantu 1 juta masker dan 1 juta APD hingga pada Agustus 2020 mendatang, juga akan mengadakan penyemprotan disinfektan ke berbagai tempat. “Kalau ada penyemprotan disinfektan, maka akan diupayakan di 750 kecamatan di seluruh Indonesia, terutama di zona merah. Orang sekarang sudah bosan di rumah karena wabah ini, sehingga kita pun bergerak membantu masyarakat agar wabah ini segera berlalu. Saat ini wabah Covid-19 banyak menular di daerah Pulau Jawa, Sulawesi dan Sumatera. Momentum 75 tahun Indonesia merdeka pada Agustus 2020 mendatang kita harapkan pandemi Covid-19 ini sudah selesai. Masker yang 1 juta itu kita berikan agar dikerjakan binaan kita di UMKM, juga APD oleh mereka. Sekarang masyarakat mencari nafkah karena tuntutan hidup, sehingga mereka mesti sehat kalau mencari nafkah,” katanya.
Ada empat gerakan yang akan dilakukan NASARI Group terkait dengan misi kemanusiaan yang mulia ini, seperti disampaikan Frans Panggabean. Pertama, membantu 1 juta masker yang dikerjakan oleh binaan NASARI di UMKM. Kedua, menyiapkan 100 APD juga diberikan untuk dikerjakan UMKM. Ketiga, aksi pembagian sembako sebanyak 10.000 hingga 15.000 paket. “Walaupun pemerintah sudah membantu, tapi kita sebagai anak bangsa mesti ikut meringankan beban pemerintah. Terutama yang dibantu itu yang bekerja di sektor informal. Keempat, pada akhir Juli 2020 atau awal Agustus 2020 akan dilakukan penyemprotan disinfektan terhadap 1.000 sekolah dan pesantren. “Penyemprotan perlu dilakukan, tanpa melihat apa agama yang dibantu, karena kita sesama anak bangsa. Kita satu bangsa, jadi harus saling membantu,” pungkas Frans Panggabean. HK