Ketua Umum HATINDO: Pemerintah Harus Tangkap Teroris di Sulawesi Tengah

307
Pdt. Lukas Kacaribu, S.H., M.H., M.Pdk.

Narwastu.id – Kembali aksi terorisme yang diduga didalangi Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, pimpinan Ali Kalora beraksi di Desa Lembantongoa, Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng). Aksi mereka brutal dan sadis. Sebuah Pos Pelayanan Gereja Bala Keselamatan berikut enam rumah lainnya dibakar para teroris. Tak hanya itu, 4 orang yang ditemukan tewas mengenaskan di tempat kejadian kepalanya dipenggal dan tubuhnya dibakar. Pola aksi kelompok Ali Kalora selama ini, salah satunya menebar ketakutan pada warga Kabupaten Sigi. Pelaku tidak mengenal korban yang dibunuh, dan mereka hanya memberikan rasa takut yang luar biasa bagi warga.

Disinyalir kelompok teroris itu mulai bergeliat, bahkan kelompok Jamaah Islamiah yang sudah sekian lama tiarap pasca Osama Bin Laden tewas mulai eksis lagi. Di daerah Sulteng yang paling dominan adalah kelompok MIT pimpinan Ali Kalora dan ada juga JAD. Aksi keji dan sadis yang dilakukan teroris ini memanaskan telinga dan dada orang yang peduli dengan pelayanan di daerah-daerah terpencil, terlebih sebuah Gereja Pos Pelayanan Bala Keselamatan ikut terbakar. Organisasi Hamba Tuhan Indonesia (HATINDO) yang diketuai Pdt. Lukas Kacaribu, S.H., M.H., M.Pdk merasa terusik atas kejadian keji di Lembantongoa ini. “Bila kita melihat pola keji dan sadis kelompok pimpinan Ali Kalora, ini berafiliasi dengan ISIS. Tempat kejadian perkaranya di wilayah Indonesia Timur, yang sering merasakan teror. Sehingga warga yang jangkauannya jauh dengan aparat keamanan negara merasakan ketakutan luar biasa,” tukas Pdt. Lukas Kacaribu melalui sambungan telepon pada pers.

Duka anak bangsa atas aksi teroris di Sigi, Sulawesi Tengah, pada 27 November 2020.

Pihak keamanan dalam hal ini Polres Sigi sudah menyisir seluruh wilayah Sigi untuk melakukan pengamanan, dan menyatakan keadaan sudah kondusif dan melakukan program trauma healing bagi para korban dan keluarganya. Dan korban pun telah dimakamkan dengan baik. “Akan tetapi hal ini tidak hanya menjadi perhatian Polres Sigi dan Polda Sulteng, tapi Pemerintah Pusat harus turun tangan. Karena ini telah melukai hati warga Indonesia, dan ini ancaman teroris yang selama ini bergerilya di hutan-hutan di Sulawesi Tengah. Mereka sekian lama telah kehabisan logistik, dan mereka kembali ke desa-desa untuk mencari yang diperlukan dengan cara menteror. Seperti pada Jumat 27 November 2020 harus jatuh 4 korban meninggal dipenggal kepalanya dan 6 rumah, termasuk gereja dibakar,” ujar pria Batak Karo yang termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2014 Pilihan Majalah NARWASTU” dan lulusan Fakultas Komunikasi IISIP Jakarta ini.

Dari beberapa sumber yang dikumpulkan dari berbagai laman online menyebutkan, Polda Sulawesi Tengah sudah berkoordinasi dengan Satgas Tinombala yang merupakan operasi gabungan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia yang dibentuk tahun 2016 lalu hingga sekarang dan memiliki operasi kerja di Kabupaten Poso, Sulawesi tengah. Satgas ini terdiri dari satuan Brimob, Kostrad, Marinir, Raider dan Kopassus untuk mengejar para pelaku hingga ditemukan. “Saya mendesak Pemerintah untuk tidak memiliki pilihan lain, kecuali segera menangkap pelakunya. Kalau perlu panglima terorisnya ditangkap, karena saya pikir polanya adalah aksi pendahuluan yang dilakukan pada 27 November 2020 lalu. Semoga Pemerintah segera menangkap pelakunya,” ucap Pdt. Lukas Kacaribu yang juga berprofesi sebagai lawyer di Kota Bandung, Jawa Barat, mengakhiri pembicaraan. NG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here