Iman Kristen Sangat Penting Diberdayakan dalam Pekerjaan

79
Suasana acara yang dipandu Louisa Kusnandar bersama Andy Mills di studio CGN Indonesia di kawasan Jakarta Selatan.

Narwastu.id-Membaca Alkitab merupakan bagian dari gaya hidup umat Kristiani. Kini untuk mendapatkan firman Tuhan, selain bisa diperoleh melalui Alkitab berupa buku bacaan, dapat pula diperoleh melalui gadget dengan mengunduh aplikasi, sehingga dapat dibaca secara online maupun offline. Ikut serta dalam menjalankan Amanat Agung yang diperintahkan Tuhan Yesus kepada umatnya, CGN (Christian Global Network) Indonesia bekerjasama dengan Lembaga Grace & Mercy (G&M) USA dan Korea Selatan secara intensif melakukan produksi dan penayangan program Gerakan Baca Dengar Alkitab (GEBADA). Tujuan dari program GEBADA untuk menyediakan panduan pembacaan Alkitab secara sistematis dan utuh mulai dari Kitab Kejadian sampai Wahyu dalam bentuk rangkaian video dan juga aplikasi Smartphone. Yang menarik, panduan dalam program GEBADA sangat praktis penggunaannya dalam gereja, komunitas, keluarga hingga kantor (market places). Demi meningkatkan program GEBADA, Andy Mills selaku Co-Chairman G&M hadir sebagai narasumber dalam talkshow dengan tema “Faith and Work” pada Rabu, 1 November 2023 lalu, di studio CGN Indonesia, kawasan Jakarta Selatan.

Acara ini dipandu oleh Louisa Kusnandar, dan Andy Mills yang lahir dan besar di Inggris itu memberikan pandapatnya tentang perlunya memandang dan melakukan pekerjaan sebagai seorang Kristen. Menurutnya, perintah pertama yang diterima oleh manusia adalah bekerja dan menjaga ciptaan Tuhan (Kejadian 1:1). Terlebih manusia merupakan bagian integral dalam proses penciptaan. Karena tanpa manusia proses penciptaanNya tidak bergerak maju.  Jadi kita sebagai manusia dipanggil untuk menjadi rekan dalam penciptaan bersama Tuhan dalam proses tersebut.

“Jadi ini adalah panggilan rohani yang Tuhan berikan kepada kita untuk bekerja. Dan ini adalah panggilan yang begitu dalam dan penting, sehingga menjadikannya sangat berbeda dibandingkan sekadar bekerja setiap hari untuk menghasilkan uang. Sekarang kita memasuki dunia kerja untuk menjadi rekan dalam penciptaan bersama Tuhan,” jelasnya. Andy Mills yang mengalami titik balik dalam hidupnya pada tahun 1988 dengan menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi itu juga menjelaskan tujuan dari bekerja dalam kehidupan ini, yakni pertama, ketika bekerja, kita menciptakan suatu produk dan jasa untuk membantu meningkatkan kesejahteraan manusia. Kedua, dengan bekerja kita menciptakan lingkungan yang mencerminkan kasih Tuhan sehingga orang dapat berkarya dan berkembang di lingkungan tersebut.

Andy Mills saat talk show sebagai narasumber di studio CGN Indonesia.

Ketiga, mengarahkan manusia datang kepada Tuhan. Sebagai orang beriman kita harus hadir di tengah lingkungan pekerjaan, memberi dampak dan pembentuk budaya di tempat kerja. Jika membaca Perjanjian Lama akan menemukan kata “kebenaran dan keadilan” yang disebutkan lebih dari 30 kali. Dalam Mazmur 89:14, Tuhan sendiri mengatakan, kebenaran dan keadilan adalah tiang takhtaNya. Jadi Tuhan semesta alam sedang memberitahukan kita bahwa kebenaran dan keadilan sebenarnya adalah tempat takhtaNya berpijak. “Jadi jika ingin meniru Allah kita harus memikirkan kebenaran dan keadilan. Bahkan, menerapkannya di tempat kerja. Misalnya, berlaku jujur, tidak menyuap, dan tidak mencuri,” ucapnya. “Melalui peran kita, orang-orang akan melihat dan ingin tahu mengapa kita bisa seperti itu. Di situlah bisa bersaksi tentang kasih kita terhadap Yesus dan menyampaikan kepada mereka bahwa mata anda tertuju pada Yesus dengan demikian membagikan keimanan kita. Itulah yang indah,” tegasnya. Soal godaan di tempat kerja tidak dipungkiri bisa saja terjadi dan menimpa siapapun. Tentang hal ini Andy berpendapat, Alkitab telah memberitahukan setiap kita tidak akan menghadapi godaan yang tidak dapat kita tanggung. Kuncinya perlu beribadah secara teratur kepada Tuhan. Tinggal di dalamNya dengan mengikuti firmanNya, mendengarkan perintah-perintahNya, mendengarkan kehangatan dan kasihNya serta berdiri menghadapi hal-hal yang sulit sembari menyadari bahwa kita dapat dicobai (1 Yohanes 2:15-17).

“Kita harus membumi. Abaikan kebisingan-kebisingan yang datang. Perlu pijakan yang kuat dan perlu semakin mengenal Tuhan agar dapat menjalani kehidupan yang tenang,” terangnya.

Disinggung pula mengenai fenomena yang tengah terjadi pada saat ini, yaitu sebagian besar orang ingin menjadi terkenal, viral dan kaya secara instant dengan mengesampingkan pembangunan karakter. Menurutnya, itu adalah strategi yang tidak berujung pada kesuksesan. Mengapa, karena hal tersebut tidak mencerminkan rancangan Tuhan untuk pekerjaan anda, dan itu terlalu mementingkan diri sendiri. Lihat media sosial, bagaimana orang lain bisa terluka di situ karena anda membesarkan diri sendiri. Ada pula anak muda yang bunuh diri, karena sesuatu yang diberitakan di media sosial. Betapa keegoisan nyata pada situasi tersebut baik bagi orang lain namun juga bagi anda. “Gereja perlu mengajak orang-orang untuk benar-benar bertanggung jawab atas situasi ini. Namun, sayangnya sudah menjadi kebiasaan bahwa orang akan memberikan nasihat kepada orang lain dan orang yang menerima nasihat akan melakukan hal yang berbeda dan tampak baik-baik saja, padahal tidak demikian. Mereka perlu waktu hingga berusia 40 atau 50 tahun untuk menyadari hal itu. Namun, saat sadar mereka sudah kehilangan perkawinannya, keluarga bahkan kesehatan. Biayanya sangat besar, Jadi semakin cepat kita berpikir untuk menjalani hidup bagi Tuhan daripada menjalani hidup untuk diri sendiri, kita akan menjadi lebih baik. Tuhan akan menyiapkan kehidupan yang terbaik untuk kita semua,” ucap Andy Mills yang berpesan agar menempatkan Tuhan sebagai pusat segalanya.

Di akhir talkshow, Andy Mills mengutarakan soal rencananya dalam pelayanan. Selain ingin membawa firman Tuhan ke semua negara di dunia dengan semua bahasa di dunia, yang paling penting adalah ia ingin mengumpulkan orang-orang untuk mendengarkan firman Tuhan yang dinilai sebagai praktik bersejarah yang Alkitabiah. “Jadi jika kembali ke Perjanjian Lama, anda akan menemukan orang-orang seperti Musa, Yosia dan Ezra berkumpul bersama mendengarkan firman Tuhan dan dibawa ke tempat pertobatan. Kami menemukan peningkatan yang luar biasa dalam jumlah pembacaan Alkitab oleh orang-orang mereka menjadi bagian dari proses pembacaan Kitab Suci melalui GEBADA yang kami promosikan. Dan beberapa tahun ke depan, kami akan membuat lebih banyak lagi Alkitab audio drama dalam berbagai bahasa seperti Bahasa Perancis, Rusia, dan Arab,” ujarnya, dan ia juga tengah mengerjakan dalam bahasa Portugis dan Hindi.

Dalam kunjungannya ke Indonesia Andy Mills juga bertemu dengan para pemimpin komunitas dan lembaga agama guna memikirkan bagaimana dapat memperkenalkan praktik tersebut. “Ini adalah sebuah strategi dan kami sedang melakukannya di banyak negara di dunia. Saya pikir akan lebih sering bepergian dan mengunjungi orang-orang dan melihat umat Tuhan bekerja dan menyampaikan pemikiran tentang iman dan pekerjaan. Itulah panggilan Tuhan untuk saya di fase terakhir hidup. Dan saya merasakan itu penting sekaligus merasakan kepuasan yang besar dalam melakukannya,” tukasnya sembari tersenyum.

Sementara itu, Yun Young Jun selaku Direktur CGNTV Indonesia di sela-sela acara talkshow mengatakan, GEBADA adalah alat untuk membantu semua orang Kristen membaca Alkitab. “Kami menyebut diri kami orang Kristen. Namun, seringkali kita merasa malas membaca dan merenungkan firman Tuhan. Padahal membaca, mendengarkan dan merenungkan firman Tuhan adalah hal yang terpenting yang harus dilakukan seorang Kristen. Karena itu Gerakan Baca Dengar Alkitab (GEBADA) adalah hal yang sangat penting.  Program GEBADA juga melibatkan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) dan Alkitab Suara. Sebagai informasi seputar GEBADA yakni membaca bersama dengan komunitas (communal), membaca secara terus menerus (regular), dan keseluruhannya dibaca dalam jumlah tertentu (extended).                   Selain itu, banyak manfaat yang diperoleh dari GEBADA, antara lain membaca bersama menambah rasa tanggung jawab, siapapun dapat masuk ke dalam Alkitab dengan mudah. Ketika Alkitab dibaca sambil didengarkan melalui telinga, kita dapat membacanya dengan perspektif baru. Jadi melalui GEBADA ada tiga hal yang dapat diingatkan, seperti who God is, who You are and who we are called to be. “Kiranya seluruh umat Kristiani dapat mendengar suara Tuhan melalui GEBADA dan menjalani kehidupan yang taat pada firmanNya. Jadi kita berharap hidup kita berubah, gereja kita menjadi sehat dan kerajaan Allah berdiri di muka bumi ini,” kata Yun Young Jun berharap. BTY

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here