Narwastu.id – Pdm. (Pendeta Muda) Esther Natasaputra, S.E., M.Th, seorang rohaniwan kepada Majalah NARWASTU mengatakan, doa adalah komunikasi, dan doa adalah jembatan bagi kita untuk mengerti kehendak Tuhan. Melalui doa kita menyampaikan isi hati kita kepadaNya, tetapi kita beri waktu pula bagi Tuhan untuk menyampaikan isi hatiNya lewat doa kita. Dan doa juga salah satu sarana untuk kita mengerti kehendak Tuhan.
Pesan yang mau disampaikan oleh Pdm. Esther lewat “Seminar Hidup ini Adalah Kesempatan” yang diadakan GSJPDI baru-baru ini di DI Yogyakarta, yaitu supaya kita mengisi kesempatan dalam hidup itu dengan benar. Sedang harapannya kepada pembaca Majalah NARWASTU supaya kita semua punya kesempatan yang sama. Menurutnya, durasinya mungkin beda, tetapi kualitas hidup kita tidak ditentukan oleh panjang hidup kita, tetapi dalamnya hidup kita. Dan kualitas hidup kita yang menentukan apakah kita berharga atau tidak. “Kesempatan kita bisa terbatas, masalahnya waktu yang Tuhan berikan kepada kita, kita tidak pernah tahu sampai kapan. Untuk itu kita harus terus berjaga-jaga, jangan sampai kesempatan hilang, kita belum berbuat apa-apa,” cetusnya.
Sedangkan pengalaman pribadi yang mau dibagikan Pdm. Esther tentang hidup adalah kesempatan, yaitu Pdm. Esther lahir dari keluarga Kristen, dan pengertiannya tentang kekristenan dulu dan sekarang sudah jauh berbeda. Dulu Pdm. Esther mengerti tentang kekristenan, dan harus aktif ke gereja dan yakin jika ia mati pasti masuk surga. Tetapi sekarang Pdm. Esther mengerti bahwa arti kekristenan itu adalah, sekalipun ia melakukan mukjizat, jika ia tidak berkenan kepada Tuhan, ia pasti tidak akan masuk surga. Karena Tuhan akan bilang bahwa Dia tidak mengenalnya, dan selama Esther muda, waktu ia sudah menikah dan punya anak, ia sibuk mengurus anaknya.
Dan ia pernah terlibat dengan pergaulan yang salah, dan yang tidak berkenan kepada Tuhan, seperti jalan-jalan, hang out, arisan ibu-ibu. Semua kegiatan itu membuat Pdm. Esther semakin jauh dari Tuhan, dan ia tidak menjalankan perannya sebagai anak Tuhan. Kemudian Esther mulai bertobat sekitar enam tahun lalu, dan ia baru merasakan lahir baru. Di situ Esther mulai sungguh-sungguh mencari Tuhan, lalu ia belajar Alkitab dengan benar dan Esther mulai aktif menjadi pembicara tentang Kabar Baik dan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat sampai saat ini. JK