Narwastu.id – Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi Advokat Indonesia (AAI), mantan Ketua DPD PIKI (Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia) DKI Jakarta dan Ketua Forum Peduli Jemaat HKBP ini kembali diundang Majalah NARWASTU untuk tampil bicara di podcast majalah kesayangan kita ini. Dr. Jose T.P. Silitonga, S.H., M.A., M.Pd., merupakan Doktor Ilmu Pemerintahan dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Bandung dan pemerhati sosial, politik, kemasyarakatan serta pemerintahan. Pada Senin pagi, 10 Juni 2024 lalu, Jose Silitonga di tengah kesibukannya sebagai pengacara, apalagi ia di dalam seminggu itu mesti terbang ke Papua, lalu ke Jakarta, kemudian terbang lagi ke Surabaya, masih menyisihkan waktunya guna podcast di Majalah NARWASTU.
Sekitar sejam lebih Jose Silitonga bertukar piliran dengan Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos, sembari menikmati roti dan menyeduh kopi. Selanjutnya mereka berbincang dalam podcast kali ini, seputar izin tambang yang diberikan Pemerintah Pusat kepada sejumlah ormas keagamaan sebagai wujud perhatian pemerintah kepada ormas-ormas, seperti NU dan Muhammadiyah, termasuk Kristen dan agama lainnya, yang ikut berkontribusi besar dalam memelihara kerukunan, perdamaian dan persatuan di negeri ini. Hanya saja Sinode HKBP, juga PGI dan KWI menolak mendapat izin tambang itu.
Alasannya, tidak punya kemampuan untuk mengurusi masalah tambang. Dalam podcast kali ini Jose Silitonga memberi komentarnya. Terkait dengan izin tambang ke ormas agama seperti gereja, Jose Silitonga menerangkan, seperti yang dicantumkan dalam Konfessi HKBP, bahwa tritunggal tugas gereja adalah, diakonia, marturia dan koinonia.
Di ketiga bidang itu tak ada disinggung tentang usaha ekonomi atau bisnis, sehingga sikap HKBP untuk menolak izin tambang itu sudah tepat. Ia pun mengatakan, gereja sebaiknya fokus pada penguatan kerohanian umat, bukan urusan tambang atau ekonomi dan bisnis. Kalau gereja nanti punya izin tambang, katanya, bisa membuat gereja kehilangan semangat atau roh untuk melayani. Sehingga tetaplah gereja fokus pada keimanan. KL