Narwastu.id – Wabah pandemi virus corona Covid-19 telah menerjang seluruh negara di dunia. Dan ada banyak korban berjatuhan. Akibat dari wabah ini masyarakat pun di dalam aktivitasnya berubah total. Misalnya, bekerja dilakukan di rumah, belajar di rumah dan beribadah di rumah juga. Dan warga masyarakat pun akhirnya banyak yang beristirahat di rumah, dan sulit keluar apalagi ada imbauan pemerintah agar menjaga jarak dengan orang lain. Meski demikian, kita harus tetap sabar, terus berdoa dan bersyukur, karena semua ini membuat kita semakin kuat menghadapi tantangan. Hal itu disampaikan tokoh muda nasionalis dan religius asal Toraja yang juga mantan Ketua Umum DPP Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Dating Palembangan, S.E., M.M. kepada Majalah NARWASTU, baru-baru ini di Jakarta.
Menurut Ketua Umum DPP GAMKI pada 2007-2011, Ketua DPP GAMKI (2004-2007) dan mantan Wakil Bendahara DPP PIKI (Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia) di era Cornelius Ronowidjojo ini, akibat wabah Covid-19 ini aktivitas di bidang ekonomi, perdagangan dan produksi cukup terpengaruh secara signifikan. “Ini akibat wabah corona, bukan karena krisis ekonomi. Namun dalam perjalanannya kemudian terjadi PHK di sejumlah tempat, dan ada karyawan yang kemudian kehilangan sumber penghasilan, ini yang membuat semakin repot,” ujar Ketua Badan Verifikasi PIKI yang dikenal cerdas, kalem dan berjiwa melayani ini. Dating Palembangan yang kini mulai disebut-sebut sejumlah kalangan layak menjadi pemimpin PIKI, karena dianggap ia mumpuni, intelektual dan punya kemampuan manajerial, berpendapat, saat wabah corona ini hadir, lalu kita beribadah di rumah, itu tetap harus kita syukuri.
“Ibadah itu, kan, tak mesti di gedung-gedung. Tapi bersama keluarga di rumah kita bisa beribadah dan berdoa kepada Tuhan, itu patut kita syukuri. Melalui wabah ini juga kita disadarkan bahwa kita tak bisa hanya ibadah seremonial di gedung-gedung, tapi dengan orang-orang terdekat kita bisa memuji Tuhan,” ujar Ketua Badan Pekerja Gereja Toraja Klasis Pulau Jawa, yang menaungi Pulau Jawa, Bali, Kalimantan Barat, Sumatera, Batam dan luar negeri itu.
Dating yang termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2011 Pilihan Majalah NARWASTU” karena ia dianggap sosok yang inspiratif, mampu memotivasi dan Pancasilais menambahkan, krisis itu biasanya karena ada perang. “Namun kali ini untuk pertama kali yang kita hadapi adalah wabah virus yang terus menular dan memakan korban di berbagai negara di dunia. Dan belum ada antivaksinnya ditemukan, serta tak ada batas negara yang bisa menahannya, ini yang membuat kita prihatin. Anehnya lagi, virus ini tak terlihat, lalu kita harus menjaga jarak dengan sesama dan tak bisa salaman. Kalau dulu orang masih bisa pelukan dan salaman, namun karena virus corona semua berubah. Makanya ada peraturan social distancing. Orang menjadi takut karena gejala orang yamg terkena virus ini tak terlihat,” ujar mantan aktivis mahasiswa di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan ini. Ketika ditanya Majalah NARWASTU, bagaimana Dating selaku orang yang percaya kepada Yesus Kristus melihat wabah virus ini? Dengan bijak pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Bendahara Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) ini menuturkan, “Dari sisi iman wabah ini memang harus terjadi dan tak bisa dicegah. Dan baru kali ini kita alami ada wabah virus yang tak kelihatan, yang kemudian menghentikan kegiatan ibadah. Dan keadaan ini akan mengajak kita untuk merenungkan kembali, sudah bagaimana hubungan kita selama ini dengan Tuhan. Apakah ibadah-ibadah yang kita lakukan selama ini hanya seremonial atau kewajiban saja. Dan bagaimana hubungan pribadi kita selama ini dengan Tuhan,” katanya.
“Wabah corona ini telah memberikan waktu kepada kita untuk sejenak berefleksi. Selama ini kita selalu beribadah di gedung-gedung yang bagus atau mewah, lalu apakah substansi ibadah kita sudah sesuai dengan keinginan Allah. Ibadah Paskah tahun ini pun tidak di dalam gereja karena wabah ini. Ibadah-ibadah yang mengumpulkan banyak orang diserukan pemerintah supaya dihentikan dulu, untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 ini,” papar Ketua Umum Panitia Natal Masyarakat Toraja Se-Jabodetabek (2006) yang saat itu dihadiri Wakil Gubernur DKI Jakarta, Dr. Fauzi Bowo di Pekan Raya Jakarta, dan dihadiri sekitar 5.000 orang undangan.
“Pemerintah melarang ibadah dengan melibatkan banyak orang agar jangan terjadi penularam Covid-19. Sementara selama ini kita lihat belum pernah ada pelarangan ibadah di dalam gereja,” ujar pria yang pernah jadi Koordinator Senior GMKI Cabang Makassar di wilayah Jabodetabek ini. Dating yang pernah juga jadi pengurus Keluarga Ikatan Masyarakat Toraja Se-Jabodetabek, semasa mahasiswa dikenal aktif dan dinamis. Ia pun pernah menjadi anggota Badan Pengurus Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Makassar. Ia pernah pula dipercaya sebagai anggota Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Makassar.
Selain itu, ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Panitia Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Pemuda Gereja Toraja Ujung Pandang Timu, Ketua Umum Panitia Pengembangan Sumber Daya Pemuda Toraja di Makassar dan Ketua Umum Persekutuan Pemuda Gereja Toraja Biringkanaya, yang kini sudah dimekarkan menjadi lima jemaat Gereja Toraja.
Terkait dengan kehidupan orang percaya yang kini berhadapan dengan banyak tantangan dan kesulitan hidup, Dating Palembangan yang merupakan Sekretaris Umum Badan Pekerja Gereja Toraja Klasis Pulau Jawa (2007-2011) menerangkan, dalam kehidupan ini sehelai rambut kita jatuh saja Tuhan tahu. “Lalu sekarang ada banyak orang menderita karena corona, ini di luar nalar. Dulu pernah terjadi air bah di zaman Nuh, dan eksodus bangsa Israel dari Mesir menuju Kanaan di zaman Musa. Ini untuk untuk mengingatkan kita semua agar jangan lupa pada Tuhan. Dan kita manusia yang amat terbatas harus sadar bahwa ada kuasa di atas kekuatan kita. Manusia tak akan mampu menghadapi seperti itu (wabah), sehingga kita harus berhikmat di dalam menjalani kehidupan ini,” ujar Majelis Gereja Toraja Jemaat Jatiwaringin dengan jabatan Ketua Bidang Organisasi Intra Gerejawi yang membawahi organisasi kaum bapa, organisasi kaum wanita, organisasi kaum pemuda dan sekolah minggu itu.
Mengomentari respons kaum muda gereja di Tanah Air atas wabah Covid-19 ini, Dating Palembangan, yang sering juga dipanggil “Bang Dating” mengatakan, gereja-gereja dan kaum muda Kristen cukup baik di dalam merespons keadaan di negeri kita ini sekarang. “Dalam membantu sesama yang terdampak Covid-19 dan mendukung arahan pemerintah agar stay at home, saya perhatikan peran pemuda gereja amat baik. Arahan pemerintah ini didukung gereja-gereja dan ikut membantu semua pihak. Gereja-gereja ikut mengambil peran saat wabah ini muncul dan ikut membantu yang berkekurangan, itu patut kita apresiasi. Arahan atau instruksi dari pemerintah agar mematuhi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga ikut didukung gereja, misalnya, untuk tidak bepergian dengan naik pesawat terbang, kereta api dan angkutan umum, itu didukung. Kita harus dukung pemerintah untuk mengupayakan kebaikan bangsa ini saat pemberlakuan PSBB. Kita imani bahwa pemerintah itu wakil Tuhan di dunia ini. Bahkan gereja-gereja pun mau menyiapkan gedung-gedungnya untuk dipakai guna menangani pasien Covid-19, dan saya kira itu amat baik,” pungkas mantan anggota Majelis Pemuda Indonesia di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) ini.
Di sisi lain, Dating tak lupa memberi imbauan pada ormas-ormas Kristen terkait dengan situasi bangsa saat ini. “Saya perhatikan pengurus dan kader GAMKI sangat mendukung pemerintah dalam mengatasi virus corona ini. Juga ada diadakan ibadah live streaming untuk mendoakan keadaan bangsa ini, dan di beberapa daerah saya lihat kaum muda gereja ikut membantu sesama kita. Kita patut apresiasi kepemimpinan di GAMKI sekarang yang responsif atas situasi bangsa dan negara ini,” ujarnya.
Ia menuturkan, keadaan atau kondisi ekonomi atau bisnis sekarang memang bisa berjalan tapi dalam skala kecil karena ada pembatasan pekerjaan di berbagai kantor dan perusahaan. “Secara mikro ekonomi tetap berjalan, meskipun kita lihat ada PHK terjadi. Namun kita semua, termasuk kaum buruh harus tetap sabar di tengah keadaan sulit sekarang ini. Kita juga merasakan efek dari virus corona ini bahwa pekerjaan yang dikerjakan itu tak mesti dilakukan di kantor, namun bisa juga dari rumah. Bisa bekerja di rumah dan bisa sekolah serta bisa beribadah, itu ada positifnya. Saat bekerja sekarang pun ada efisiensi, dan fakta juga ada perlambatan pekerjaan namun itu tak membuat lumpuh. Sehingga marilah kita bijak melihat wabah corona ini sesuatu yang harus terjadi dan harus kita hadapi bersama. Dan kita tak usah kait-kaitkan wabah ini dengan masalah politik, atau hoax yang mengatakan tentang perang dagang,” ujar anggota Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) GAMKI ini.
“Saya berpendapat bahwa wabah ini diizinkan Tuhan terjadi, sehingga kita umat Kristen harus lebih bijaksana dan berhikmat di dalam kehidupan sehari-hari, dan kita harus banyak berdoa dan merenung. Ada yang pernah mengatakan begini, patut kita renungkan, apakah Tuhan tidak mencintai umatNya karena muncul wabah ini. Jawabnya, justru Tuhan terus mencintai umatNya. Namun Tuhan juga bisa menegur umat agar jangan lupa pada PenciptaNya,” cetus anggota PNPS GMKI ini.
Lantas, bagaimana Dating dan keluarga dalam menyikapi wabah Covid-19 ini? “Saya dan keluarga meskipun akhirnya tidak bisa beraktivitas seperti biasa, namun kami menyikapi ini secara positif. Kita percaya bahwa kita dibatasi bergerak ke luar agar mata rantai virus ini terputus dan tak menular pada sesama kita. Jadi kita stay at home di rumah dengan makin dekat bersama keluarga dan bisa berdoa bersama. Memang situasi ini terasa pahit, tapi percayalah bahwa di setiap kepahitan selalu ada yang manis atau hikmat serta berkat yang disiapkan Tuhan bagi yang selalu mengandalkan Dia,” cetus Dating Palembangan yang di tahun-tahun lalu pernah juga disebut-sebut sebagai calon kepala daerah di kampung halamannya oleh sejumlah media. BN