Pdt. Risto Efraim Andaki, S.Th Membangun Iman Jemaat di Masa Pandemi Covid-19

36
Pdt. Risto E. Andaki, S.Th, hamba Tuhan yang imannya tangguh dan berjiwa pelayan.

Narwastu.id – Rabu malam, 14 September 2022 lalu, bagi warga jemaat dan pelayan GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) Jemaat Harapan Indah, Kota Bekasi, Jawa Barat, adalah hari bersejarah. Pasalnya, saat itu pelayan dan jemaat di gereja itu menggelar ibadah syukur atas pembelian lahan Blok CB, yang berada di depan gedung gereja. Ibadah syukur ini diadakan, karena GPIB Harapan Indah sudah memiliki sertifikat lahan yang dibeli sebesar Rp 1,3 miliar. Dan ini merupakan perjuangan berat majelis, panitia dan jemaat GPIB Harapan Indah yang berbuah manis dan sebuah mukjizat. Saat menyampaikan khotbahnya, Ketua Pengurus Harian Majelis Jemaat (PHMJ) GPIB Harapan Indah, Pdt. Risto Efraim Andaki, S.Th yang dikenal hamba Tuhan yang cerdas, tegas dan beriman tangguh mengutip renungan dari Kitab Daniel 3:28-31 tentang cerita perjalanan iman Sadrak, Mesak dan Abednego yang merupakan tiga pemuda tangguh yang punya integritas, setia dan taat kepada Tuhan.

Disampaikan Pdt. Risto, Sadrak, Mesak dan Abednego punya komitmen tinggi mengikut Tuhan, dan iman mereka tidak bisa digoyahkan oleh kesulitan atau tantangan duniawi, sehingga mereka memperoleh kasih dan kuasa Tuhan. “Jangan takut, karena ada Tuhan menyertai kita,” tegas Pdt. Risto, Hamba Tuhan lulusan STT Intim Makassar, Sulawesi Selatan itu. Pdt. Risto menerangkan, bagian dari orang percaya adalah bekerja dan berdoa. Dan kita mesti yakin dengan doa-doa yang kita panjatkan kepada Tuhan. “Sebab ada orang yang berdoa, namun tidak percaya pada kasih dan kuasa Tuhan. Dalam kehidupan ini, kita jangan mengandalkan akal dan kekuatan kita. Kita juga kalau percaya kepada Tuhan, jangan sombong, karena Tuhan tak akan menyatakan kuasaNya pada orang sombong,” tegasnya.

Pdt. Risto menerangkan, hidup ini harus mutlak diserahkan kepada Tuhan. Dan ironisnya kita sering melihat kehidupan ini hanya dari sudut materi. Jangan lihat kehidupan dari sudut pandang manusia, tapi lihatlah dari sudut pandang orang beriman. “Kita perlu belajar dari Sadrak, Mesak dan Abednego yang menunjukkan ketaatan, kesetiaan dan komitmennya mengikut Tuhan,” tegas pendeta asal Sulawesi Utara yang beristri perempuan Batak itu. Berbicara tentang lahan di depan gereja GPIB Harapan Indah, Pdt. Risto menegaskan, lahan Blok CB sudah kita terima sertifikatnya, dan prosesnya panjang. “Kita memulai pembelian lahan ini dengan bersyukur dan modalnya nol. Dan banyak jemaat bertanya, dapat dari mana uang sebanyak itu. Itu hanya kemurahan Tuhan, sehingga di masa pandemi Covid-19 lahan itu bisa dibeli. Tak ada manusia yang bisa menghalangi pekerjaan Tuhan, dan sekarang jemaat bersukacita bisa parkir di sana,” ujarnya. Dan lahan tersebut rencananya akan disiapkan untuk nantinya dibangun gedung penunjang ibadah dan kegiatan gereja. Menurut Pdt. Risto, saat lahan Blok CB dibeli dan kini sertifikatnya sudah didapat, itu artinya Tuhan membuat yang tidak mungkin jadi mungkin.

“Ini karena kuasa Tuhan, dan ini pekerjaan Tuhan. Kuasa Tuhan dinyatakan di GPIB Harapan Indah. Jemaat bersatu membeli lahan ini, dan ada semangat dan sukacita di GPIB Harapan Indah. Percayalah jika Tuhan dijadikan tempat pertolongan dan perlindungan, maka Dia akan menyatakan kuasaNya,” tegasnya. Seusai ibadah, dalam acara itu, mewakili majelis jemaat GPIB Harapan Indah, Reknel Tuankotta pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh majelis, panitia, anggota jemaat, sejumlah donatur, serta Majalah NARWASTU yang ikut memasang iklan panitia gratis selama ini, yang telah memberi perhatian dengan tulus. Dan dana pinjaman untuk membeli lahan ini, termasuk dari anggota jemaat akan terus berproses untuk dikembalikan. Dan panitia pembelian lahan Blok CB, kata Reknel, tentu masih membutuhkan dana untuk mengembalikan pinjamannya selama ini.

Bicara tentang figur Pdt. Risto, di kalangan jemaat GPIB Harapan Indah, ia dikenal Hamba Tuhan yang dekat dan berjiwa pengayom bagi anggota jemaatnya. Kelompok pemuda, kaum ibu, kaum bapak dan kaum lansia (Lanjut usia), termasuk anak-anak selalu dilayaninya supaya punya iman teguh dan semakin dekat kepada Tuhan. Ketika GPIB Harapan Indah memutuskan untuk membeli lahan di Blok CB, yang persis di depan gereja untuk mengembangkan pelayanan gereja, ada banyak anggota jemaat yang sesungguhnya pesimis dan apatis. Pasalnya, saat pembelian lahan tersebut diputuskan, masih ada ancaman pandemi Covid-19 yang sangat berpengaruh signifikan pada ekonomi anggota jemaat. Namun Pdt. Risto Andaki bersama panitia ternyata maju tak gentar untuk membentuk panitia pembelian lahan ini.

“Saya lihat bagaimana iman Pak Pendeta kita (Pdt. Risto Andaki) begitu teguh saat akan membeli lahan tersebut. Dengan upaya bersama tim panitia serta doa yang tak putus-putusnya, ternyata Tuhan membuka jalan. Sehingga lahan itu bisa dibeli, dan kini tinggal pelunasan,” ujar Reknel Tuankotta mengomentari kegigihan Pdt. Risto. Pdt. Risto sebelumnya pernah melayani di GPIB Gideon, Kota Depok, juga pernah melayani GPIB Pniel Pasar Baru, Jakarta, lalu GPIB Maranatha, Banjarmasin. Selain itu, ia pernah ditugaskan melayani ke Padang, Bengkulu, Palembang dan Batam. Pada awalnya ia tak pernah bercita-cita menjadi pendeta, namun Tuhan memanggilnya untuk bekerja di ladangNya. Dan di tengah keluarga besarnya memang kakeknya dulu seorang pendeta.

Dalam sebuah kesempatan, saat bicara tentang situasi negeri ini dan belahan dunia yang masih diliputi pandemi Covid-19, Pdt. Risto mengatakan, sebenarnya situasi seperti sekarang justru harus mengajak kita agar hidup lebih dekat lagi dengan Tuhan. Di masa sekarang setiap kita diperhadapkan dengan Covid-19, dan entah sampai kapan akan berakhir. “Jadi manusia tidak berdaya sama sekali ketika berhadapan dengan situasi pandemi yang mengancam jiwanya dan membuat kehidupan yang kacau balau. Oleh sebab itu, bergantung sepenuhnya kepada Tuhan adalah tindakan yang paling tepat,” tegas Hamba Tuhan yang tangguh dan nasionalis ini.

Menyoroti situasi perang yang tengah terjadi antara Rusia dan Ukrania sekarang,  menurutnya, hendaknya umat Kristiani turut mendoakan para pemimpin negara yang tengah bertikai agar diberikan hikmat oleh Tuhan, agar perang segera usai dan tercipta sebuah perdamaian bagi masyarakat kedua negara pada khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya.  “Sesungguhnya perang bukanlah solusi yang tepat dari sebuah permasalahan, karena pengingkaran atas rasa kemanusiaan. Kita berdoa semoga perang tersebut segera usai,” katanya semangat.

Di bagian lain, saat bicara tentang teknologi komunikasi di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, kata Pdt. Risto, setiap orang sudah tahu tentang kehebatan teknologi yang tidak bisa kita hindari. Di sisi lain, teknologi dapat menjadi sebuah ancaman bagi para generasi muda. Tentu hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab orang tua, melainkan juga gereja. “Tantangan kita (gereja) mengarahkan mereka agar paham bahwa teknologi hanya sebuah alat untuk mencapai tujuan. Kita harus memberdayakan teknologi dengan bijaksana dan untuk kebaikan. Misalnya, melalui teknologi kita bisa menceritakan tentang kebaikan-kebaikan Tuhan melalui kesaksian, pewartaan Injil ke tempat-tempat daerah terpencil. Terlebih seperti saat ini ibadah tetap bisa dilakukan secara virtual,” tukasnya.

Pdt. Risto Andaki pun pernah mengomentari eksistensi Majalah NARWASTU yang punya motto “Menyuarakan Kabar Baik” ini. Menurutnya, NARWASTU sebagai media cetak cukup luar biasa, karena mampu bertahan di era digital. “Ada beberapa majalah Kristen, tapi hanya Majalah NARWASTU yang mampu bertahan di era digital ini. Saya perhatikan selama ini NARWASTU melalui tulisan-tulisannya mengangkat banyak orang-orang Kristen dari berbagai latar belakang untuk menyampaikan kesaksiannya. Juga majalah ini mengangkat aktualisasi kehidupan kekristenan,” cetusnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here