Narwastu.id – Di pengujung bulan Mei 2024 lalu, ada kesedihan mendalam dirasakan keluarga Budi P. Sinambela (Ketua Yayasan Budi Murni, Jakarta) dan istri Dewi Christina Sitorus. Tangis dan kesedihan itu pun dirasakan Prof. Dr. KP Tarnama Sinambela (Ketua Pembina Yayasan Budi Murni Jakarta). Sekadar tahu dua tahun lalu, tokoh masyarakat Batak ini telah kehilangan istri tercinta almarhumah Londom Damaris Tampubolon. Dan tahun ini, Tuhan kembali memanggil putra bungsunya Santo Mulia Parulian Sinambela (Almarhum). Kehilangan seseorang yang sangat berarti dalam kehidupan kita, tentu adalah salah satu pengalaman tersulit yang akan kita alami di dunia ini. Kematian adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan manusia dan tidak mengenal batas usia.
Pada Jumat, 31 Mei 2024 lalu, pada pukul 20.05 WIB Santo Mulia Parulian Sinambela menghembuskan nafas terakhir pada usia 58 tahun 7 bulan. Dia meninggalkan istri Juniety Dame boru Purba dan satu putra dan satu putri. Juniety Purba adalah adik dari pemuka masyarakat Sumatera Utara dan mantan senator, Dr. Parlindungan Purba, S.H., M.M. Parlindungan Purba termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani Inspiratif 2016 Pilihan Majalah NARWASTU.”
Almarhum dimakamkan di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, pada Senin, 3 Juni 2024 setelah mengikuti ibadah penghiburan dan rangkaian acara Batak. Dan jenazah diberangkatkan dari Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Turut mengantar jenazah almarhum ke pemakaman, antara lain hadir BPH Riston Marpaung, S.H., keluarga besar Universitas Mpu Tantular Jakarta, Rektor Universitas Mpu Tantular Prof. Dr. Ratlan Pardede beserta jajarannya dan para pimpinan struktural, dosen, staf, keluarga Pengwil Jabar INI dari relasi istri almarhum, sahabat, keluarga dan para sahabat almarhum yang turut merasakan kesedihan ini. Dr. Parlindungan Purba yang mantan anggota DPD-RI ikut pula mengantar jenazah adik iparnya ke pemakaman San Diego Hills, Karawang. Dia ikut merasakan kesedihan adiknya yang sudah kehilangan suami tercinta.
Terkait dengan peristiwa duka cita ini, seperti ditulis di Firman Tuhan, 1 Tesalonika 4:13-14, “Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.” Kiranya keluarga besar Sinambela, keluarga besar Purba dan keluarga besar Universitas Mpu Tantular serta para sahabat almarhum yang berdukacita dihibur dan disertai Tuhan yang maha kasih. STH