Imlek dan Iman Kristen

* Oleh: Pdt. Dr. Japarlin Marbun

524

Narwastu.id – Banyak sekali keturunan Tionghoa yang menjadi pengikut Kristus. Kebanyakan masih merayakan Tahun Baru Imlek. Bolehkah tradisi ini dilakukan? Tentu saja boleh asal tradisi Imlek yang dirayakan sudah disesuaikan dengan iman Kristen. Kegiatan apa saja dalam merayakan Imlek yang sesuai iman Kristen itu? (1) Mengucap syukur untuk penyertaan Tuhan sepanjang tahun dan tahun yang akan dijalani. Ditulis di 1 Tesalonika 5:18, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” Bisa melewati satu tahun dan akan menjalani tahun baru adalah anugerah Tuhan.

Lalu (2) Menghormati orang tua. Ditulis di Efesus 6:2-3 (TB), “Hormatilah ayahmu dan ibumu.” Ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:  supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. Tahun Baru Imlek adalah momen bagus untuk mengunjungi orang tua dan mendoakan mereka. (3) Mengunjungi dan mendoakan saudara. Ditulis di Roma 12:10, “Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.” Ditulis lagi di 1 Yohanes 4:21, “Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.”

Bentuk mengasihi saudara adalah mengunjungi mereka dan mendoakannya di momen Tahun Baru Imlek. (4) Berbagi kasih dalam bentuk makanan maupun dana. Ditulis di Efesus 4:2, “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.” Berbagi makanan dan angpao merupakan wujud dari melakukan kasih.

Imlek adalah alat bagi kita menunjukkan iman Kristen pada sesama kita lewat budaya yang sudah disesuaikan dengan ajaran Kristus.

Ditulis di 1 Korintus 9:20, 23 (TB),  “Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.” Gunakanlah budaya Tahun Baru Imlek yang sudah disesuaikan dengan iman Kristen untuk melakukan firmanNya.

 

* Penulis adalah teolog senior, anggota Forum Komunikasi Tokoh-tokoh Kristiani Pilihan Majalah NARWASTU (FORKOM NARWASTU), dan mantan Ketua Umum BPH Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI). 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here