Gereja Mitra Pemerintah Melawan Pandemi

109
Ephorus Sinode GKPS Pdt. Dr. Deddy Fajar Purba, M.Th.

Narwastu.id – Di masa pandemi seperti ini, sudah barang tentu menyisakan keprihatinan bagi setiap kita. Apalagi situasi ini sulit diprediksi kapan wabah corona ini akan berakhir. Seperti yang diutarakan oleh Pdt. Dr. Deddy Fajar Purba, M.Th, Ephorus GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun) kepada Majalah NARWASTU yang mewawancarainya via WhatsApp. “Pandemi Covid-19 adalah sebuah musibah besar yang sangat mengguncang kehidupan umat manusia di segala penjuru dunia pada saat ini. Tidak ada satu pun dari kita, baik institusi atau pun negara yang siap menghadapi musibah ini. Pasca merebaknya pandemi Covid-19 dan mengalami peningkatan yang cukup signifikan di beberapa negara termasuk Indonesia, pelbagai upaya atau kebijakan terpaksa harus diambil. Seperti pelarangan-pelarangan yang membatasi gerak dan interaksi sosial. Kondisi ini tentu saja berdampak kepada kehidupan masyarakat dalam bidang sosial, budaya, ekonomi, psikologi, agama dan lain sebagainya,” ujar Pdt. Deddy F. Purba

Seperti kita ketahui bersama bahwa dampak dari penyebaran pandemi Covid-19 juga menimpa ke daerah lainnya, menyebabkan gereja terpaksa harus menutup peribadahan di Hari Minggu, termasuk seluruh kegiatan di GKPS. Hal itu bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap warga sekaligus memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Kegiatan rutin lainnya juga dibatasi tidak terkecuali Sekolah Minggu dan program penelaahan Alkitab dari kelompok-kelompok pelayanan kategorial juga dijadwalkan ulang. Mengenai hal ini Ephorus GKPS yang menjabat mulai dari periode 2020-2025 itu mengatakan, agar kegiatan terus berjalan maka aktivitas gereja terpaksa dilakukan secara daring (dalam jaringan), seperti peribadahan Minggu maupun ibadah keluarga. Semuanya ini menuntut kesediaan gereja untuk mau belajar dan melakukan adaptasi atau mengalami perubahan-perubahan di sana sini.

Gereja diperhadapkan pada suasana yang sama sekali tidak normal. Oleh karena itu, gereja ditantang untuk lebih berhikmat dan lebih kreatif dalam mengkaji ulang serta menentukan sikapnya untuk terus melanjutkan tugas dan pelayanannya bagi masyarakat.

Suami dari Triwani Saragih, SKM, ini juga menambahkan, pada satu sisi gereja patut bersyukur karena perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini berkembang pesat. Dalam keadaan yang sulit, media telekomunikasi berbasis digital dapat menfasilitasi gereja untuk menyampaikan misi dan pelayanannya kepada umat. Kendati demikian, tidak dapat dipungkiri jika perkembangan teknologi komunikasi juga dapat memberi pengaruh yang buruk terhadap gereja dan masyarakat. “Karena tidak semua konten yang beredar melalui media komunikasi baik, benar atau bermanfaat bagi kebaikan masyarakat.

Tidak sedikit muatan yang bersifat hoaks atau yang bernuansa kekerasan, bahkan destruktif berseliweran melalui media sosial. Tentunya penyebaran informasi tanpa batas akan menghadirkan tantangan baru bagi gereja. “Sebab gereja berkepentingan untuk memberi pengajaran yang benar dan membangun kehidupan umatnya agar dapat bertumbuh dan berkembang secara lebih baik, adil dan sejahtera,” tukas lulusan Sarjana Teologi dari STT HKBP Pematang Siantar, Sumatera Utara. Namun di sisi lain, gereja diperhadapkan pada pergumulan ganda. Di satu sisi gereja akan terus belajar untuk meningkatkan kapasitasnya dalam memanfaatkan teknologi digital, namun di sisi lain, gereja juga harus memberikan edukasi terhadap jemaat dan masyarakat agar dengan bijak dan berhikmat dalam mengakses informasi melalui media digital. Tanggung jawab ini tentu saja merupakan tanggung jawab semua komponen masyarakat, meskipun peran pemerintah sangat strategis. Namun hal itu tidak dapat sepenuhnya dijadikan tanggung jawab pemerintah.

Gereja juga diharapkan dapat menentukan peranannya yang memberi pengajaran terhadap umatnya dan masyarakat. Apalagi mengingat sumber daya warga jemaat dengan pelayanan gereja yang tidak merata. Maka perkembangan teknologi digital yang sangat pesat menjadi tantangan bagi gereja untuk semakin mampu memperlengkapi dirinya, mengikuti serta menguasai perkembangan teknologi komunikasi berbasis digital. Sehingga baik pelayan-pelayan gereja maupun masyarakat gereja dapat beradaptasi dan mampu memanfaatkan teknologi digital.

Kendati demikian, tidak dipungkiri jika ada beberapa kendala yang dihadapi dalam memanfaatkan teknologi digital. Sebut saja seperti faktor ekonomi dalam keterbatasan dalam mengakses, belum lagi dalam soal keterampilan/pengetahuan khususnya bagi generasi tua (baby boomer). Termasuk di antaranya adalah mereka yang memiliki kemampuan khusus dan membutuhkan pendampingan dalam memanfaatkan teknologi digital. “Merupakan tanggung jawab gereja juga untuk menyediakan konten serta metode yang relevan dengan tuntutan dan kebutuhan jemaat melalui media digital tersebut,” kata pemimpin gereja kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, 8 Juni 1969 ini.

Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa gereja sebenarnya merupakan salah satu institusi yang tidak siap dalam menghadapi pandemi Covid 19. Gereja ikut terguncang, namun tetap perlu untuk menyegarkan dan meneguhkan kembali keyakinannya, bahwa Kristuslah pemilik dan pemimpin gereja yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, maka gereja tidak boleh ragu dan putus asa untuk melanjutkan tugas dan tanggung jawab pelayanannya. Sebab pada kenyataannya akibat dari virus corona tersebut telah menebarkan ancaman dan tantangan terhadap kemanusiaan. Hal ini seharusnya tidak membuat gereja menjadi lemah, akan tetapi justru semakin membangun kesadaran untuk melakukan banyak hal.

Terlebih bagi mereka yang sedang terkapar karena Covid-19. Gereja ditantang untuk hadir dan menjadi saudara yang memberitakan pengharapan dan topangan bagi mereka yang kehilangan saudara, anak, cucu, orangtua, kerabat bahkan sahabat yang dicintai. “Di sinilah semestinya gereja menjadi mitra bagi pemerintah dan elemen masyarakat lainnya yang secara bersama-sama harus berjuang mengalahkan pandemi Covid- 19. Dalam hal ini Gereja GKPS akan terus menjalin kerjasama dan komunikasi yang intens, sehingga kehadiran gereja akan dapat dirasakan kehadirannya oleh warga jemaat dan masyarakat,” tuturnya. BTY

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here