Ada 7 Modal Sosial Pdt. Dr. Robinson Butarbutar untuk Meraih “HKBP 1”

1522

Narwastu.id – Kalau tidak ada halangan pada Oktober 2020 ini Sinode HKBP, sebagai gereja terbesar di Indonesia dan Asia akan menggelar Sinode Godang (Agung) ke-64 HKBP, semacam kongres untuk memilih pucuk pimpinan tertinggi di Seminari Sipoholon, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Dalam acara yang bakal dihadiri lebih dari 1.500 orang peserta ini, akan dipilih Ephorus dan Sekjen HKBP untuk memimpin gereja yang punya anggota jemaat lebih dari 6 juta jiwa ini. Dan hingga tulisan ini diturunkan, ada dua figur pendeta HKBP yang cukup populer yang muncul sebagai calon ephorus, yakni Pdt. Dr. Martongo Sitinjak, M.Th. (Kepala Departemen Koinonia HKBP) dan Pdt. Dr. Robinson Butarbutar (Ketua Rapat Pendeta HKBP). Dan figur yang agak menonjol dari amatan media ini adalah Pdt. Robinson Butarbutar. Di Sinode Godang ke-63 HKBP 2016 lalu, Pdt. Robinson Butarbutar pun maju sebagai calon ephorus, namun ia kalah suara dari Pdt. Dr. Darwin Tobing yang dalam waktu dekat ini akan mengakhiri tugasnya sebagai Ephorus HKBP.

Pdt. Dr. Martongo Sitinjak, M.Th.

Dari amatan Majalah NARWASTU, sekarang agak sulit mencari tandingan Pdt. Robinson Butarbutar untuk menuju “HKBP 1” atau Ephorus HKBP. Pasalnya, Pdt. Robinson pun beruntung karena cukup dikenal dan dekat dengan para pendeta dan anggota jemaat HKBP. Dan majalah ini mencatat ada 7 modal sosial yang dimiliki Pdt. Robinson sehingga peluangnya cukup besar untuk duduk sebagai “Gembala 1” di HKBP. Ketujuh modal sosial itu, pertama, Pdt. Robinson Butarbutar punya pengalaman cukup lama melayani di kawasan Asia, Eropa dan Afrika, terutama Jerman. Juga ia banyak bergaul dengan tokoh-tokoh Dewan Gereja-gereja Se-Dunia. Dan ia pernah dipercaya untuk memimpin United Evangelical in Mission (UEM) Regional Asia. UEM adalah persekutuan gereja-gereja di Eropa, Asia dan Afrika. Sehingga jaringannya di kalangan tokoh-tokoh gereja di kancah internasional tak diragukan lagi. Dan ini modal Pdt. Robinson yang tak bisa dipandang sebelah mata.

Kedua, di Sinode Godang ke-63 HKBP pada 12-18 September 2016 lalu di Sipoholon, Pdt. Robinson sudah tampil sebagai calon ephorus. Dengan tampil kembali di Sinode Godang ke-64 HKBP 2020 ini, semakin terbukti Pdt. Robinson seorang “pendeta petarung.” Ketiga, pria kelahiran Bah Jambi, Simalungun, Sumatera Utara, 1 Januari 1961 ini adalah pendeta yang tak lelah belajar. Studi S1 ia ikuti di STT HKBP Pematang Siantar, S2 di London Bible College, Inggris, dan S3 atau program doktor diraihnya di Trinity Theological College, Singapura. Dia pendeta cerdas dan tergolong Hamba Tuhan yang tak lelah menuntut ilmu. Keempat, saat ini suami dari Srimiaty Rayani Simatupang, M.Hum ini dipercaya sebagai Ketua Rapat Pendeta HKBP. Jabatan ini cukup strategis dan hanya pendeta yang senior serta berpengalaman yang biasanya menduduki jabatan ini. Jabatan ini pun membuat dia semakin dekat pada para pendeta dan sintua di HKBP. Kelima, Pdt. Robinson termasuk pendeta yang pintar bergaul dan dekat dengan tokoh-tokoh senior di HKBP yang punya pengaruh, seperti Pdt. DR. WTP Simarmata, M.A., Ephorus Emeritus HKBP yang kini sudah menjadi anggota DPD-RI atau senator. Pdt. WTP Simarmata pun kini memimpin Persekutuan Gereja-gereja Se-Asia (CCA) dan UEM. Pdt. WTP Simarmata yang mantan Ketua Umum PGI Wilayah Sumatera Utara, pernah dua periode menjadi Sekjen HKBP, satu periode Ketua Rapat Pendeta HKBP, satu periode Ephorus HKBP, dan kini ia peraih suara terbanyak sebagai anggota DPD-RI di Dapil Sumut. Dari situ bisa disimpulkan bahwa Pdt. WTP Simarmata yang termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2011 Pilihan Majalah NARWASTU” bukan tokoh sembarangan di gereja besar ini.

Pdt. Dr. Robinson Butarbutar (kiri) dalam sebuah acara santai dengan Pdt. DR. WTP Simarmata, M.A. (Ephorus Emeritus HKBP, senator dan pimpinan UEM serta Persekutuan Gereja-gereja Se-Asia/CCA).

Keenam, di Sinode Godang ke-63 HKBP pada 2016 lalu, Pdt. Robinson Butarbutar santer pula dikabarkan didukung “orang besar dan berpengaruh” yang kebetulan berjemaat di HKBP, sehingga saat itu ia amat percaya diri untuk maju sebagai calon Ephorus HKBP. Pdt. Robinson yang kini didukung sebagian besar warga dan pelayan HKBP, terbukti sinode distrik mendukungnya sebagai calon ephorus, selama ini pun dinilai banyak pihak seorang teolog berpikiran maju dan bisa mengembangkan gereja HKBP. Ketujuh, nama Pdt. Robinson Butarbutar pada akhir 2017 lalu termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2017 Pilihan Majalah NARWASTU,” sehingga namanya di kalangan tokoh-tokoh Kristen dari berbagai sinode di Tanah Air semakin populer, apalagi saat itu banyak media massa termasuk media sosial (Medsos) yang menulis tentang figur ke-21 tokoh Kristiani 2017 pilihan Majalah NARWASTU itu. Dalam kiprah Majalah NARWASTU selama ini, baru lima pendeta dari kalangan tokoh atau pimpinan HKBP yang pernah masuk dalam jajaran tokoh Kristiani pilihan Majalah NARWASTU. Kelimanya, yaitu Pdt. Dr. SAE Nababan, L.LD (Mantan Ketua Umum PGI dan Ephorus Emeritus HKBP), Pdt. DR. WTP Simarmata, Pdt. Robinson Butarbutar, Pdt. Gomar Gultom, M.Th (Ketua Umum PGI) dan Pdt. Banner Siburian, M.Th (Praeses HKBP Distrik Bekasi-Bogor).

Pemuka masyarakat Batak, Hakim Agung MA-RI (1997-2002) dan tokoh nasionalis, Dr. H.P. Panggabean, S.H., M.S. (kanan) bersama Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Majalah NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos (kiri), baru-baru ini diabadikan di kantor Majalah NARWASTU di Jakarta.

Tokoh nasionalis, Hakim Agung MA-RI (1997-2002) dan pemuka masyarakat Batak, Dr. H.P. Panggabean, S.H., M.S., baru-baru ini kepada Majalah NARWASTU menuturkan, Pdt. Robinson Butarbutar adalah figur pendeta berpikiran maju. “Saya pernah bertukar pikiran dengan Pdt. Robinson Butarbutar. Seandainya nanti dia jadi Ephorus HKBP saya akan memberikan masukan kepada dia bagaimana membangun HKBP agar semakin berakar. Adat budaya Batak jangan sampai digilas zaman, sehingga pimpinan gereja HKBP harus ikut melestarikan adat budaya, termasuk memahami Masyarakat Hukum Adat (MAHUDAT). Karena sekarang ada banyak terjadi konflik di masyarakat, termasuk ribut karena aset gereja. Sebenarnya itu karena kurang dipahami tentang MAHUDAT. Tidak bisa gereja hanya sibuk urusan rohani, tapi urusan masyarakat, seperti konflik karena urusan tanah, perceraian, rebutan harta warisan dan materialisme, itu mesti diperhatikan gereja. Karena jemaat HKBP banyak yang mengalami itu,” cetus Ketua Umum DPP Kerukunan Masyarakat Batak (KERABAT), Ketua Umum DPN Kerukunan Masyarakat Hukum Adat Nusantara (KERMAHUDATARA), salah satu Penasihat Majalah NARWASTU, dan tokoh pendiri Gereja HKBP Kebayoran Lama, Jakarta Selatan itu. H.P. Panggabean yang juga penulis puluhan buku seputar hukum, termasuk dalam “20 Tokoh Kristiani 2007 Pilihan Majalah NARWASTU.” H.P. Panggabean pernah juga dipilih Majalah “Dalihan Na Tolu” sebagai “Tokoh Masyarakat Batak yang Peduli Melestarikan Adat dan Budaya Tahun 2012.” Selain itu, ia pernah menjadi Penasihat Perhimpunan Wartawan Media Kristiani Indonesia (PERWAMKI).

Nah, kembali soal Sinode Godang ke-64 HKBP, meskipun nama Pdt. Robinson Butarbutar kini sudah berkibar sebagai calon Ephorus HKBP, bukan berarti jalannya sudah mulus. Soalnya, bukan tidak mungkin terjadi dinamika, sehingga figur yang dianggap sebagai “kuda hitam” bisa saja mengalahkannya kalau ia tidak jeli dan erat merangkul para pemilik suara di Sinode Godang ke-64 di Sipoholon. Dan untuk saat ini memang masih sulit diprediksi siapa yang bakal terpilih sebagai Ephorus dan Sekjen HKBP ke depan. Hanya saja, sebagai pengikut Kristus kita imani bahwa siapapun yang terpilih di Sinode Godang 2020 ini, mereka merupakan pilihan Tuhan lewat hamba-hambaNya yang ikut memberikan suara di Sipoholon. Kiranya acara Sinode Godang ini berjalan lancar, baik, damai dan disertai Tuhan. TR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here