Narwastu.id – Herman Yosef Loli Wutun selama ini dikenal tokoh koperasi nasional, pemuka masyarakat NTT (Nusa Tenggara Timur), dan mantan Calon Bupati Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pak Herman, begitu ia akrab dipanggil, kini menjabat sebagai Ketua Umum INKUD (Induk Koperasi Unit Desa), dan sudah banyak makan asam garam kehidupan. Herman Wutun yang juga mantan anggota MPR-RI Utusan Daerah dari NTT adalah kelahiran Lembata, NTT, 8 Juli 1954. Ia suami tercinta Petronela Peni Sanga dan empat anak serta kakek dari satu cucu.
Pendidikan SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi ditempuhnya di NTT. Ia merupakan lulusan dari Fakultas Ilmu Administrasi Jurusan Administrasi Negara Universitas Negeri Nusa Cendana, Kupang, NTT. Ia pernah menekuni profesi sebagai guru, dosen, profesional dan pimpinan tertinggi koperasi berskala nasional. Saat menjadi guru ia mengajar Matematika, dan ketika dosen ia mengajar ilmu manajemen. Ia memang seorang figur yang cerdas, giat, tangguh, nasionalis, punya integritas dan telaten bekerja.
Dalam kiprahnya di organisasi profesi, Herman Wutun pernah dipercaya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) NTT dan pernah menjadi pengurus KADIN NTT serta anggota Dewan Pertimbangan KADIN Pusat. Sedangkan di partai politik ia sudah mengikuti pendidikan kader di Partai Golkar. Ia pernah dipercaya sebagai Penasihat Partai Golkar NTT dan pernah menjadi juru kampanye Partai Golkar. Dan di organisasi gereja Katolik, pada 2011-2014 ia dipercaya menjadi Ketua Lingkungan St. Ignatius de Loyola Paroki Maria Bunda Segala Bangsa, Kota Wisata Cibubur, Keuskupan Bogor. Di gereja itu ia pun pernah dipercaya sebagai anggota Dewan Pastoral Paroki dan kini Prodiakon Paroki. Tak heran, kalau aktivitasnya pun sering di lingkungan gereja selain di koperasi.
Penghargaan sebagai figur berprestasi sudah berulang kali diterimanya. Pada 1982 ia dipilih Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI sebagai “Mahasiswa Teladan.” Pada 1983 ia dihargai sebagai peserta terbaik tingkat nasional dalam penataran Kabag Akuntansi Proyek Pusat Pelayanan Koperasi Tingkat Nasional di Jakarta. Pada 1987 ia mendapat predikat sebagai peserta terbaik dalam Pelatihan Akuntansi dan Perpajakan Tingkat Nasional di Jatinangor, Bandung. Dan pada 1997 ia mendapat lagi penghargaan “Adi Karya dan Best Executive Award.” Dan sudah banyak juga negara di dunia ini yang ia kunjungi dalam rangka tugas dan belajar.
Sebagai seorang Kristiani yang dikenal nasionalis, tangguh dan humanis, Herman Wutun menerangkan, ia selalu berupaya bersyukur dan jangan sampai mengeluh dalam menghadapi persoalan kehidupan. “Kalau kita selalu mengeluh, itu sebenarnya kesempatan iblis untuk joint dengan kita. Kalau kita bersyukur, itu sebenarnya kesempatan kita mengundang Tuhan di dalam hidup kita supaya kita selalu bersukacita. Dalam keadaan gembira, mendapat musibah atau ada bahaya pun kita mesti bersyukur. Hikmah bersyukur itu ada sukacita. Ketika ada mukjizat dari dua ikan dan lima roti, itu awalnya dari bersyukur kepada Tuhan Allah,” ujarnya. Dari dua ikan dan lima roti itulah, imbuhnya, kemudian ribuan orang bisa diberi makan karena ada mukjizat dari Tuhan Sang Penyelenggara Kehidupan.
Herman menerangkan, pada 2011 lalu, saat ia dan Viktus Murin kalah dalam Pilkada Lembata, memang sebagai manusia ada kekecewaan yang ia rasakan. Namun ia sadar bahwa firman Tuhan mengingatkan dirinya bahwa rancangan kita bukanlah rancangan Tuhan, dan jalan kita bukanlah jalan Tuhan. “Dan saat itu justru kami bersyukur mengadakan kebaktian. Kami undang pastur untuk hadir dan awalnya hanya 500 orang yang diundang warga masyarakat, tapi ternyata yang hadir sekitar 1.000 orang. Luar biasa, padahal biasanya yang menang yang bersyukur, bukan yang kalah,” cetusnya.
Lantas, katanya, kalau Tuhan Yang Maha Tahu itu sudah tahu kami akan kalah, lalu kenapa mesti mengizinkan kami untuk terus tampil di pilkada. “Saya akhirnya dapat hikmah bahwa Tuhan ingin kami supaya menabur sikap politik yang santun, beretika dan tidak ada main uang. Saya baru tahu itu belakangan. Jadi kami meskipun belum menang, namun sudah melakukan pencerdasan politik pada masyarakat Lembata. Dan tagline kami saat itu ‘Politik yang Santun dan Bermartabat.’ Kepada para pendukung kami selalu saya sampaikan jangan lakukan kampanye hitam, tapi lakukan politik yang santun, bermartabat dan beretika. Tim sukses kami saat itu pun harus diseleksi agar sevisi dengan kami supaya punya etika berpolitik,” pungkasnya.
Dan kepada para pendukungnya dalam ibadah syukur itu, kata Herman Wutun, ia mengatakan, jalanmu bukanlah jalan Tuhan dan rancanganmu bukanlah rancangan Tuhan. “Rancangan Tuhan bagi kita adalah rancangan damai sejahtera. Meskipun dibilang bahwa ada kecurangan, namun kami tak ke Mahkamah Konstitusi RI, tapi kami terima kekalahan itu dengan ikhlas,” ujarnya. Usai Pilkada 2011 di Kabupaten Lembata, Tuhan ternyata punya rancangan indah pada Herman. Ia berkesempatan mengikuti pertemuan Aliansi Koperasi Se-Dunia di Meksiko. Pertemuan besar yang diikuti lebih dari 2.000 orang itu diikuti tokoh-tokoh terkemuka. Dan di situ juga dia mendapat pengalaman rohani yang luar biasa. “Andai saja saya menang di Pilkada 2011 Lembata, rasanya tak mungkin saya hadir di acara besar itu,” ujarnya.
Herman Wutun selalu berupaya melakukan ajaran dari Alkitab di dalam hidup ini. Misalnya ia pernah mengadakan acara ibadah penyegaran rohani di kampung halamannya yang dihadiri lebih dari 1.000 orang. Dan ia mengadakan penyegaran rohani tentang pengampunan. “Karena kalau kita ada dendam pada sesama, maka akan muncul iblis, dan rezeki juga akan terhambat bila kita tak mau mengampuni atau dendam. Dan ketika kita mengampuni sesungguhnya itu pun membuat hati, jiwa dan tubuh kita sehat. Sikap mengampuni itu akan menyelesaikan banyak hal di dalam hidup kita,” pungkas Herman yang punya obsesi hidup bahwa kelak kalau ia dipanggil Tuhan mesti masuk surga. “Tak ada pilihan lain selain masuk surga. Masak sudah sengsara di dunia masih masuk neraka. Jadi di dunia ini kita mesti melakukan kehendak Allah,” katanya. Baginya, doa kepada Tuhan itu sesuatu yang luar biasa, dan tak ada yang tak mungkin kalau kita tekun dan setia berdoa kepada Tuhan. “Tuhan kita itu nyata dan luar biasa,” pungkasnya.