Anita Redya Lubis boru Manurung, S.H. Wanita Energik dan Tangguh yang Peduli Melayani di Gereja

96
Anita Redya Lubis boru Manurung, S.H. Energik, humanis dan peduli melayani.

Narwastu.id – Perempuan Batak yang satu ini boleh disebut figur yang tak mau berdiam diri. Pasalnya, hari-harinya selalu terisi dengan berbagai aktivitas. Mulai dari aktivitas di keluarga, gereja, persekutuan doa alumni hingga kegiatan sosial. Anita Redya Lubis boru Manurung, S.H. yang merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta, sejak kuliah sudah giat di persekutuan doa mahasiswa di kampusnya. “Saya orang yang senang beraktivitas. Sejak sekolah minggu, remaja hingga pemuda sudah aktif dalam kegiatan gereja. Bahkan, saat pemuda pernah gabung di pemuda HKBP,” ucap perempuan energik, awet muda dan anggun kelahiran Jakarta, 4 April 1967 ini.

Ibu dua orang anak, Daniel Christian Lubis dan Mika Lubis ini menyelesaikan pendidikan SD di PSKD Bulungun, Jakarta Selatan, lalu ia lulus dari SMP Negeri 19 Mayestik dan kemudian lulus dari SMA Negeri 74 Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Saat akan masuk kuliah ia sempat terpikir untuk menjadi polisi wanita (Polwan) atau masuk ke fakultas tejnik arsitek, namun orangtuanya mengarahkannya supaya masuk ke Fakultas Hukum UKI Jakarta. Dan ia sempat menikmati kuliah hukum, bahkan setelah lulus ia sempat mendapat kartu dari organisasi pengacara, yaitu Asosiasi Advokat Indonesia (AAI). Selain itu, ia sempat menjajal sejumlah profesi seperti pemborong dan wanita pekerja. Hingga akhirnya karena dampak krisis politik dan moneter pada 1998 di Indonesia ia memilih di rumah untuk mengurus suami tercinta, Paul Lubis, MSc, yang mantan Sesditjen Mineral dan Batubara di Kementerian Energi Sumber Daya Mineral.

Di tengah kehidupannya berumah tangga, perempuan humanis, religius dan tegas yang pernah dipercaya sebagai Ketua Panitia Penggalangan Dana Pensiun Sinode HKBP dari Gereja HKBP Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, ini pernah mengalami pergumulan dalam rumah tangganya. Pasalnya, mereka mesti menunggu kehadiran sang buah hati selama lima tahun. Dan ia selalu berdoa siang dan malam kepada Tuhan supaya diberi buah hati. Bahkan, saat ada sahabat dan tetangganya yang mengundangnya untuk hadir di acara ulang tahun anak mereka, Anita sering menitikkan air mata, karena sahabatnya itu bisa punya anak, sedangkan mereka belum dikarunia Tuhan seorang anak.

Sebagai suami istri mereka sesungguhnya sehat dan tak ada masalah untuk punya keturunan. Namun kerinduannya untuk menggendong bayi selama lima tahun selalu mengganggu pikirannya. Namun ia bersyukur punya suami yang luar biasa mencintainya. “Suami bilang, tujuan kita berumah tangga bukan semata-mata untuk punya anak, tapi untuk saling mencintai dan untuk memuliakan Tuhan. Dan ini yang membuat hati saya tenang. Keluarga dari suami dan orangtua saya pun terus mendukung dan mendoakan kami agar segera punya momongan. Dan sempat ada keinginan untuk mengadopsi anak, namun itu tak terjadi. Berbagai upaya pun sudah kami lakukan, termasuk memakai obat herbal, namun tak ada hasilnya,” ujar mantan Ketua Kaum Ibu (Ina) di HKBP Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini.

Kala mereka belum punya anak Anita dan Paul Lubis masih berjemaat di GKI Pamulang, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Anita tak pernah putus berdoa kepada Tuhan, dan saat ia dalam kondisi pasrah pada akhir April 1998 lalu ia mual-mual. Saat dicek ke dokter ternyata ia sudah positif hamil. Tak ayal, Anita meneteskan air mata, terharu dan ia bersyukur kepada Tuhan atas mukjizatNya. “Sebelum dinyatakan dokter hamil, pada Januari 1998 sesungguhnya ada mimpi saya yang unik. Adik kami dari suami dalam sebuah mimpi saya memberikan kepada kami seorang bayi mungil dan sehat. Padahal saat itu mereka belum menikah,” ucap Anita yang pernah merasakan pengalaman spiritual selama 20 menit mati suri, namun ia kembali sehat karena mukjizat Tuhan.

Saat Anita dinyatakan hamil di saat yang bersamaan suaminya Paul Lubis sudah dipercaya juga oleh gerejanya untuk menjadi anggota majelis jemaat di GKI Pamulang. “Jadi Tuhan itu luar biasa. Suami diberi dulu kepercayaan menjadi majelis di gereja untuk mengurusi organisasi dan manajemen, baru setelah itu Tuhan memberikan anugerah anak kepada kami. Ini sungguh sebuah anugerah Tuhan,” ucap Anita, putri mantan Kepala Dinas Pertamanan DKI Jakarta, Marulitua Manurung, BAP ini terharu.

Tiga tahun kemudian, saat suami tercinta sembari berkarier sudah giat lagi di lingkup pelayanan yang lebih besar sebagai Wakil Ketua Majelis di Klasis GKI Jakarta II, Tuhan kembali menganugerahkan kepada mereka seorang putra yang sehat dan ganteng, Mika Lubis. “Luar biasa Tuhan kita itu. Setelah suami aktif jadi majelis di gereja, kami dianugerahi dua anak. Makanya saya sangat percaya dan mengimani Firman Tuhan yang berbunyi: Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu. Sehingga pegangan kita di dalam hidup ini harus Firman Tuhan. Kepada kedua anak saya pun selalu saya sampaikan supaya mempercayai Firman Tuhan sebagai pegangan di dalam menjalani kehidupan,” ucap ibu dari Daniel Christian Lubis dan Mika Lubis ini. Daniel kini kuliah di UPN Yogyakarta sedangkan Mika kuliah di Universitas Atmajaja, Jakarta.

Sebagai seorang ibu dan seorang istri, hari-hari Anita selalu terisi dengan berbagai aktivitas. Dulu saat anak-anaknya masih kecil, ia pun menyisihkan waktunya untuk mengantar jemput anak-anaknya ke sekolah dan tempat les. Kemudian di saat anak-anaknya tidur siang ia mengikuti keterampilan membuat aneka kue, lalu kue-kue yang diolahnya dijual. “Saya tidak mau diam, dan harus selalu beraktivitas supaya kita pula selalu sehat dalam kehidupan sehari-hari,” pungkas Anita yang merupakan salah satu pendiri dan pengurus Persekutuan Doa (PD) Debora. PD Debora merupakan persekutuan doa lintas gereja dan lintas suku yang peduli membantu orang-orang kurang beruntung. Pendiri dari PD Debora empat orang dari Gereja HKBP Kebayoran Baru, dan Anita ketua pertama pada 2016.

Selain itu, ia pendiri dan pengurus PD Hosana, yang anggotanya merupakan alumni SMPN 19 Jakarta. Tak hanya itu, bersama sejumlah sahabatnya kaum perempuan yang energik ia aktif pula di Group Arisan Flamboyan Club, Arisan Kita dan Arisan Borbor Marsada. Komunitas-komunitas arisan yang diikutinya ini selain peduli terhadap anggota, seperti yang sakit juga sering mengadakan acara sosial dan doa bersama. Dan pada medio 2022 lalu, Gereja HKBP Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yang dipimpin Pdt. Liston Butarbutar, S.Th, M.A. juga telah mempercayakan Anita Lubis boru Manurung sebagai Ketua Penggalangan Dana Pensiun Sinode HKBP bersama sejumlah kaum ibu, serta Penasihat dan Seksi Dana St. Hardy Tobing. Mereka berhasil menghimpun dana sekitar Rp 1 miliar untuk dana pensiun HKBP. Menurut Anita, saat ia dipercaya sebagai ketua panitia penggalangan dana, ia percaya Roh Kudus yang bekerja. Pasalnya, sudah ada 8 orang yang didekati Pdt. Liston Butarbutar agar bersedia menjadi ketua panitia namun semuanya tak bersedia. Dan Anita adalah ke-9 orang yang didekati. Awalnya ia agak ragu, namun suaminya Paul Lubis yang pernah dipercaya sebagai Ketua Panitia Konsultasi Nasional (Konas) HKBP pada 2018 dan Penasihat Panitia Konas HKBP 2022 memberikan dukungan penuh kepada istrinya ini. “Akhirnya karena dukungan suami, doa Pak Pdt. Liston Butarbutar dan kerjasama yang amat baik dengan ito St. Hardy Tobing, kami berhasil mengumpulkan dana itu. Semua itu hanya untuk kemuliaan Tuhan,” pungkas ibu yang selalu tampil rapih dan ayu ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here