Narwastu.id – Keadaan di masa pandemi Covid-19 ini tentu membuat berbagai upaya dilakukan, intinya makin kreatif. Hal itulah yang dilalukukan Derman P. Nababan, S.H., M.H., Wakil Ketua Pengadilan Negeri Subang (Jawa Barat) meluncurkan buku secara online melalui virtual Zoom. Buku yang bertajuk “Terbanglah Rajawaliku” merupakan kumpulan kisah inspiratifnya dari seorang cleaning service menjadi Ketua Pengadilan Negeri. Buku yang diterbitkan Andi Offset Yogyakarta ini ditulis pria kelahiran, Tapanuli Utara, 25 Maret 1971, mantan Ketua Pengadilan Negeri Muara Bulian Jambi yang kini Wakil Ketua Pengadilan Negeri Subang Kelas I B Jawa Barat.
Peluncuran buku digelar di webinar, pada Sabtu, 6 Juni 2020 lalu. Tampil sebagai pengulas Ronny Siagian, GM PT. Indonesia Steel Tobe Works (ISTW) yang juga penulis buku “Pemimpin Sejati.” Acara dimoderatori Derman Sinaga (Founder QPM Consultant) dan Sabam Sopian Silaban sebagi co host, penulis buku “Siswa di Atas Garis”, dan “Guru di Atas Garis dari Rumah Belajar Indonesia.” Luar biasanya hasil penjual buku selama peluncuran di webinar ini berjumlah 400-an eksemplar, dan nantinya akan mendukung “Aksi Sosial Sentuhan Kasih” yang dipimpin Pdt Gunawan Panggabean di Kota Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Betapa tidak aksinya telah menjangkau lebih dari 75 Sekolah Dasar di berbagai pelosok desa di Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Toba, dengan melakukan pembagian buku sekolah, tas, sepatu dan pengobatan gratis bagi warga masyarakat tidak mampu.
Saat mengulas, Ronny Siagian menyebut, buku tentang kisah hidup orang-orang sukses sudah biasa diterbitkan, tetapi kisah yang dituliskan seperti kisah Derman dalam ini berbeda dari kisah orang sukses yang pernah ada. “Saya bisa merasakan ada sesuatu yang membuat saya ingin berubah menjadi lebih baik, menjadi lebih semangat dan antusias. Coba saja membacanya. Saya yakin, begitu Anda mulai baca dari awal, Anda pasti merasakan sesuatu yang berbeda,” ujarnya.
Tentu yang menarik dari kisah inspiratif ini, penulis menggoreskan pengalaman hidupnya. Kisahnya dari seorang cleaning service menjadi ketua pengadilan negeri. Tentu, memang di kehidupan ini tak ada yang tiba-tiba semua dimulai dari usaha proses yang panjang. Gemuruh gempa bumi pun tak tiba-tiba, begitupun angin puting beliung. Semua tak ada yang tiba-tiba, semua dilalui dengan proses. Menariknya peluncuran buku ini disaksikan orangtuanya Pdm. T. Nababan dan ibu Boru Sidabutar bersama adiknya, Kepala Desa Lumban Tongatonga, Siborongborong (Tapanuli Utara) di Kantor Kepala Desa. Dan hadir juga kedua mertua Derman, S.H. Manalu, M.Si/Boru Siregar di Bekasi, Jawa Barat.
Dalam pemaparannya, Ronny Siagian yang juga General Manajer PT. Indonesia Steel Tube Works mengatakan, buku ini mengisahkan petualangan hidup anak petani miskin dari sebuah Dusun Lumbantobing tepatnya di lereng bukit Dolok Imun 259 Km dari pusat Kota Medan. Sebuah perkampungan yang sepi penghuni, namun berhawa sejuk, Desa Lumban Tongatonga, Kecamatan Siborongborong, Tapanuli Utara.
Ayahnya pekerja keras, terkadang harus jadi upahan ke Tanjung Leidong, menggergaji kayu ke berbagai hutan hingga ke daerah Tapanuli Selatan dan Labuhan Batu. Sesekali mangula (mencangkul) ke Tarutung. Ibunya seorang napadot (Ulet atau pekerja keras). Setiap pekan Selasa menjual tape jalan kaki ke pasar Siborongborong buat mencukupi biaya hidup tujuh orang anak-anaknya. Tetapi, itulah hidup walau kehidupan keluarga sudah ruwet, dan ayahnya, T. Nababan saat itu kadang terikut-ikut mabuk dan main judi. Paling perihnya jika kalah menggadaikan sawah.
Ayahnya sempat melarikan diri dari tanggung jawab, pergi ke kota Kisaran atau Sibolga menarik becak dayung. Namun Tuhan memimpin hidup ayahnya dari hidup yang awut-awutan jadi hidup yang berubah, hingga sampai pada suatu pergulatan spiritual, menemukan titik balik berubah. Hidup baru di dalam Tuhan yang kemudian menjadi pendeta. Bagi Derman, ayah dan ibunya adalah sosok orangtua hebat. Dirinya ke sekolah naik sepeda sejauh 9 kilometer. Sejak kecil sudah terbiasa hidup sulit, itulah yang melatih mentalnya bak seperti anak burung rajawali melatih sayapnya.
Sejak kecil mentalnya terlatih untuk tak mudah menyerah. Lulus sekolah menengah atas merantau ke kota Medan dan mendaftar untuk masuk ke perguruan tinggi negeri. Namun dia gagal, tak lulus. Lalu, mencoba peruntungan masuk calon Tantama TNI AD namun itu juga gagal. Dua kali gagal test CPNS. Tetapi itu semua tak membuatnya patah arang. Baginya, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. “Orang-orang yang berjuang nol, dan kemudian bisa hidup lebih baik adalah berkarakter seperti rajawali,” ujarnya.
Kegagalan tentu tak selamanya. Karena sudah mencoba berbagai kesempatan akhirnya diterima CPNS Golongan I B, namun tugas pokoknya cleaning service plus merangkap satpam. Gajinya per bulan hanya lima puluh dua delapan ratus rupiah. Sebagai anak laki-laki pertama dia memikul tanggung jawab. Di Medan mengontrak sebuah rumah bersama lima orang adik-adik, dan menjadi pemimpin bagi mereka, dan melatih otot mental dan iman mereka, berjalan melewati “padang gurun” yang keras. Tak mau meratapi nasib walau hanya cleaning service, Derman tetap punya pengharapan dan cita-cita tinggi ingin menjadi hakim.
Saat itu dirinya mencoba menghadap Ketua PTUN Medan yang saat itu dijabat Dr. Lintong O. Siahaan, S.H. mempertanyakan kalau saja ada kesempatan untuknya untuk mengubah hidup. Dengan motivasi Lintong menyebutkan, hidup ini seperti rumah makan menunya enak di tempat sunyi pun akan dicari orang, katanya memotivasi. “Ngapain kamu Derman berpikir hanya jadi PNS, kalau kau punya ilmu, cari profesi lain sesuai dengan keilmuan bisa kau miliki,” ujar Lintong.
Atas kata-kata tersebut Derman terobsesi ingin kuliah dan menyandang gelar sarjana hukum, mengubah hidup. Maka jadilah dia kuliah sore “Mahusor” (Mahasiswa Hukum Sore). Awal kuliah pun tak berjalan mulus. Pimpinannya langsung bahkan tak memberi izin. Namun dia tak undur, sikap skeptisme pimpinan untuk tak memberi anak buahnya kesempatan untuk maju tak membuatnya berputus asa. Pendek cerita dia pun lulus dengan berbagai rupa-rupa perjuangan. Untuk mengirit biaya hidup, dia membawa makan dari rumah ke tempat kerja. Itulah kegigihannya.
Jika impian dilakukan dengan kegigihan pada waktunya akan berhasil. Itulah yang dilakukan Derman. Pendek cerita begitu lulus menjadi Calon Hakim dan diangkat menjadi Hakim, adalah hal sesungguhnya di luar ekspektasinya. Bagaimana tidak, dia bukanlah orang berprestasi di kampus. Derman meraih gelar Sarjana Hukum (S.H.), dan lulus menjadi Calon Hakim tahun 1999. Lalu dilantik menjadi Hakim di PN Padang Sidempuan tahun 2002, setelah beberapa kali mutasi, kemudian dilantik menjadi Wakil Ketua PN Balige (2015), selanjutnya menjadi Ketua PN Muara Bulian Kelas II tahun 2016. Setelah lulus fit and profer test, diangkat menjadi Wakil Ketua PN Subang Kelas I.B sejak November 2019, sampai dengan sekarang. Derman terus belajar, kini dia meraih gelar Magister Hukum (M.H.) dari UMSU Medan tahun 2008, telah mengantongi Sertifikat Hakim Mediator, Sertifikat Hakim Anak dan Sertifikat Hakim Lingkungan. Kini, atas kesetiaannya, tahun 2018, Derman menerima Piagam Tanda Kehormatan Presiden RI, Satya Lencana Karya Satya XX.
Hidup memang seperti misteri. Jika Tuhan telah membuka pintu tak ada yang bisa menutupnya. Itulah yang dirasakannya. Status baru sebagai Calon Hakim selanjutnya menjadi hakim. Hidup sudah mulai merekah dia pun membangun biduk rumah tangga dengan gadis cantik Romaida Simaremare, S.P. Banyak orang mengira hidupnya sungguh beruntung dan bahagia. Namun sebentar saja kebahagiaan itu dicecapnya. Istrinya, Romaida Simaremare divonis dokter mengidap kanker payudara. Berbagai upaya dilakukan dengan pengobatan yang terbaik.
Selama dua tahun lebih mereka banyak menghabiskan waktu di berbagai rumah sakit. Tak terbilang lagi waktu, dana dan air mata terkuras habis. Namun rencana Tuhan tak bisa dihalangi, Romaida harus menghadap Tuhan Sang Pencipta di saat kedua anak mereka Kevin Jagar Eliezer duduk di kelas 4 SD dan Tifany Saulina Nababan (kelas 6 SD). Saat itu keduanya sangat membutuhkan kasih sayang ibunya.
Sepertinya tidak ada harapan, berpindah dari satu kesulitan kepada kesulitan lain. Namun Derman diteguhkan dari penderitaan oleh nats Yesaya 30:15, “Dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu…” Maka dari itu, matanya tetap tertuju ke depan, walau dengan sayapnya patah, hidup harus terus berjalan, dia harus terus bergerak dengan pengharapan. Dia tak meratapi keadaan yang ada memperkuat kepak sayap imannya untuk bisa terbang lebih tinggi menghadapi badai hidup. Sehabis hujan pasti ada pelangi. Setiap kesulitan tentu pasti berlalu. Derman bertemu seorang gadis di ruang sidang, seorang jaksa dengan penampilan sederhana.
Perempuan ini luar biasa, bisa memahami guncangan jiwa Derman apalagi anak-anaknya sepeninggalan ibu mereka. Satu waktu sang perempuan meminta untuk diberikan kesempatan berjumpa kedua anak itu. Saat perjumpaan itu dia merasakan ada perasaan gelap di batin kedua anak tersebut. Perempuan itu merasa ada satu panggilan ingin mengisi batin anak-anak yang membutuhkan seorang ibu. Sesungguhnya si perempuan sempat menjaga jarak dengannya, tetapi hati Derman percaya bahwa dia adalah jodoh pengganti istrinya yang diberikan Tuhan.
Pendek cerita perempuan itu pun mau dinikahi dan menerima kedua anak Derman jadi anaknya. Namun saat perempuan alumni Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Jakarta, itu menyampaikan hal itu itu kepada orangtuanya sempat menolak. Alasannya karena calon suaminya sudah duda. Awalnya kedua orang tua perempuan tidak setuju, namun melihat keteguhan hatinya ditambah keterbukaan komunikasi yang baik, akhirnya Derman mendapat dukungan dari orangtua Rumata Rosininta Sianya Manalu, S.H.,M.H., untuk menikahi putrinya.
Tanggung jawabnya sebagai Wakil Ketua Pengadilan di Kabupaten Subang tentu besar. Namun sebagai orang yang tercerahkan, bahwa hidup yang berarti bukan dinikmati sendiri, tetapi juga memberi hidup bagi orang lain.
Sebagai PNS (kini ASN) dan Hakim Derman sudah bertugas di 9 kota yang berbeda, seperti Medan, Tebing Tinggi, Padang Sidempuan, Tarutung, Jepara, Lubuk Pakam, Balige, Jambi dan sekarang di Subang. Di sela-sela waktu luang dia masih sempatkan untuk melayani, termasuk khotbah dan mengisi acara motivasi. Selain dengan jabatan sebagai hakim, di berbagai kota itu pula Derman belajar memimpin organiasasi masyarakat maupun kegiatan oikoumenis dan menjadi pelayan atau pembicara.
“Terlalu banyak kesaksian yang Tuhan beri yang harus saya bagikan kepada banyak orang, bagaimana Tuhan mengajar saya terbang seperti anak rajawali. Kesulitan, kegagalan, duka dan derita adalah caraNya mengajar saya, supaya sayap iman kokoh, tidak rapuh, terbang semakin tinggi lagi,” ujarnya.
Pengalaman itu, menjadi pondasi baginya ketika dipromosikan memikul tanggung jawab besar atau kelak menjadi Ketua Pengadilan Negeri. Itu adalah anugerah, suatu berkat dari Tuhan. Komitmen saya menjadi berkat bagi banyak orang, selama Tuhan memberi nafas. Dan kiranya Tuhan memberi waktu dan kesempatan lain, sehingga kisah ini akan terus berlanjut.
Dalam buku tersebut, Prof. Dr. H. Supandi, SH., M.Hum, Ketua Muda Mahkamah Agung RI, Guru Besar Tidak Tetap Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Semarang) dalam sambutannya mengatakan, Derman tidak gentar menghadapi tantangan hidup. Selain itu, tercermin jelas dia memiliki emotional quotient (kecerdasan emosi) yang baik. Bagaimana dia bisa menerima, mengontrol dan mengelola emosi dirinya dan orang-orang di sekitarnya, ketika orang yang terdekat dengannya, yaitu istrinya meninggal dunia, Derman tetap tegar. Sementara Dr. Barita Simanjuntak, S.H., M.H., C.FrA, (Ketua Komisi Kejaksaan Republik Indonesia), mengatakan, satu hal yang menarik dalam pribadi Derman adalah slogan tetap semangat dan antusias, menunjukkan Derman adalah seorang pribadi pekerja keras dan penuh kehangatan. Selain itu, yang tak kalah penting, Derman selalu memberikan waktu dalam pelayanan gerejawi, yaitu menabur Firman Tuhan, sehingga hal-hal berat dalam tugas sebagai hakim untuk memberikan pertimbangan dan memutuskan keadilan, adalah hasil pergumulan batin dan imannya terus menerus.”
Tak ketinggalan di buku itu, Dr. R.E. Nainggolan, M.M. (Tokoh Masyarakat Sumatera Utara), mengatakan, Derman sendiri mengakui sejak kecil tidak pernah terpikir menjadi hakim apalagi menjadi pimpinan pengadilan. Akan tetapi, takdir dan kesuksesan selalu berpihak kepada mereka yang mau gigih belajar dan berusaha. “Selain soal kegigihan, keinginan kuat untuk terus belajar juga merupakan mutiara teladan yang bisa kita petik dari kisah perjuangan Derman Nababan. Belajar adalah upaya memperbaiki diri, dan memperbaiki diri berarti memperbaiki masa depan,” ujar mantan Bupati Tapanuli Utara itu.
Imannya yang teguh juga membuatnya mampu menghadapi berbagai cobaan dan kehilangan besar dalam kehidupannya, dan tetap bisa dengan optimisme, semangat, dan harapan, untuk melanjutkan kehidupan, tutup alumni SMA Negeri Siborongborong. Dalam buku tersebut turut memberikan sambutan Hj. Irama Chandra Ilja, S.H., M.H., Ketua Pengadilan Tinggi Jambi (2016-2019). Dr. Rolas Sitinjak, S.H. (Wakil Ketua BPKN RI), Landen Marbun (Ketua DPD GAMKI Sumut), Rivai Simanjuntak (Widyaiswara Medan), Jhoni Harto (Panmud Perdata PN Sibuhuan), Poltak Silitonga (Ketua Aliansi Masyarakat Jepang Indonesia Sumut), Dewi Sartika Nababan mewakili keluarga dan Rumata Rosininta Sianya, istrinya.
Dalam acara launching ini Bupati Tapanuli Utara Drs. Nikson Nababan, M.Si, secara live dari rumah dinasnya di Tarutung berkata, “Selamat dan sukses atas terbitnya buku ‘Terbanglah Rajawaliku.’ Bangga, karena abang Derman ini adalah satu sekolah dengan saya di SMA Negeri Siborongborong. Beliau seorang pejuang yang ulet, dari cleaning service hingga menjadi Ketua Pengadilan Negeri. Kiranya, buku ini menjadi motivasi bagi generasi muda dalam meraih cita-citanya,” kata Nikson.
Ikut juga dalam webinar tersebut, Hiras Sihombing, S.H., Hakim Tinggi Jambi, Ketua Pengadilan Negeri Jember Kelas IA Marolop Simamora, S.H., M.H., Ketua PN Tanjung Balai Dr. Salomo Ginting, Ketua PN Ketapang Samuel Ginting, Ketua PN Ngawi Ferdinand Tomasoa, Hakim PN Subang Subiar Teguh, Hakim PN Batam Kristo Sitorus, Rio Sembiring, S.H., Kasipidum Kejari Subang, anggota DPRD Irwan Simamora, S.H., Ir, Parlaungan Simangunsong, anggota DPRD Tapanuli Utara Rudi Nababan, S.H., dan Kepala Desa Lumban Tongatonga Alisadikin Nababan, S.H., bersama warga desa di Kantor Kepala Desa. Derman Nababan, S.H., M.H. memulai karier tahun 1993, merintis karier sebagai PNS Golongan IB di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan, dengan tugas pokok satpam dan cleaning service kini menjadi Wakil Ketua Pengadilan Negeri Subang Kelas I B Jawa Barat. HM
Luar biasa perjalanan hidup yg Tuhan berikan.
Sehat selalu buat lae,ito dan bere2 ku…
Semoga Tuhan juga mengulurkan tangan pengasihan nya buat kita semua terlebih buat saya agar di beri kesempatan untuk membahagiakan orang tua saya(ibu br jeram)
Terlebih membahagiakan Tuhan
Salam buat keluarga semua ya lae…
Saya tinggal di subang green city.
Saya punya kerinduan bisa main ke rumah lae untuk belajar dari pengalaman.dan ingin menimbah ilmu.
Terima kasih Laeku, salam hormat dan sukses.