Narwastu.id – Pendidikan menjadi salah satu pilar penting dalam membangun sebuah bangsa lewat peran serta warga negara maupun lembaga dalam mewujudkannya. Hal itu juga yang dilakukan oleh Yayasan Pecinta Danau Toba (YPDT), Prosus INTEN dan Ikatan Alumni Universitas Sumatera Utara (IKA USU) yang menandatangani nota kesepahaman (MoU) dan “Peluncuran Kerjasama Pengabdian Masyarakat di Kawasan Danau Toba” yang diselenggarakan pada Jumat, 18 Oktober 2024 di Sahasra Venue & Resto, Jakarta Timur. Pada kesempatan itu Pembina YPDT, Irjen Pol. (Purn.) Drs Erwin T.P. Lumban Tobing mengatakan, untuk memajukan anak bangsa tidak tergantung pada pemerintah semata.
Menurutnya, pada dasarnya sumber daya manusia (SDM) orang Batak itu hebat. Tentu penilaian tersebut bukan isapan jempol semata. Mantan Kapolda Kalimantan Barat dan eks anggota DPR-RI itu pun bercerita bahwa Prof. Yohanes Surya melatih atau mengajari orang yang belum sekolah di kawasan Danau Toba berhitung. Hasilnya sangat memuaskan. “Kita tidak boleh membiarkan hanya pemerintah. Nah, ini hebatnya lembaga nonpemerintah berempati dan mau turun untuk memajukan anak bangsa, khususnya orang Batak. Kita tidak boleh hanya bergantung pada knowledge, tapi softskill juga harus diajarkan dan diisi oleh ketiga lembaga ini (YPDT, Prosus INTEN dan IKA USU). Karena 2045 sudah di depan mata, anak Batak harus maju di manapun dia berada. Inilah tugas kita untuk mempersiapkan mereka menjadi orang-orang hebat bagi bangsa dan negara,” katanya yang disambut tepuk tangan dari para tamu undangan yang hadir pada malam itu.
Hal senada diungkapkan Pembina YPDT dan Ketua Umum Batak Center, Ir. Sintong M. Tampubolon. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh tiga lembaga itu, yakni YPDT, Prosus INTEN dan IKA USU harus diapresiasi secara luar biasa. Sebab, masalah yang cukup signifikan pada masa kini adalah SDM. Sehingga jika ada lembaga yang mau turun tangan tentu sangat istimewa. “Belum tentu ada yang memikirkan bagaimana memperbaiki dan meningkatkan SDM. Karena ke depannya persaingan SDM sangat menentukan. Kehidupan yang tertinggal otomatis akan tersisihkan. Oleh sebab itu, apa yang kami akan lakukan ini, semoga mereka bisa menjadi inspiratif, inovatif, kreatif tentu diiringi dengan kerja keras serta berkat dari Tuhan. Saya yakin bisa menjadi kenyataan yang baik ke depannya,” tukasnya semangat.
Sementara itu Martogi Siahaan selaku Ketua IKA USU Jakarta ikut angkat bicara. Ia berpendapat, ada dua hal penting yang tidak bisa dilupakan, yakni informasi dan motivasi. Informasi adalah salah satu faktor dalam memilih dan menentukan serta resources yang ada pada orangtua yang bisa digunakan dengan baik. Seringkali yang terjadi saat tidak memiliki informasi, maka mereka akan menyasar ke universitas yang harusnya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Namun yang terjadi sebaliknya, memilih universitas yang lebih mahal, sehingga ladang yang dimiliki orangtuanya tergadaikan. “Sebab itu, kerjasama dengan Prosus INTEN yang lebih mengerti untuk informasi ini bagi siswa kelas 12. Seperti tes-tes apa saja agar mendapatkan nilai terbaik. Demikian pula motivasi yang tak kalah penting. Kita tahu kawasan Danau Toba menjadi penghasil sarjana dan tokoh-tokoh cukup banyak di masa lampau. Tapi belakangan ini orang yang masuk ke USU dari orang kawasan Danau Toba jumlahnya tidak sebanyak dulu lagi secara presentase. Karena itu kami sebagai IKA USU memiliki satu tanggung jawab untuk menginformasikan bahwa di USU dan universitas lain ada kesempatan untuk adik-adik di kawasan Danau Toba untuk memiliki prestasi dan kesempatan,” terang Martogi Siahaan, yang menjelaskan IKA USU tidak hanya concern pada pendidikan, tetapi juga bidang kesehatan.
Drs. Maruap Siahaan, MBA sebagai Ketua Umum YPDT mengungkapkan, kesuksesan sebuah program terletak pada akuntabilitas/visi dan eksekutornya dalam mencerdaskan bangsa serta membawa kemajuan dan meninggalkan keterbelakangan dalam rangka menyambut tahun emas 2045. “Kita tidak melihat sebatas Danau Toba saja. Tetapi bagaimana lewat pendidikan, seseorang yang tidak mengerti menjadi mengerti. Agar informasi dapat diterima dengan benar, maka harus ada interaksi yang benar. Tantangannya adalah apakah bisa konsisten. Karena biasanya mudah mengawali tapi susah mengakhiri. Ini adalah embrio/pemantik. Kita tidak punya dana, tapi kita punya waktu dan bisa bangun dengan kredibilitas yang baik maka akan berhasil. Yang tidak bisa kuliah mampu kuliah. Dari hardskill ke softskill. Dari yang terbatas menjadi tidak terbatas. Lewat pendidikan bisa menjadi alat untuk mengentaskan kemiskinan,” tutur Maruap Siahaan.
Sedangkan Direktur Operasional Prosus INTEN, Drs. Tigor Tampubolon yang ikut mengambil bagian dalam program pengabdian masyakat itu mengemukakan alasan keikutsertaannya itu. Ia mengatakan, terjadi kemerosotan semangat belajar di kalangan masyarakat Batak, khususnya Danau Toba yang kini cenderung berpikir pragmatis untuk mendapatkan segala sesuatu. Padahal, di era 70-an orang-orang yang datang dari kawasan Danau Toba merantau ke Jakarta membawa ijazah paling tinggi, sehingga mudah tertampung di pasar kerja. “Sekarang mereka mengambil keputusan tamat SMA cukup, yang penting punya uang. Sekarang kami ingin mengembalikan ke jalurnya bahwa pendidikan tinggi adalah sebagai cara untuk mendapatkan pekerjaan yang baik, bahkan menjadi pencipta-pencipta lapangan pekerjaan,” ujar figur nasionalis dan religius yang termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani Inspiratif 2022 Pilihan Majalah NARWASTU” itu.
Namun yang menjadi kendala saat ini adalah, terputusnya informasi tentang perguruan tinggi baik mengenai cara masuk dan pembiayaannya. Bersama YPDT dan IKA USU Jakarta, Prosus INTEN akan bahu membahu mengajak siswa kelas 12 untuk memiliki semangat yang kuat untuk bertarung mendapatkan perguruan tinggi negeri terbaik. “Jika punya kendala financial, maka ketiga lembaga ini akan mencarikan beasiswa penuh untuk mereka. Yang penting mereka lolos masuk ITB, UI, terutama USU. Mereka akan kami bantu mejadi sarjana, bahkan menjadi pencipta-pencipta lapangan kerja,” tukas Tigor Tampubolon. Ia juga menegaskan program tersebut menjadi salah satu cara untuk mengangkat masyarakat di kawasan Danau Toba seperti di kejayaan di era 70-an menjadi orang-orang terbaik dalam membangun negeri ini serta membantu pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Program tersebut rencananya akan dimulai pada November 2024 sampai Juni 2025. Dan akan dimulai kembali pada Agustus 2025 sampai seterusnya. Untuk pemetaannya diawali dengan kegiatan motivasi, pemetaan terhadap anak-anak, pemetaan terhadap cita-citanya, pemetaan terhadap masalah ekonominya serta pemetaan untuk pencarian beasiswa jika nanti diterima di perguruan tinggi negeri. “Kami hanyalah pemantik untuk memacu organisasi-organisasi lain agar berperan serta melakukan hal yang sama. Bahkan, bisa melakukan hal yang lebih baik lagi dari apa yang kami lakukan,” katanya berharap. BTY