Narwastu.id – Kita semua prihatin dengan situasi dan kondisi bangsa ini, karena wabah Covid-19 belum juga berlalu. Kita tidak tahu kapan berakhir wabah ini, yang disusul dengan masalah ekonomi. Namun kita harus terus berdoa dan berpengharapan serta berupaya supaya keadaan negeri ini semakin baik, sejahtera, aman dan damai. Di akhir tahun atau Desember 2020 ini negeri kita akan mengikuti pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak. Dan ini mesti kita perhatikan dan ikuti supaya dari situ nanti lahir pemimpin-pemimpin Pancasilais, memahami nilai-nilai kebangsaan, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika. Meskipun di situasi saat ini ada wabah Covid-19, namun seperti yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo kita mesti bersahabat dengan Covid-19 ini
Kita harus tetap memperhatikan protokol kesehatan, seperti pakai masker, rajin mencuci tangan dan menghindari kerumunan atau menjaga jarak. Selain itu, imun tubuh kita mesti dijaga agar kuat menghadapi serangan virus. Dengan imun yang sehat dan pikiran yang bahagia, maka kita akan sulit terserang virus. Dan suasana hati dan pikiran kita mesti terjaga dengan baik supaya imun kita sehat dan kuat. Hal itu diungkapkan tokoh muda nasionalis yang juga Ketua Umum DPP Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) pada periode 2007-2011 ini.
Mantan aktivis mahasiswa di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, ini bukan sosok yang asing lagi di kalangan pemuka gereja. Dia juga pengurus DPP Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) dan tokoh Gereja Toraja. Tak heran, kalau Dating Palembangan, S.E., Ak., M.M. sering berbicara di berbagai forum gereja dan pemikirannya kerap dipublikasikan media Kristiani. Mantan Koordinator Forum Senior GMKI Cabang Makassar ini, termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2011 Pilihan Majalah NARWASTU” karena dia dinilai tim Redaksi Majalah NARWASTU sosok tokoh muda gereja yang aktif, dinamis, mampu menginspirasi dan memotivasi.
Dating Palembangan yang pernah disebut-sebut oleh sejumlah media sebagai sosok yang layak jadi bupati di kampung halamannya di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, pernah pula aktif sebagai anggota Majelis Pemuda Indonesia di KNPI. Selain itu, ada banyak organisasi kemasyarakatan yang diikutinya dan ia pernah menjadi pengurus di situ, termasuk organisasi dari daerah asalnya. Pria berpenampilan tenang dan cerdas ini, baru-baru ini berbincang dengan Majalah NARWASTU. Ia bicara tentang Pilkada Serentak 2020 dan refleksi Sumpah Pemuda 2020.
Ketua Badan Pekerja Gereja Toraja Klasis Pulau Jawa dan Ketua Badan Verifikasi PIKI ini menerangkan, kalau pada Desember 2020 Pemerintah akan mengadakan Pilkada Serentak, karena memang negara mesti menjalankan amanat undang-undang. Sama seperti Amerika Serikat, sebuah negara besar yang juga melakukan pemilihan presiden di masa pandemi Covid-19. “Dan sebagai warga negara yang baik kita mesti mentaati undang-undang. Memang saat ini kita diperhadapkan pada masalah ekonomi dan pandemi Covid-19, namun di sisi lain Pilkada Serentak 2020 harus kita ikuti pula.
Dan sebenarnya jika Pilkada Serentak dijalankan akan kembali menggerakkan dan menggairahkan ekonomi rakyat. Karena calon kepala daerah yang tampil dan timnya akan membutuhkan masker, handsanitizer, baliho, kaos, spanduk termasuk makanan serta minuman bagi para pendukungnya. Kalau misalnya ada tiga atau empat pasangan calon saja yang tampil, maka itu cukup menggerakkan ekonomi kerakyatan. Namun memang harus disiplin mengikuti aturan dan protokol kesehatan supaya tidak terjadi penularan virus corona. Di sinilah tugas kita semua untuk saling menjaga dan mengingatkan,” ujar mantan Wakil Bendahara Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) yang giat mencermati perkembangan politik nasional ini.
Dating Palembangan menambahkan, Pilkada Serentak 2020 ini kita harapkan tidak saja memberi pendidikan politik kepada masyarakat, tapi juga berjalan aman, baik, adil, jujur dan terhindar dari konflik antarwarga. “Kita boleh beda partai politik, tapi kepentingan yang lebih besar untuk bangsa dan negara mesti kita utamakan. Kita imbau pada calon-calon kepala daerah yang tampil agar dijual hal-hal yang baik sesuai dengan visi misinya kepada masyarakat.
Di sisi lain, kita imbau supaya masyarakat memilih yang terbaik dari calon itu, dan program si calon kita harapkan benar-benar menyentuh persoalan masyarakat,” ucapnya. Menurut Dating, untuk memilih calon kepala daerah yang terbaik tentu perlu diperhatikan jejak rekamnya, dia harus berjiwa kebangsaan serta peduli pada penegakan Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika. Juga calon tersebut mesti memahami kearifan lokal
Di sisi lain, terkait dengan Pilkada Serentak 2020, Dating Palembangan pun mengatakan, sangat ironis bila kita dengar ada daerah-daerah atau basis Kristen yang mengikuti pilkada namun biaya operasional di perhelatan demokrasi itu amat mahal. “Sehingga di sinilah kita minta suara para pemimpin gereja dan tokoh masyarakat untuk menyampaikan suara nabiah. Kegiatan demokrasi mestinya tidak direcoki dengan kegiatan-kegiatan yang mahal. Informasi yang kita dengar ada sejumlah daerah Kristen dengan biaya demokrasi yang mahal ini. Sehingga kita harus mengimbau agar gereja menyampaikan nilai-nilai Injil itu kepada masyarakat. Jangan sampai masyarakat terpengaruh dengan biaya mahal itu, tapi pilihlah calon yang terbaik. Gereja di Pilkada Serentak 2020 memang tak bisa berpihak, tapi harus terus menyampaikan suara kenabiannya,” pungkasnya.
Dating Palembangan berharap agar semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pilkada bisa mentaati undang-undang atau konstitusi. KPU, Bawaslu dan Pemerintah serta aparat hukum kita harapkan agar bekerja dengan baik, serta tegas terhadap pelanggar hukum. “Pilkada Serentak 2020 yang digelar dalam suasana menjelang Natal, juga kesempatan bagi para pemimpin gereja dan jemaat untuk menyuarakan suara kenabian, kebenaran dan kedamaian. Dan jangan sampai tempat ibadah dipakai untuk kepentingan politik atau tempat berkampanye. Dan di sinilah perlu pengawasan pada pelaksanaan pilkada ini,” ucapnya.
Sebagai tokoh senior di GAMKI, Dating Palembangan tak lupa mengimbau agar kader-kader muda Kristen ikut membantu kelancaran pelaksanaan Pilkada Serentak ini. Kader-kader GAMKI selaku individu bisa saja berpolitik atau masuk ke partai politik. “Namun kader-kader GAMKI tak bisa membawa panji-panji organisasi GAMKI untuk berpolitik. Namun GAMKI sebagai organisasi kader yang sudah teruji di tengah bangsa dan masyarakat harus ikut mencerdaskan masyarakat. Nilai-nilai Injil atau kebenaran itu mesti terus disuarakan. GAMKI harus ikut terus berkontribusi di dalam bangsa ini, namun sekali lagi tidak bisa membawa-bawa panji-panji organisasi untuk berpolitik. GAMKI pun mesti terus berdoa dan bekerja atau ora et labora,” cetusnya.
Terkait refleksi Sumpah Pemuda 2020, Dating Palembangan menuturkan, perjalanan bangsa kita sejak berdiri tak bisa dilepaskan dari perjuangan dan pemikiran-pemikiran kaum muda. Perjuangan panjang bangsa iniĀ tak terlepas dari peran pemuda. “Dalam menata kehidupan bangsa ini, kita butuh waktu dan proses untuk meraih hasil. Para pemuda yang sekarang ikut berjuang mesti tetap sabar dengan sebuah proses. Di samping itu, para pemuda dituntut agar tetap setia, tekun dan harus sabar menunggu waktu untuk meraih hasil yang diinginkan. Dan kita berharap agar pemuda-pemuda di tengah bangsa kita tetap kembali pada nilai-nilai kebangsaan. Dan jaga terus Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. Marilah lihat masa depan yang lebih baik untuk bangsa ini. Sehingga kita harus terus belajar. Pemuda masa depan yang kita harapkan adalah pemuda yang bisa belajar dari pengalaman masa lalu,” terangnya. GH