Dr. Ir. Serirama Butarbutar, S.E., S.H., M.Si, M.H. Peduli Mengedukasi Perempuan Kristen

132
Dr. Ir. Serirama Butarbutar, S.E., S.H., M.Si, M.H. peduli perempuan.

Narwastu.id – Nama cendekiawan St. Dr. Ir. Serirama Butarbutar, S.E., S.H., M.Si, M.H. tidak asing lagi bagi komunitas perempuan Gereja HKBP, dan lintas gereja. Perempuan kelahiran 3 Agustus 1948 di Porsea, Sumatera Utara, ini sudah lama aktif melayani serta mengedukasi perempuan Kristen agar menjadi teladan, tangguh, dan inovatif.

Istri Dr. Ir. Togar Gerhard Marpaung, M.S. ini menuturkan, kepeduliannya terhadap perempuan Kristen diawali ketika terpilih menjadi pengurus Perempuan HKBP Resort Slipi, Jakarta. “Tahun 1996 saya terpilih sebagai Majelis Gereja HKBP Resort Slipi dan menjadi pengurus punguan Ina, atau komisi perempuan. Sejak itu bersama pengurus lain kami berupaya mengorganisir perempuan HKBP untuk dapat berkiprah di tengah-tengah jemaat. Saya aktif di komunitas perempuan HKBP resort, dan itu dilakukan penuh sukacita. Perempuan itu sesuai kodratnya, dia mampu menjadi ibu, istri, sekaligus pembimbing anak,” jelas Presiden Lions Club Vision Harmony ini.

Selanjutnya ia dipercaya menjadi Ketua Perempuan HKBP Distrik VIII DKI Jakarta. “Waktu itu kita diminta supaya selesai dari pengurus perempuan resort lanjut berkiprah di distrik, berarti lebih luas pelayanannya karena bersama teman-teman seresort,” cetusnya. Bersama pengurus lain, perempuan yang pernah menjabat sebagai Hakim Pengadilan Pajak ini, melaksanakan tugas khusus membina perempuan HKBP, agar mereka menjadi soripada (Istri impian), sebagaimana yang diinginkan Alkitab.

Seiring berjalannya waktu, dalam Aturan-Peraturan HKBP dibentuk Konferensi Perempuan Pusat HKBP,  yang membawahi seluruh ketua perempuan dari seluruh distrik. Lalu Serirama diangkat menjadi Ketua Konferensi Perempuan Pusat HKBP untuk yang pertama.

Menurutnya, kita menjadi satu dalam kepengurusan perempuan ini, yang ruang lingkupnya semua perempuan HKBP. “Dalam hirarkinya kita bertanggungjawab kepada Kepala Departemen Koinonia. Jadi kita itu merupakan perpanjangan tangan dari pusat dalam rangka memajukan dan mempersatukan perempuan HKBP,” ujar perempuan yang pernah mendapat penghargaan “Person of the Year dari HKBP Distrik VIII DKI Jakarta” dalam rangka perayaan 160 tahun, dan dari HKBP Pusat tahun 2021 itu. Dengan posisinya itu, ia tidak hanya bersentuhan dengan kaum perempuan HKBP, tetapi juga kaum perempuan lain dari berbagai denominasi gereja, yang menjadi anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Melihat kiprahnya yang luar biasa, dosen di Magister Kenotariatan Universitas Pelita Harapan (UPH) Kota Tangerang, Banten, ini akhirnya terpilih sebagai Ketua Komisi Perempuan PGIW DKI Jakarta Sektor Barat. Tidak sampai di situ, kini dia pun dipercaya sebagai Bendahara Komisi Perempuan dan Anak PGIW DKI Jakarta. Selain itu, menjadi anggota Pokja Biro Perempuan dan Anak PGI.

Pelayanannya terhadap perempuan Kristen dijalani dengan penuh tanggung jawab. Meski tidak jarang berhadapan dengan berbagai tantangan, namun Serirama bersemangat untuk melayani Tuhan. Baginya, tantangan tidak menjadi hambatan. “Saya berprinsip, kalau kita sudah terjun di suatu bidang, maka kita harus menjalankannya dengan baik, menikmati, dan penuh komitmen, dan sukacita. Sebab, segala sesuatu yang kita lakukan dengan sukacita tidak akan menjadi beban. Tantangan pasti ada, tapi bagaimana kita memanage agar tantangan menjadi kesempatan. Jangan tantangan membuat kita mundur,” tukas anggota Komisi Aturan dan Peraturan HKBP ini.

Serirama menerangkan, umur boleh lanjut, namun pekerjaan tetap harus berlanjut. Diakuinya, dukungan keluarga juga menjadi salah satu penopangnya untuk terus melayani di tengah berbagai tantangan. Dia memegang teguh Kitab Mazmur 23:1-6 yang berbunyi: (1) Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. (2) Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang. (3) Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. (4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. (5) Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. (6) Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa.

Perempuan yang pernah menjadi dosen FISIP Universitas Indonesia, Jakarta, ini menuturkan, tantangan dan pergumulan perempuan Kristen sekarang ini tentu ada. Di tengah situasi sekarang, imbuhnya, perempuan Kristen tidak boleh tidak, harus mampu mengikuti perkembangan, terutama imbas pandemi Covid-19 yang menuntut kesiapan kita memasuki era digitalisasi. “Perempuan tidak cukup hanya pendamping suami, tetapi dituntut meningkatkan kemampuannya, terutama dalam penggunaan teknologi, dan dia harus mendampingi anak-anak belajar online. Saya kira ini tantangan yang tidak mudah. Sehingga dibutuhkan sekarang peningkatan mutu dari perempuan, karena dia adalah pendidik utama dan terutama,” tegas perempuan yang pernah menjadi pembicara pada Intergenerational Sharing KNLWF pada Juni 2015 lalu tentang “Kepemimpinan Perempuan dalam Gereja” itu.

Selain itu, katanya, perempuan Kristen harus mampu menyikapi tantangan penggunaan media sosial (medsos). Juga penggunaan gadget yang kini merambah ke anak-anak. Sebab, selain dapat membantu banyak hal, namun ada pula yang tidak baik. Kemampuan untuk memilih dan memilah sangat diperlukan. Selain itu, perempuan perlu menopang ekonomi keluarga melalui keterampilan yang dimilikinya. “Membuat kue, merangkai bunga, menjual secara online, dari rumah dia membantu ekonominya. Jadi peran itu tidak lagi hanya bergantung kepada suami. Saya berterima kasih kepada pemerintah yang sekarang mendukung UMKM, sehingga bisa mendukung keluarga, bertenun, menjahit, mau bikin kue, catering,” ujar lulusan Program Doktor (S3) Ilmu Hukum, Universitas Padjajaran, Bandung ini.

Serirama pun mengapresiasi perempuan Kristen yang kini banyak menempati posisi penting, baik di perusahaan, lembaga legislatif, dan pemerintahan. Perempuan diciptakan setara dengan laki-laki. “Karena dia punya kemampuan yang mumpuni juga. Buktinya Ketua DPR kita sekarang perempuan, banyak menteri sekarang perempuan, Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri, ini posisi yang strategis. Bahkan, Ketua Umum PGI pernah dijabat oleh perempuan. Jadi saya sangat setuju dengan itu, karena tanpa mengurangi peranan kita sebagai ibu, kita diharapkan juga untuk berkontribusi bagi negara dan bangsa kita ini,” kata Ketua Panitia Paskah Nasional 2018 ini. Serirama pernah dipercaya jadi Kepala Kantor Pelayanan Pajak Tangerang (1990-1992),

Kepala Sub Direktorat Penagihan KP Ditjen Pajak (1992-1996), Kepala Bidang Sarana Penyuluhan KP. Ditjen Pajak (1996-1998) dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Matraman Jakarta (1998-2000).

Perempuan yang pernah mengikuti Senior Tax Course di Tokyo (1992) di Jepang ini, berharap agar perempuan Kristen bisa ikut ambil bagian dalam dinamika perkembangan zaman di berbagai sektor kehidupan sekarang ini, tanpa harus menanggalkan kodratnya. Secara khusus kepada ibu muda Kristen, yang sekarang sudah dibentuk di seluruh gereja HKBP, persekutuan ina naposo, agar menyadari bahwa di tangan mereka (ina naposo atau kaum ibu muda) masa depan anak-anak, yang akan berdampak pula bagi masa depan gereja dan bangsa. “Kita pengurus perempuan gereja agar mensosialisasikan atau memberi pemahaman kepada ibu-ibu muda, untuk menanamkan kepada anak-anak bahwa takut akan Tuhan adalah sebuah permulaan yang baik,” pungkas perempuan yang juga Pengurus Lansia HKBP Distrik VIII DKI Jakarta ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here