Narwastu.id – Terima kasih sekaligus respek untuk Bung Jonro I. Munthe, Pemimpin Umum dan Pemimpin Redaksi Majalah Kristiani NARWASTU, yang telah mengundang saya untuk ikut menulis di NARWASTU Edisi Khusus Desember 2023-Januari 2024. Teriring salam damai Natal 2023 dan sukacita Tahun Baru 2024 bagi segenap Pembaca setia NARWASTU di mana saja berada. Edisi Khusus NARWASTU kali ini kembali menampilkan tokoh-tokoh Kristiani inspiratif, yang dipilih berdasarkan kriteria dan parameter khusus dari NARWASTU, untuk akhirnya berhak atas penghargaan sebagai “21 Tokoh Kristiani Inspiratif 2023 Pilihan NARWASTU.” Kepada tokoh-tokoh terpilih inilah kita boleh berharap bahwa mereka menjadi agen-agen terang Kristiani, yang terus menyebarluaskan damai dan kasih bagi kehidupan berjemaat, bermasyarakat, dan berbangsa.
Di tengah momen kedamaian dan kasih Natal, kiranya umat Kristiani di seluruh persada Indonesia, mampu menjadikan keteladanan sebagai bingkisan terindah bagi penguatan kohesivitas kebangsaan. Di tengah ingar-bingar suasana kontestasi Pilpres 2024 yang temperatur politiknya terus menaik, umat Kristiani hendaknya terus berbagi terang keteladanan hidup berbangsa. Demikianlah konsekuensi bagi setiap orang percaya yang telah melihat “Terang yang Besar” untuk selalu berbagi terang kepada sesama.
Hari-hari ini, sungguh kita prihatin bahkan miris, mendapatkan begitu banyak “kekerasan verbal” tersebar di berbagai platform media sosial (medsos). Kata-kata hujatan, penghinaan, bahkan caci-maki tersebar liar di jagad medsos, untuk dan atas nama perbedaan pilihan dalam realitas kompetisi politik. Polusi kata-kata bertendensi kekerasan verbal di jagad maya itu menjadi mengerikan, ketika hujatan, hinaan, dan caci-maki itu menyimpan tendensi untuk menyerang pribadi tokoh bangsa tertentu, bahkan pemimpin negara. Kalau sudah begini kondisinya, ke manakah gerangan watak tenggang rasa (tepo seliro) yang menjadi karakter bangsa Indonesia? Di manakah gerangan sopan santun dan adab yang telah begitu lama menjadi ciri khas kolektif penduduk Nusantara? Kondisi memprihatinkan ini memang bukanlah kiamat moral, tetapi hal itu tidak lalu berarti menjadi suatu pembiaran massif.
Sebagai bagian dari jemaat pembaca Majalah NARWASTU, kita semua tentu saja bergembira dan bersukacita, menyaksikan tampilnya 21 Tokoh Kristiani Inspiratif 2023. Tokoh-tokoh terkemuka di lingkungan umat Kristiani ini datang dari berbagai latar belakang pengabdian, profesi, dan atau ladang pelayanan. Dari ketokohan merekalah kita berharap terang keteladanan itu terus terpancar untuk banyak orang. Dalam dimensi Kristianitas (iman Kristen), eksistensi ketokohan itu mengandaikan adanya aliran spirit dan energi rohani dari pribadi-pribadi yang ditokohkan, agar boleh menjadi sumber keteladanan bagi banyak orang.
Sangat mungkin pesan Alkitabiah yang ditulis dan disuarakan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi, secara kontekstual kekinian berkoherensi erat dengan keteladanan tokoh-tokoh jemaat. “Jadi akhirnya saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa saja yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat pada-Ku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertaimu” (Filipi, 4:8-9).
Alkitab secara eksistensial menaruh atensi yang besar mengenai hikmat kebijaksanaan para pemimpin. Begitu pentingnya hikmat bagi pemimpin, sebab hanya dengan hikmat itulah suatu kepemimpinan dapat dirasakan manfaatnya oleh banyak orang. Dalam diksi yang lain, bolehlah dikatakan bahwa tanpa hikmat kebijaksanaan, otoritas kekuasaan yang melekat pada diri para pemimpin, tidak lebih hanyalah embel-embel gengsi subjektif belaka. Perihal eksistensi pemimpin, di zaman lalu, Raja Salomo sungguh dikenal sebagai pemimpin berhikmat.
Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita, dalam pengajaranNya semasa masih di bumi, bahkan menyebut nama Salomo setidaknya tiga kali saat mengungkapkan perumpamaan kepada orang banyak. Namun, Yesus sendiri memastikan bahwa hikmat-hikmat Salomo itu, hanyalah hikmat yang teramat kecil di bumi, dan sama sekali tidak dapat diperbandingkan dengan hikmat milik Tuhan.
Di zaman kini, para pemimpin di bidang apa saja; pemerintahan, politik, sosial, ekonomi, pun di bidang kerohanian, hendaknya terus-menerus mencari dan meminta hikmat yang bersumber dari Tuhan Sang Mahahikmat, agar lewat lidah dan mulut para pemimpin, dapatlah terpancar keluar damai sejahtera bagi semua orang yang dipimpin. Alhasil, di hari-hari ini, jika ada oknum-oknum pemimpin yang sengaja berkata-kata kasar dan jorok di panggung publik, maka dapatlah dipastikan bahwa pemimpin model itu tidak memiliki hikmat yang dari Tuhan. Ucapan kasar dan jorok pemimpin, pasti menjauhkan masyarakat dari damai sejahtera dan ketenangan hati. “Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang” (Injil Matius 15:11).
Salam kasih NARWASTU. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
* Penulis adalah Tenaga Ahli Ketua MPR RI DR. H. Bambang Soesatyo, S.E., S.H., MBA, dan penerima penghargaan 21 Tokoh Kristiani Tahun 2018.