Matius 6:33, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Narwastu.id – Dalam Alkitab versi Amplified Bible, ayat di atas berbunyi, “But seek for (aim at and strive after) first of all His Kingdom, and His Righteousness (His way of doing and being right), and then all these things taken together will be given you besides.” Mencari Kerajaan bukanlah sekadar aktif dalam pelayanan, atau melakukan doa puasa atau menjadi seorang full timer di ladang Tuhan, sekalipun semua hal itu baik tidak ada salahnya. Tetapi sebagai seorang yang sudah dilahirkan kembali dari benih yang tidak fana (1 Petrus 1:23).
Kita bertindak, seperti Bapa kita di surge, bertindak dalam mengerjakan segala sesuatu dan faktanya kita sudah dibenarkan bukan karena perbuatan kita, tetapi karena kita percaya akan pengampunan dosa di dalam nama Yesus Kristus. Mari kita melihat dari Kitab Kejadian tentang Allah bekerja dalam penciptaan, Allah mengucapkan FirmanNya dan jadilah segala sesuatu. Dalam Yohanes 1:3, “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” Jadi FirmanNya yang melakukan segala sesuatu dari tidak ada menjadi ada.
Bagaimana dengan peperangan bangsa Israel pada waktu menduduki Tanah Perjanjian? Yosua hanya berpegang pada segala ucapan Allah dan Alkitab dengan tegas mencatat Allah yang berperang bagi umat Israel. Lalu bagaimana pula dengan Tuhan Yesus sendiri, ketika melakukan pelayanan dengan segala mukjizat selama tiga setengah tahun di Tanah Israel 2000 tahun yang lalu? Sekali lagi kita lihat manisfestasi FirmanNya yang menjadikan segala sesuatu dari mulai kesembuhan, makanan, kelepasan, dan lain sebagainya.
Yesaya 55:11, “Demikianlah Firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” Di Kitab Yohanes dikatakan, pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Jadi pada waktu kita belajar melakukan segala sesuatu dengan mengucapkan Firman Allah, maka itu berarti kita melibatkan Allah dalam segala perbuatan kita dan Allah “mengobligasikan” diriNya untuk melakukan FirmanNya.
Tetapi jangan lupa bahwa dalam bertindak, seperti ini kita harus sungguh percaya akan FirmanNya. Galatia 6:7 mengatakan, Allah tidak akan membiarkan diriNya (FirmanNya) dipermainkan, karena apa yang kita tabur, entahkah itu percaya pada diri sendiri atau percaya pada Firman Allah, maka itu pulalah yang akan kita tuai.
Tahukah saudara waktu kita pegang satu Firman Tuhan, dan kita percaya dengan hati kita (sekalipun pikiran kita menentang, tundukkan pikiran itu pada Firman).
Lalu kita ucapkan terus menerus itu, berarti kita melepaskan suatu kuasa dan Firman itu akan bekerja mengatur segala keadaan di sekeliling kita untuk menggenapi apa yang tertulis, sekalipun fakta yang kita lihat tidak seperti yang kita harapkan, tetapi percayalah Firman Allah lebih berkuasa untuk mengubah fakta yang sifatnya sementara menjadi seperti Firman Allah yang sifatnya mutlak dan kekal.
Firman Tuhan adalah hukum yang lebih tinggi dari segala hukum yang ada di bumi ini. Tak satupun yang tidak dapat tunduk kepada Firman Allah yang kita ucapkan asal kita percaya. Sebagai warga Kerajaan Allah kita tidak seharusnya menjadi sama dengan mereka yang di luar Allah dalam melakukan bisnis, perilaku, dan bahkan dalam pelayanan sekalipun. Jangan mudah gentar melihat persaingan dalam pekerjaan, tetapi percayalah pertolongan Tuhan akan membawa kebaikan dan keberhasilan dalam setiap usaha kita.
Jangan takut akan kondisi perekonomian dan situasi politik yang terjadi akhir-akhir ini. Tapi berkatilah bangsa ini dengan ucapan-ucapan Firman Allah, maka keadaan akan diubah, bukan oleh kita tapi oleh Firman yang kita ucapkan. Mengucapkan Firman dengan percaya penuh dalam setiap keadaan itu disebut gaya hidup Kerajaan Allah, dan itulah maksudnya mencari Kerajaan Allah. Dan ingat dalam perikop di atas gaya hidup ini berhubungan erat dengan janji akan suplai sandang, pangan dan papan yang kita perlukan dalam kehidupan kita, di mana Allah sendiri yang akan melakukannya bagi kita. Amin.
- Penulis adalah Gembala Sidang GKBI (Gereja Kabar Baik Indonesia) Kasih Karunia, Jakarta.