Narwastu.id – Di Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 lalu tak ada partai politik (Parpol) berbasis Kristen yang tampil, karena tak lolos verifikasi KPU (Komisi Pemilihan Umum). Di Pemilu 1999, Pemilu 2004 dan Pemilu 2009 pernah parpol Kristen tampil, yaitu PDKB, Partai Krisna, Partai Katolik Demokrat, PDS dan PKDI. Dan menjelang Pemilu 2024 ini sudah ada partai berbasis Kristen yang begitu antusias untuk tampil, yakni Partai Indonesia Damai (PID). Salah satu tokoh PID, Mangasi Sihombing yang dikenal diplomat senior dan Duta Besar di Eropa (2006-2010) menuturkan, saat ini kepengurusan PID sudah ada di 34 provinsi di Indonesia, dan tinggal dilantik.
Sehingga partai ini pun siap untuk berlaga di Pemilu 2024 mendatang. Seperti pernah disampaikan Ketua Bidang Luar Negeri dan Diplomasi DPP PID ini kepada Majalah NARWASTU, adalah pendapat yang keliru jika disebut bahwa di Indonesia tak perlu partai Kristen. Di Indonesia yang majemuk ini justru kita perlukan partai berbasis Kristen guna memperjuangkan aspirasi warga gereja. “Negara maju seperti Jerman saja punya partai Kristen. Dan partai Kristen di sana berpengaruh dan mampu memperjuangkan kesejahteraaan rakyat. Sehingga tak ada alasan untuk menyebut bahwa partai Kristen di Indonesia tak dibutuhkan. Partai Kristen itu alat kita untuk berjuang,” ucap mantan Ketua Persekutuan Kristen Indonesia (PERKI) Se-Eropa dan pemuka marga Sihombing (Lumban Toruan) ini.
Mangasi Sihombing yang beribadah di GKI Kwitang, Jakarta, menuturkan, memang saat ini ada partai-partai nasionalis di Indonesia, namun mereka masih perlu diperkuat oleh partai-partai berbasis Kristen. “Saat ini masalah intoleransi, korupsi dan teroris harus bisa kita suarakan lewat partai politik,” cetus peraih Satya Lencana Karya Setya dan mantan Dirjen Informasi, Diplomasi Publik dan Perjanjian Internasional (Dirjen IDPPI) ini.
Menurut salah satu pendiri Batak Center dan pemrakarsa pembentukan Badan Kerjasama Umat Kristiani di Belanda ini, salah satu persoalan serius saat ini di Indonesia adalah masalah ideologi yang masih dicoba dikutak-katik sekelompok anak bangsa. Menurut pria yang termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2019 Pilihan Majalah NARWASTU” ini, Pancasila adalah ideologi dan falsafah bangsa kita, serta pemersatu bangsa Indonesia. Jika Pancasila dicoba diganti dengan ideologi lain, maka bangsa ini terancam pecah. Sehingga, imbuh Mangasi, partai politik pun harus gigih berjuang untuk mempertahankan ideologi Pancasila supaya jangan dikutak-katik siapapun, karena pendiri bangsa ini sudah sepakat dengan Pancasila sebagai dasar negara kita. Dan PID pun hadir untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjaga Pancasila agar tetap abadi.
Sedangkan tokoh senior Partai Damai Sejahtera (PDS), Pdt. Dr. Ruyandi Hutasoit saat berkunjung ke kantor Majalah NARWASTU menyebut, di negara ini masih dibutuhkan kehadiran partai Kristen seperti PDS. Ketika ada gangguan beribadah atau pelanggaran HAM terhadap umat Kristen kala menjalankan ibadahnya, yang paling keras berbicara di Senayan adalah partai Kristen seperti PDS yang dulu pernah punya fraksi di DPR-RI pada 2004-2009. Pdt. Ruyandi Hutasoit yang termasuk dalam “20 Tokoh Kristiani 2007 Pilihan Majalah NARWASTU” menuturkan, PDS di berbagai daerah masih punya pendukung, sehingga pada saatnya PDS akan tampil lagi. “Saya sering diteleponi dari daerah oleh kader-kader PDS, bahwa mereka masih berharap dan berdoa supaya PDS kembali tampil. Dan ini yang sekarang terus kita upayakan,” ucap mantan Ketua Umum DPP PDS dua periode dan kini dipercaya jadi Ketua Dewan Pembina PDS. VB