Narwastu.id – Pada 18-20 September 2018 lalu, Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Majalah NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos sejenak harus meninggalkan pekerjaan kantor plus membatasi komunikasi lewat gadget dengan para kolega dan keluarga. Pasalnya, dalam tiga hari itu ia satu-satunya wartawan dari media Kristiani yang mengikuti lokakarya dan uji kompetensi jurnalis (wartawan) yang diadakan oleh Lembaga Pers Doktor Soetomo (LPDS) di Gedung Dewan Pers Lantai 3, Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Dan peserta dituntut agar benar-benar fokus mengikuti acara mulai jam 8.30 WIB sampai 19.00 WIB pada hari pertama dan hari kedua.
Peserta pun sangat dibatasi oleh penguji, yang semuanya jurnalis senior dan akademisi agar tidak memakai alat komunikasi selama di ruangan demi kelancaran uji kompetensi. Dan 10 menit saja peserta terlambat hadir akan dinyatakan gugur. Pesertanya ada 30 orang dari seluruh kota/kabupaten/provinsi di Indonesia, dan ada wartawan media cetak, TV, radio dan media online. Peserta ada yang datang dari Ambon, Palangkaraya, Pekanbaru, Batam, Bandar Lampung, DKI Jakarta, Kota Tangerang, Surabaya, Palembang, Kota Bekasi dan Bandung.
Di hari terakhir acara ini pada Kamis, 20 September 2018, bahkan diadakan mulai 8.30 WIB, lalu ditutup pukul 21.30 WIB. Peserta dibekali oleh sejumlah tokoh pers nasional yang pernah berkarya di Majalah Tempo, Kompas, Media Indonesia, Bisnis Indonesia, Berita Antara, Metro TV dan SCTV serta advokat/pakar hukum pers dengan berbagai pengetahuan (ilmu). Para pengajar antara lain, Bambang Harymurti, Hendrayana, S.H., M.H. (Pendiri LBH Pers dan Direktur Eksekutif LPDS), A.A. Ariwibowo, Lahyanto Nadie, Priyambodo R.H., Dr. Jufri Alkatiri, M. Nasir, Ken Norton Hutasoit dan Zainal Arifin.
Lembaga Pers Doktor Soetomo (LPDS) yang sejak terbentuk pada 1988 dimotori oleh Jakob Utama (Pendiri harian Kompas), Bambang Harymurti (Tokoh Majalah Tempo), Dahlan Iskan (Jawa Pos group) dan Jaffar Assegaf (Media Indonesia) cs. Dan LPDS pula lembaga pendidikan pers pertama yang mengadakan uji kompetensi bagi wartawan di Indonesia. Jadi sejak 8 tahun terakhir ini, profesi wartawan di Tanah Air sudah mengikuti uji kompetensi, seperti halnya advokat, dokter dan guru.
Lahyanto Nadie yang merupakan wartawan senior di harian Bisnis Indonesia mengatakan, wartawan adalah profesi mulia dan terhormat di masyarakat. Dan wartawan berfungsi mengedukasi masyarakat lewat media agar cerdas, sehingga wartawan mesti kompeten agar masyarakat juga cerdas. Dari jenjang wartawan yang diuji di LPDS secara ketat dengan materi yang padat, ada level: (1) Wartawan Muda, (2) Wartawan Madya dan (3) Wartawan Utama. Dan Jonro I. Munthe bersama sejumlah pemimpin redaksi yang ikut uji kompetensi lulus ujian dari jenjang Wartawan Utama.
Mantan Direktur Eksekutif LPDS, Priyambodo R.H. mengatakan, wartawan yang sudah mengikuti uji kompentensi di LPDS diharapkan bisa terus melakukan pencerahan di tengah masyarakat. Dan mereka, imbuhnya, akan mendapat bantuan hukum dari LPDS jika menghadapi sengketa pers. Pengurus LPDS, Riry menambahkan, ketika LPDS mengadakan uji kompetensi wartawan, belum tentu yang ikut lulus. Karena uji kompetensi ini benar-benar dilakukan oleh penguji terbaik, pakar dan berpengalaman di bidang pers.
Di hari terakhir, Jonro Munthe pun mendapat apresiasi dari penguji dan peserta guna memimpin rapat penutup dan evaluasi redaksi di ruang utama gedung LPDS. Dan seusai acara, Jonro yang lulusan Fakultas Komunikasi dari IISIP (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) Jakarta menyampaikan terima kasih kepada tim penguji di LPDS yang sudah memberi bekal yang luar biasa dan baru kepada mereka selama tiga hari itu. Menurut Jonro yang merupakan peraih award sebagai “Jurnalis Muda Motivator pada 2009 dari Majelis Pers Indonesia (MPI)”, uji kompetensi ini sesungguhnya sudah direncanakan untuk diikutinya sejak tahun 2012 lalu, namun baru tahun 2018 ini keinginannya terwujud.
Dalam acara uji kompetensi ini, selain ada materi manajemen konvergensi media massa, pendalaman kode etik jurnalistik (KEJ) sesuai dengan Undang-Undang Pokok Pers Nomor 40 Tahun 1999, juga ada uji menulis opini, feature dan tajuk, menyunting berita, merencanakan liputan investigasi, menyiapkan kebijakan rubrikasi, fasilitas jejaring, serta rapat perencanaan dan rapat evaluasi redaksi serta manajemen konten multimedia massa SEO (search engine optimization) dan standar pemberitaan media cyber.
Tokoh penting di Majalah Tempo dan mantan Wakil Ketua Dewan Pers, Bambang Harymurti, yang berbicara di hari pertama mengatakan, seorang wartawan itu adalah pendidik di tengah masyarakat. Sehingga ia mesti kompeten. Seorang wartawan yang kompeten pasti punya reputasi, dan reputasi itu adalah modal seorang wartawan sehingga dipercaya publik dan mitra. “Wartawan itu hidup dari reputasi,” ujar Bambang Harymurti yang sering juga diundang ke luar negeri bicara tentang pers. KL