Narwastu.id-Pada Kamis, 14 Desember 2023, Gereja Bethel Injil Nusantara (GBIN) Jemaat Kapernaum mengadakan ibadah Natal di Graha Oikoumene PGI Lantai 5, di Jalan Salemba Raya No. 10, Jakarta Pusat. Ibadah Natal ini, dimulai pada pukul 18.00 WIB, dengan pembicara Pdt. Dr. Melianus Ferry Haurissa Kakiay, M.Th. Ibadah Natal ini mengusung tema “Kemuliaan bagi Allah dan damai sejahtera di bumi.” Menurut Pdt. Ferry Haurissa, inti dari Natal adalah kepedulian Allah kepada manusia. Sehingga ada keselamatan melalui pengorbanan Yesus Kristus, dan Dia adalah Tuhan dan Juruselamat kita sampai selama-lamanya. Pesan yang mau disampaikan menyangkut tema Natal ini, menurut Pdt. Ferry, yakni berita tentang kelahiran Yesus Kristus tidak disampaikan kepada orang orang hebat.
Dan, imbuhnya, nyanyian para tentara surga tidak diperdengarkan di istana, tapi diperdengarkan di padang Efrata kepada para gembala, yang hidup dan tinggal menjaga kawanan domba. Ini lambang dari orang sederhana yang mencari Tuhan. Orang sederhana itu orang-orang yang mampu memuliakan Allah, dan mengalami damai sejahtera di hidup ini. Kadang-kadang kita kehilangan sukacita, hilang kegembiraan, stres, setiap hari waswas dan banyak hal membuat hidup kita khawatir. Padahal uang banyak, rumah mewah, tetapi hidup cemas, punya pangkat tapi cemas, karena terlalu memasang harga tinggi. “Kita harus hidup sederhana baru bisa memuliakan Allah. Baru bisa mengalami damai sejahtera. Sederhana itu adalah orang yang mampu memanfaatkan berkat Tuhan yang ada padanya, untuk kemuliaan namaNya,” tukasnya.
Jadi apa yang ada, katanya, kita manfaatkan, bukan apa yang tidak ada kita cari setengah mati. Orang yang memuliakan Allah dan mengalami damai sejahtera itu adalah pribadi yang tahu menjaga kesucian hidup (Lukas 1:26-27). Katanya, kata perawan di sini bukan menunjukkan fisik seseorang, tapi kata perawan di sini menunjukkan bahwa Yusuf dan Maria orang yang bermoral. Orang yang bermoral tahu menjaga kesucian hidup, orang sederhana punya moral yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari. “Kata moral juga berbicara tentang tidak merampas hak rakyat dengan tindakan korupsi. Jadi jangan pilih wakil rakyat yang suka korupsi dan merugikan rakyat. Orang yang menjaga kesucian hidup pasti hidupnya memuliakan Tuhan dan mengalami damai sejahtera. Lanjutnya, di Matius 5:8 disebut berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah. Ibrani 12:14, hidupmu tidak cuma berteologi dan berdebat, kalau hidup tidak benar buat apa. Orang yang memuliakan Allah dan mengalami damai sejahtera dia tahu harus menjaga hidup agar tetap Kudus. Berikutnya, pribadi yang tulus dan jujur (Matius 1:18-19). Kita pilih pemimpin untuk 2024 yang tulus. Mari kita pilih yang tulus dan jujur, jangan pilih yang pencitraan, nanti kalau sudah duduk di kursi pemerintahan malah korupsi dan mengambil jatah rakyat. Hanya orang yang tulus dan jujur yang bisa mempermuliakan Tuhan. Dikatakan, karena Yusuf orang yang tulus, sehingga tidak mau mencemarkan nama istrinya di depan umum.
Yusuf tadinya bermaksud untuk menceraikannya diam-diam. Tapi orang yang tulus hati tidak cari gara-gara, tetapi orang yang tulus hatinya mencari solusi. “Semoga di gereja banyak orang yang tulus hati. Sehingga tidak berantem sesama pengerja, dan sesama pendeta. Orang yang tulus tidak bikin ribut, tetapi selalu mencari jalan keluar. Selanjutnya, pribadi yang rendah hati. Orang yang rendah hati dipakai oleh Tuhan untuk mempermuliakanNya. Tetapi orang yang tinggi hati menjadi musuh Tuhan, tidak ada yang perlu dibanggakan dan disombongkan. Ingat di dalam Filipi 2:5-11, dalam hal ini belajar hidup seperti Yesus, mengosongkan diri, rendah hati. Orang sombong, ujarnya, akan jatuh, tetapi orang rendah hati diberkati Tuhan. JK