Bersama Allah Tidak Ada yang Mustahil
Lukas 1:37, “Sebab bagi Allah (with God) tidak ada yang mustahil.”
Narwastu.id – Kita semua tahu bahwa bagi Allah memang tidak ada satupun yang mustahil, tetapi bagi manusia terlalu banyak hal yang mustahil. Ayat di atas ditulis dalam bahasa Gerika menggunakan kata “bersama Allah”, bukan bagi Allah, yang memberi pengertian kepada kita bahwa jika kita ingin melakukan segala hal yang mustahil bagi kita, maka kita harus memilih untuk berjalan bersama Allah dalam FirmanNya. Di luar Firman Allah kita tidak dapat melakukan apa-apa (Yohanes 15:5).
Konteks ayat di atas sedang berbicara mengenai mukjizat yang akan terjadi bagi umat manusia di seluruh dunia, yaitu Firman Allah yang akan menjadi manusia untuk melakukan misi penyelamatan umat manusia. Sungguh ini suatu hal yang tidak mungkin, bagaimana mungkin Allah yang maha hadir membatasi diriNya menjadi manusia? Tetapi Allah memberikan nubuatanNya melalui para nabi di Perjanjian Lama mengenai kedatanganNya sebagai manusia, kemudian Allah memilih Maria untuk menjadi saluran berkat, yaitu mengandung Anak dari Roh Kudus yang adalah dari benih Firman Allah.
Allah meminta Maria untuk percaya agar dapat bekerja sama dalam rencana Ilahi ini, dengan berkata bahwa bersama Allah tidak ada yang mustahil. Asalkan Maria mau percaya, dan kemudian Maria menjawab dengan perkataan, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu”, maka kemustahilan itupun terjadilah. Peristiwa ini dimulai dengan kedatangan malaikat Allah yang berkata kepada Maria, “Salam hai engkau yang dikaruniai…”
Kata “dikaruniai” memakai kata “charitoo” yang mana kata ini hanya muncul sebanyak dua kali di dalam kitab Perjanjian Baru. Yang pertama, yaitu kepada Maria di kitab Lukas 1:28, sedangkan yang kedua kali kata ini muncul dan ditujukan kepada jemaat/gereja Tuhan yang ditulis bagi kita, Efesus 1:6, ”Supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya (charitoo) kepada kita di dalam Dia, yang dikasihiNya.” Ini berarti kemurahan atau karunia yang sama yang pernah diberikan kepada Maria, juga diberikan Allah kepada seluruh umat Allah, yaitu gerejaNya.
Sehingga sama halnya dengan yang terjadi pada Maria, sekarang segala sesuatu tidak lagi menjadi hambatan bagi umat Allah yang mau percaya akan perkataanNya di dalam FirmanNya. Berjalan bersama Allah akan selalu membawa kita ke dalam kemenanganNya. Kita tahu bahwa hidup di dunia ini kita harus melakukan kerja, kerja dan kerja! Sebagai warga kerajaan Allah kita juga harus giat bekerja, bahkan lebih giat lagi. Lalu apa pekerjaan kita dalam kerajaan Allah? Tuhan Yesus memberi jawaban, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah (Yohanes 6:29).”
Jadi marilah kita percaya, percaya, dan percaya terus. Apapun tantangan kita ke depan, percayalah akan janjiNya, akan penyertaanNya, dan akan segala kemurahan dan kebaikanNya yang sudah Yesus sediakan bagi kita. Markus 11:23, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.”
Dalam ayat ini kata percaya hanya ditulis 1 kali, tetapi berkata ditulis sampai 2 kali, bahkan dalam terjemahan versi King James ditulis 3 kali. Artinya kita harus lebih banyak berkata sesuai dengan janji Firman Allah sebagai ungkapan dari apa yang kita percaya, karena apa yang banyak kita perkatakan itulah yang akan tinggal di hati dan pikiran kita. Kalau Firman Allah yang tinggal di hati dan pikiran kita, maka Dia akan memberikan baik kemauan maupun pekerjaan (Filipi 2:13), serta berbuah dan menghasilkan apa saja yang tertulis di dalamNya (Yesaya 55:11). Itulah hal praktis yang dapat kita lakukan untuk bagaimana berjalan bersama Allah dan melewati segala yang mustahil menjadi mungkin bagi kita. Amin.
- Penulis adalah Gembala Sidang GKBI Kasih Karunia, Jakarta.