
Narwastu.id – Mengusung tema “Aku Hendak Menyanyikan Segala Kasih Setia Tuhan Selama-lamanya (Mazmur 89:2a),” Yayasan Musik Gereja Indonesia (YAMUGER) menggelar acara “Hymn Singing.” HUT ke-58 YAMUGER digelar di Gereja Kristus Ketapang, Jakarta, pada Sabtu, 15 Februari 2025. Ketua Umum PGI, Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty, M.A. dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas penyertaan Tuhan bagi YAMUGER hingga bisa memasuki usia ke-58 tahun. “Kita mengucap syukur kepada Tuhan atas perkenaanNya yang melayakkan kita berkumpul di sini dalam acara Hymn Singing, guna merayakan HUT ke-58 Yayasan Musik Gereja Indonesia. Selama 58 tahun, Nyanyian Gerejawi produksi YAMUGER telah menjadi bagian utuh dari peribadahan gereja-gereja di Indonesia,” katanya.
Lebih jauh dijelaskan Pdt. Jacky, meskipun pewartaan sabda adalah inti dari sebuah kebaktian, namun tanpa pelayanan musik yang berkualitas, maka ibadah gereja dianggap tidak memadai. “Pewartaan sabda umumnya mentransmisikan firman untuk menyentuh ruang kognisi anda, karenanya sebelum membaca firman dan mendengar sabda biasanya kita berdoa meminta Tuhan menolong kita untuk memahami dan melakukan berita firman yang kita dengar. Pelayanan musik memperkuat transmisi berita Injil pada dimensi afeksi, karenanya musik dan pewartaan sabda memiliki tempat yang signifikan dalam semua tradisi bergereja,” ungkapnya.
Bagi mereka yang menggeluti musik gerejawi, lanjut Ketum PGI, tentunya memahami bahwa musik dan pewartaan sabda bukan saja medium bagi transmisi berita Injil, tetapi juga menjadi medium pastoral, pemulihan, maupun pembebasan. Dengan perspektif ini, peran pewartaan sabda gereja dan musik gereja harus terus menerus diapresiasi dan dirayakan dalam hidup bergereja. Dalam sambutannya, dia juga menyoroti masyarakat kita saat ini, memiliki banyak nada sekuler yang jelas terlepas dari pernyataan kebanyakan orang Indonesia bahwa mereka percaya pada Tuhan. Misogini, kekerasan, materialisme, korupsi, dan degradasi lingkungan, konflik identitas, KDRT, membanjiri budaya kontemporer, bahkan dirayakan dalam berbagai segmen masyarakat kita.
Menurut Pdt. Jacky, industri musik turut menunggangi gelombang sekularisme serta sering terjebak dalam pusaran kapitalisme yang membuat musik tidak memiliki pesan hati nurani sosial, kesusilaan atau kemampuan untuk mempengaruhi perubahan sosial. Mayoritas musik sekuler sekarang berfokus pada kepuasan pribadi dan tidak banyak mengubah atau mencerahkan pikiran. Namun disayangkan musik-musik gerejawi banyak pula ditarik ke arah sekuler dan mengambil karakteristik industri musik sekuler. Musik rohani yang pernah membentuk iman Kristen dalam sejarahnya, membentuk iman Afrika-Amerika, dan bahkan berperan penting dalam beberapa katekismus teologis, semakin kalah penayangannya di media-media Kristen.
“Maaf kalau saya salah untuk menilai bahwa saat ini sejumlah besar musik gospel sangat miskin doktrin Kristen dan teologi biblika yang sehat. Semakin banyak, musik gereja modern hanya berfokus pada kondisi manusia dan tidak mengarahkan pendengarnya pada realitas transenden. Kurangnya musik yang berpusat pada Tuhan mengurangi kemampuan jemaat untuk mengharapkan hari yang lebih cerah, untuk melihat melampaui yang langsung, dan untuk melihat keluasan Sang Pencipta,” paparnya.
Sebab itu, dalam situasi seperti ini, Pdt. Jacky melihat keberadaan lembaga seperti YAMUGER dengan segala sepak terjangnya yang telah kita kenal selama ini, menjadi sangat penting untuk dirayakan, dipertahankan, dan didukung keberadaannya oleh gereja-gereja dan umat Kristen di Indonesia. Hymn Singing atau HUT ke-58 YAMUGER berlangsung semarak dengan keikutsertaan Paduan Suara GKI Wahid Hasyim, GKJ Pamulang, GPIB Imanuel Depok, GPIB Filadepfia, Padus Anak GKPI Rawamangun, Kolintang Gereja Kristus Ketapang, GKP Klasis Jakarta-Banten, Band Rawinala, Padus STFT Jakarta, Guzheng Strings, dan Padus Suara Yamuger.
Sekilas YAMUGER
Yayasan Musik Gereja Indonesia (YAMUGER) didirikan pada 11 Februari 1967 dengan akta notaris No. 7 disahkan oleh Willy Silitonga dan diperbarui dengan dokumen No. 57 disahkan oleh H.Z. Simon, S.H., tanggal 13 April 1991. Para pendiri YAMUGER, yaitu Johannes Ludwig John Chrysostom Abineno (alm), Epaphroditus Laurentius Pohan-Siahaan (alm.), Dr. Alfred Simanjuntak (alm.), Lauw Kian Joe/J.L. Aulia (alm.), Kiem Tan Swan/Tanutama (alm.), Pieter Domingus Soplanit (alm.), dan Yap Heng Ghie/Ruben Budhisetiawan (alm.).
YAMUGER memiliki visi: Menjadi pusat pengembangan musik gereja di Indonesia. Sedangkan misi: Meningkatkan aktivitas dan kreativitas di bidang seni musik gereja di Indonesia dalam arti seluas-luasnya.
Adapun Dewan Pembina YAMUGER periode 2021-2026 terdiri dari Chrismaryadi Budhisetiawan (Ketua), dengan anggota Pdt. Gomar Gultom, Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty, Pdt. Ferdy Suleeman, Prof. Dr. Miranda S. Goeltom, D. Robert Nainggolan, dan Ronald Pohan. Sedangkan Dewan Pengurus YAMUGER periode 2021-2026 adalah Pdt. Daniel P. Zacharias (Ketua), Pdt. Ester Pudjo Widiasih (Wakil Ketua), Ruth Asih Nainggolan (Sekretaris I), Pdt. Lenta E. Simbolon (Sekretaris II), dan Titi Yuliasih (Bendahara). Anggota Lentina Napitupulu, Godlief Soumokil, Epy Ponco Istiyono, dan Shinta Agustina Tjokro. Direktur YAMUGER saat ini dijabat oleh Sony W. Utomo. KL