Narwastu.id – Wanita Batak berusia 47 tahun ini boleh disebut wanita tangguh, beriman teguh dan sukses. Ia merupakan seorang profesional di perusahaan asuransi bertaraf internasional. Dan ia termasuk penasihat di bidang keuangan yang tak bisa dipandang sebelah mata, karena ia pernah diundang berbicara tentang masalah keuangan di berbagai perusahaan di luar negeri, seperti Amerika Serikat (AS), Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Selama satu dekade terakhir ia pernah menekuni seni menjual dan belajar dari yang terbaik di dunia Million Dolar Round Table. Dalam suatu kesempatan ketika berkunjung ke kantor NARWASTU, dan diterima Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Majalah NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos, Esra Manurung yang merupakan ibunda dari empat anak, dan istri tercinta Ivan Maleaki, banyak berbicara tentang perjalanan hidupnya. Dan siapa sangka Esra yang dikenal Kristen yang taat dan sudah mengunjungi lebih dari 50 negara di dunia, berasal dari keluarga miskin, dan ayahandanya pernah meninggalkan mereka.
Meski demikian kepahitan hidup tersebut justru membentuknya menjadi seorang perempuan tangguh dan punya semangat untuk terus belajar guna membekali diri dalam meraih masa depannya. “Dulu kami sangat miskin, makan saja susah, dan kami berlima anak-anak dari orangtua kami hidup prihatin,” kenang Esra yang merupakan putri sulung Ruminta boru Nainggolan dan Lasman Manurung, keduanya sudah dipanggil Tuhan ke sisiNya. “Kalau kami makan, ikan seekor itu dibagi untuk lima orang. Dan ibu saya meninggal pada umur 39 tahun saat mau melahirkan anak kembar pada tahun 1990 lalu,” ujarnya.
Menurutnya, ia sempat protes kepada Tuhan. “Kenapa saya mesti lahir di daerah yang sumpek dan sempit, di kawasan Semper, Tanjung Priuk. Kenapa saya tidak lahir di London. Mama saya adalah seorang ibu yang sangat taat berdoa, namun hidupnya tetap miskin, lalu di manakah Tuhan Yang Maha Kasih itu. Kendati demikian sekarang baru saya menyadari bahwa doa-doa dari mama kami itu semua didengar Tuhan setelah kami besar dan setelah beliau dipanggil Tuhan,” ujar Esra tentang ibundanya yang dulu giat beribadah di Gereja Bethel Indonesia (GBI).
Ditambahkan Esra, dulu saat mereka hidup miskin di kawasan Semper, kalau hujan turun, maka akan terjadi banjir. Dan tak ada toilet, yang ada empang. Sedangkan ayahandanya yang berprofesi sebagai sopir angkot bekerja keras menghidupi kelima anaknya. “Dulu kalau bapak saya marah, anak-anaknya akan dipukuli. Setelah dipukul bukan dipeluk agar anaknya terhibur. Namun bapak sangat mencintai mama, makanya setelah mama kami meninggal bapak seperti stres, apalagi ada anak lima orang yang mesti dihidupi,” paparnya.
Makanya Esra mengenang ibundanya itu seorang pendoa syafaat yang luar biasa, karena satu persatu nama anak-anaknya selalu didoakan. Didoakan mulai dari masa depannya, pekerjaannya dan jodohnya. Dan luar biasa, doa-doa ibundanya sekarang dijawab Tuhan. Ketika bercerita tentang pengalaman hidupnya yang luar biasa di kantor Majalah NARWASTU, Esra yang juga penulis buku best seller berjudul Selling With Attitude, didampingi Ev. Imanuel Ebenhaezer Lubis, seorang penginjil dan aktivis muda yang peduli pada persoalan gereja, masyarakat dan bangsa yang juga Ketua Lembaga Pemberdayaan Generasi Penerus (LPGP).
Dijelaskan Esra Manurung yang juga seorang motivator, ketika ia dulu hampir putus asa dan pernah nyaris bunuh diri karena penderitaan hidup, ia dihibur Tuhan lewat Kitab Mazmur 27:10, bahwa Tuhan tak akan meninggalkannya sekalipun orangtuanya tak ada. “Jadi saya bertemu Tuhan dari pembacaan Alkitab. Kata-kata dalam Alkitab itu sangat tepat dengan apa yang saya alami. Sejak saya rajin membaca Alkitab dan tekun beribadah, saya diberi Tuhan hati yang baru agar bisa mengampuni. Kita bisa mengampuni kalau ada kasih Tuhan di dalam hati kita,” paparnya.
Ketika berbicara iman, Esra berpendapat, kita mesti melangkah dulu, maka Tuhan yang akan memampukan kita di perjalanan. “Sehingga perlu ada keberanian. Sekarang setiap saya membaca Alkitab, saya selalu merasa ada suara Tuhan yang terdengar. Setiap saya ada pergumulan, lalu saya baca Alkitab, pasti ada saya rasakan suara Tuhan yang meneguhkan iman saya. Kunci kemenangan bagi orang Kristen adalah, sembah Tuhan dengan tekun dan dengar suaraNya lewat membaca Alkitab. Percayalah, semakin banyak kita membaca Alkitab, maka kita akan semakin pintar,” ujarnya.
Esra menerangkan, kalau kita sudah ada di dalam Tuhan, maka kita akan diubahkanNya. “Di dalam iman kepada Yesus, tak ada pertanyaan, tapi yang ada pernyataan. Perkataan atau doa kita itu akan menggerakkan Tuhan. Kekayaan seseorang itu jangan dilihat dari hartanya, tapi lihat dari kata-katanya yang mengubahkan,” paparnya. Esra menuturkan, sikap optimis itu pun sikap iman. Ia mengatakan, orang Kristen harus tekun berdoa untuk bangsa dan negara ini. Dan orang Kristen harus menjadi berkat di tengah Indonesia.
Sebelum Tuhan datang, Esra punya obsesi, ia akan terus melakukan yang terbaik untuk memuliakan namaNya. “Saya kelak ingin berdiri di depan Tuhan kalau Dia datang. Sepanjang hidup ini carilah terus Tuhan, maka tak usah khawatir Dia akan terus memberikan berkatNya atau apapun yang kita butuhkan,” cetusnya. Dia menambahkan, orang yang selalu mencari Tuhan pasti dipenuhi Roh Kudus. Orang yang dikuasai Roh Kudus akan selalu optimis dan selalu menceritakan pengalamannya bersama Tuhan. Roh Kudus kalau berkarya, imbuhnya, bisa kita lihat dari karakter atau buah-buah karya seseorang.