St. Drs. Hardy Lumban Tobing dan Ida boru Simbolon, S.Sos Bahagia Menyaksikan Putra dan Menantunya Diberkati Ephorus HKBP

769
Adolf Tobing dan Deby Panjaitan diberkati Ephorus HKBP Pdt. Dr. Darwin Tobing.

Narwastu.id – Adalah sebuah kebahagiaan bagi setiap orangtua bila sudah membesarkan anaknya, lalu melihat sang anak bahagia ketika sudah menikah dan diberkati hamba Tuhan. Itulah yang dirasakan St. Drs. Hardy Manahan Lumban Tobing dan istri tercinta Ida Beatrice Rudolfina Lumban Tobing boru Simbolon, S.Sos. Pada Sabtu 24 Agustus 2019 lalu, putra bungsu mereka, Adolf Parningotan Lumban Tobing, S.E. menikah dengan perempuan yang diberikan Tuhan kepadanya, Deby Selina boru Panjaitan, S.H., L.LM. Dari tiga anak St. Hardy Lumban Tobing, Adolf yang lebih dulu membentuk rumah tangga, dan mendahului abang dan kakaknya, John Anthony Manogari Tobing dan Sarah Beatrice Bunga Uli Tobing.

Setelah mengikuti sejumlah proses adat istiadat atau budaya Batak Toba, seperti Marhusip, Martumpol dan Martonggo Raja (3M) Adolf dan Deby mengikuti ibadah pemberkatan pernikahan di Gereja HKBP Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Di Gereja HKBP Kebayoran Baru, St. Hardy Tobing dikenal seorang figur yang tak asing lagi, karena ia mantan bendahara di situ serta sintua, dan kini ia pun masih dipercaya sebagai Bendahara Renovasi dan Pembangunan HKBP Kebayoran Baru. Sedangkan istrinya di gereja ini, selain aktif dalam pelayanan paduan suara pun dipercaya sebagai Ketua Seksi Pekabaran Injil (PI).

Pengantin diabadikan bersama Ephorus HKBP Pdt. Dr. Darwin Tobing dan keluarga pengantin.

Tak heran, kalau kedua suami istri ini amat aktif dalam pelayanan di gereja. Di samping itu, selama ini St. Hardy Tobing pun giat melayani di Paduan Suara (PS) Glorifiers, PS Kasih Anugerah dan Haggai Institute. St. Hardy Tobing yang termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2011 Pilihan Majalah NARWASTU” sekarang pun dipercaya sebagai anggota Tim Perencanaan di Sinode HKBP Pusat.

St. Hardy Tobing yang merupakan seorang pimpinan kantor akuntan publik terkemuka menerangkan kepada Majalah NARWASTU baru-baru ini, bahwa pernikahan di tengah keluarga Batak Toba (Kristen) itu ada proses berliku-liku yang harus diikuti, seperti membicarakan acara pernikahan dan adat dengan tokoh-tokoh adat marga Tobing serta dengan keluarga pihak perempuan (parboru). Selain itu, dibicarakan pula soal ulos yang akan diberikan di acara adat di gedung pesta. “Dan semua mesti dibicarakan dengan detail, hati-hati dan bijaksana supaya tak ada yang terlewatkan. Dan sekitar setahun lebih perencanaan untuk acara ini dibahas, dan kami sambil berdoa agar Tuhan Yesus yang menolong semua proses ini. Dan puji Tuhan, semua rangkaian acara adat dari awal, pemberkatan di gedung gereja hingga gedung berjalan dengan baik dan lancar,” cetusnya.

Adolf Tobing dan Deby Panjaitan, bahagia membentuk rumah tangga.

Dalam acara pemberkatan pernikahan Adolf dan Deby, Ephorus Sinode HKBP Pdt. Dr. Darwin Lumban Tobing yang memimpin ibadah mengutip ayat Alkitab dari Kitab Filipi 1 ayat 6, “Akan hal ini aku yakin, yaitu Dia yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu akan meneruskannya.” Menurut St. Hardy Tobing, sesuai dengan khotbah Ephorus HKBP itu bahwa semua yang dimulai dengan baik mesti diteruskan dengan baik. Dan agar pondasi rumah tangga itu baik, maka rumah tangga itu mesti mengandalkan Tuhan. Sekadar tahu, acara resepsi dan adat Batak pasangan pengantin ini diadakan di Gedung Maria Convention,  Jakarta Timur, dan dihadiri lebih dari 1.500 orang undangan. “Dalam membentuk rumah tangga itu agar bahagia perlu perjuangan dan doa, serta Yesus Kristus harus dijadikan sebagai kepala dalam keluarga,” kata St. Hardy Tobing.

Sebagai orangtua yang aktif di gereja dan komunitas adat istiadat Batak, St. Hardy Tobing mengatakan, ia dan keluarganya tentu bahagia dengan pernikahan putranya, apalagi pimpinan gereja HKBP juga yang memberkati pernikahan kedua pengantin ini. Sedangkan Ida boru Simbolon menjelaskan, sebelum kedua pengantin baru ini mengikuti pernikahan sudah disampaikan supaya mereka terus mengandalkan Tuhan lewat doa-doa dan ibadah, karena dalam kehidupan berumah tangga akan ada tantangan yang akan dihadapi.

St. Drs. Hardy Tobing dan keluarga besar bersama kedua pengantin berbahagia.

Sekadar tahu, Adolf yang selama ini giat beribadah di Gereja HKBP Kebayoran Baru menikahi Debby boru Panjaitan yang beribadah di Gereja GPIB Paulus, Jakarta Pusat. Deby adalah putri tokoh masyarakat di Kota Batam, Benny Horas Panjaitan dan Dewi Citrawati Roni boru Sibarani. “Saya mengatakan kepada anak saya dan menantu (parumaen) agar mereka dalam berumah tangga itu bisa mandiri, mereka tak bisa diintervensi dan jika menghadapi masalah mesti diselesaikan secara kekeluargaan dan doa. Dan yang terpenting keduanya mesti saling menguatkan dengan doa,” ujar Ida Simbolon.

St. Hardy Tobing pun mengharapkan dan mendoakan agar kedua pengantin ini selalu bahagia, tetap mengikuti acara adat Batak, serta mesti saling menghormati keluarga, baik keluarga Lumbantobing maupun Panjaitan. Jadi, katanya, kasih dalam rumah tangga itu mesti dikedepankan agar hidup keluarga damai sejahtera.

Keluarga besar yang berbahagia atas pernikahan Adolf Tobing dan Deby Panjaitan.

St. Hardy mengatakan, untuk mengadakan acara pemberkatan nikah dan adat Batak ini tentu ada banyak biaya yang dikeluarkan.

“Namun puji Tuhan, karena doa dari banyak keluarga dan para sahabat kami, semua yang dibutuhkan tercukupi. Semua proses juga bisa kami lewati dengan baik. Bagi saya, ini pengalaman baru karena pertama kali menikahkan anak sendiri. Dalam sebelumnya saya sudah pernah mangamai (menjadi wakil orangtua pengantin dalam acara pernikahan adat Batak). Meskipun dalam persiapan acara ini ada saja pergumulan dan tantangan, namun semua bisa dijalani karena penyertaan Tuhan,” pungkas St. Hardy. Dan Ida boru Simbolon menambahkan usai acara pernikahan dan resepsi, pengantin baru ini berbulan madu ke Maladewa dan Turki. “Doa saya bagi mereka supaya keluarga mereka menjadi teladan, dan mereka mesti menjadikan firman Tuhan sebagai pondasi. Kalau di dalam hidup berumah tangga mereka selalu lebih dulu mencari kerajaan dan kebenaran Tuhan, maka semua berkat akan diberikan Tuhan kepada mereka, seperti ajaran Kristus,” kata Ida.

St. Drs. Hardy Tobing dan keluarga selalu mengandalkan Tuhan saat menikahkan putranya.

St. Hardy mengatakan, putranya Adolf yang kini hidup mandiri dan sudah bekerja di sebuah perusahaan akuntan publik terkemuka, diharapkannya bisa kelak meneruskan usahanya di kantor akuntan publik yang sudah 20 tahun didirikannya. “Tentu saya sebagai orangtua ingin anak saya meneruskan pekerjaan di kantor saya. Dia kan lulusan Universitas Pelita Harapan (UPH), dikenal seorang yang mandiri, disiplin dan pergaulannya luas. Saya tak ragu kepada dia dalam hidup berumah tangga. Apalagi dia dulu hobi main bola, dan ia main bola sampai ke Italia dan Inggris, sudah terbiasa disiplin,” ujar St. Hardy Tobing yang dikenal seorang profesional sukses dan selama ini waktunya 60% dipakainya untuk pelayanan dan 40% untuk urusan pekerjaan. DF

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here