Roma 8:19, “Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.”
Narwastu.id – Tahukah saudara bahwa sesungguhnya yang sangat dinanti-nantikan oleh sistem sosial budaya, kehidupan dan juga pemerintahan di dunia ini adalah manifestasi anak-anak Allah. Lalu siapa yang dimaksud dengan anak-anak Allah? Yaitu mereka yang diberi kuasa oleh Allah karena menerima Yesus Kristus dan percaya akan namaNya, mereka ini bukan diperanakkan oleh darah dan daging secara jasmani tetapi diperanakkan oleh Allah (Yohanes 1:12-13). Mereka memiliki persekutuan yang indah dengan Roh Kudus yang tinggal di dalamnya (Yohanes 16:13), serta diberi kemampuan untuk dapat mendengar suaraNya (Yohanes 10:27).
Menjadi anak-anak Allah adalah suatu anugerah yang Allah berikan di dalam Kristus, di mana roh kita dibuat menjadi kebenaran Allah (natural Allah) dan menjadi satu dengan Dia (1 Korintus 6:17). Ini semua Allah lakukan karena Dia selalu ingin campur tangan di dalam dunia. Dunia dan segala isinya adalah milik Dia. Tetapi Dia memerlukan kerjasama manusia, karena memang itulah rencana penciptaan sejak awal mulanya dan Allah tidak pernah berubah (Maleakhi 3:6).
Untuk memberikan kontribusinya di dalam pemerintahan, anak-anak Allah, yaitu orang percaya tidak perlu harus selalu menjadi pemimpin tertinggi di dalam pemerintahan. Tetapi melalui doa-doa yang dinaikkan serta memperkatakan berkat bagi pemerintah di mana ia tinggal, seperti yang dikatakan dalam Yeremia 29:7, “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.” Daniel adalah seorang pemuda yang berumur tidak lebih dari 20 tahun, tetapi ketetapan hatinya untuk mengikut Allah Israel dengan segenap hatinya membuat dia tumbuh menjadi seorang yang beribadah dan mengenal Allahnya.
Setiap kali ada permasalahan yang sangat genting di kerajaan Babilonia, maka Daniel selalu muncul sebagai orang yang memberikan jalan keluar bagi permasalahan yang ada di kerajaan itu. Dapat dikatakan bahwa Allah melalui Daniel-lah yang memegang kendali di kerajaan Babel sekalipun posisi Daniel bukanlah seorang raja. Kita tidak perlu khawatir tentang pemerintah atau siapa yang akan memimpin negara di mana kita tinggal, tetapi justru pertanyaan yang penting yang harus kita pikirkankan adalah, maukah kita menjadi rekan sekerja Allah dan bergaul erat denganNya sebagaimana layaknya seorang anak terhadap BapaNya? Allah tidak pernah merasa surprise terhadap siapapun yang memimpin dalam pemerintahan, karena semua pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikan kita (Roma 13:4).
Dan sebaliknya, kita adalah anak-anak Allah untuk kesejahteraan pemerintah (Yeremia 29:7). Sebagai anak-anak Allah jangan pernah kita mengeluarkan perkataan kritik atau nyinyir terhadap pemerintah. Tetapi sebaliknya, marilah kita melakukan tugas ilahi kita sebagi orang-orang yang membawa berkat dan berdoa untuk kesejahteraan negara kita Indonesia. Percayalah semua ada di dalam kontrol Allah kita. Ingat pada waktu nabi Elia menyampaikan keluhannya kepada Allah bahwa hanya dia sendiri yang masih setia, sementara semua orang Israel sudah meninggalkan Tuhan.
Tetapi Tuhan menjawab, masih ada 7.000 orang lagi yang tinggal yang masih setia dan berpegang kepada perintah Allah Israel, jadi Tuhanlah yang memegang kendali. Sedangkan Elia hanya perlu mendengar dan taat akan perintahNya. Demikian juga dengan keadaan kita sekarang, Tuhan memiliki banyak anak-anakNya yang memiliki jiwa pendoa dan bekerja untuk kesejahteraan bangsa Indonesia. Mari kita masukkan diri kita menjadi bagian dari para pendoa dan juga orang-orang yang memberkati negara kita Indonesia.
* Penulis adalah Gembala Sidang dari Cibubur City Blessing-Cibubur, Jakarta.