Pdt. DR. WTP Simarmata, M.A. Termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2012 Pilihan NARWASTU”

150
Pdt. DR. WTP Simarmata, M.A. Berpikiran maju.

Narwastu.id – Kalau kita cermati perjalanan hidup bangsa ini sepanjang tahun 2012, cukup banyak peristiwa menarik, baik di bidang sosial, politik, hukum, HAM, kemasyarakatan, ekonomi, budaya dan pendidikan yang patut direkam. Berbarengan dengan itulah muncul sejumlah figur pejuang (Baca: tokoh) yang terlibat atau bersentuhan dengan peristiwa itu, termasuk figur-figur dari kalangan Kristiani. Sekaitan dengan itulah, seperti tahun-tahun yang lalu, pada akhir 2012 ini, Majalah NARWASTU yang kita cintai ini kembali menampilkan tokoh-tokoh Kristiani “pembuat berita” (news maker).

Masih seperti yang dulu, ada tiga kriteria yang dipatok untuk menempatkan seseorang itu agar jadi “tokoh pembuat berita” pilihan NARWASTU. Pertama, si tokoh mesti populer dalam arti yang positif di bidangnya. Kedua, si tokoh mesti peduli pada persoalan warga gereja, masyarakat dan nasionalis (Pancasilais). Ketiga, si tokoh kerap jadi perbincangan dan muncul di media massa, baik karena pemikiran-pemikirannya yang inovatif atau ide-idenya kontroversial. Alhasil, si tokoh kerap menjadi sumber inspirasi dan motivasi di tengah jemaat atau masyarakat.

Bagi tim redaksi NARWASTU, tak mudah untuk menempatkan seseorang menjadi “tokoh Kristiani”. Pasalnya, kiprah mereka harus kami ikuti pula lewat media massa, khususnya media Kristen, termasuk mencermati aktivitasnya dan menelisik track record-nya. Pada akhir 2012 ini, kami kembali pilih “21 Tokoh Kristiani Pembuat Berita Sepanjang 2012.” Seperti tahun lalu, sosok yang diangkat ini, ada berlatarbelakang advokat, politisi, tokoh lintas agama, pengusaha, aktivis HAM, pemimpin gereja, aktivis gereja, pimpinan ormas, dan aktivis LSM.

Dari deretan 21 tokoh yang sudah diseleksi redaksi NARWASTU secara ketat dari 120 nama yang terkumpul ada beberapa tokoh yang tahun lalu juga terpilih, seperti Pdt. DR. WTP Simarmata, M.A. (Ephorus HKBP), Dr. Anti Solaiman (Dosen UKI Jakarta), Pdt. Brigjen TNI Harsanto Adi S., M.M. (Asisten VII Deputi Menkopolhukam), U.T. Murphy Hutagalung, MBA (Pengusaha dan politisi), Edwin P. Situmorang, S.H., M.H. (Mantan Jaksa Agung Muda Intelijen di Kejaksaan Agung RI), Drs. Sahrianta Tarigan, M.A. (Politisi) dan Pdt. Ir. Suyapto Tandyawasesa, M.Th (Ketua DPP PIKI).

Juga Aldentua Siringoringo, S.H. (Advokat), Pdt. Dr. Matheus Mangentang (Rektor STT SETIA), Saor Siagian, S.H., M.Hum (Aktivis HAM), Johanes Mardjuki (Profesional), Drs. Hardy M.L. Tobing (Auditor dan aktivis gereja), Drs. Ronny Wongkar, M.A. (Politisi), Ir. David Johanes Tjandra, M.A. (Ketua Umum MPK), Pdt. Dr. Jaharianson Saragih (Ephorus GKPS), DR. Erwin A. Pohe (Pengusaha dan pengamat politik), Y. Deddy Madong, S.H. (Advokat), Pdt. Elia Rantenusa Nenoharan, S.E., M.Th (GEKINDO), Ronny B. Tambayong, S.E., MACM (Pengusaha dan aktivis gereja), Anthony Putihrai, B.Sc (Pengusaha), dan DR. Maria A. Sondakh (Aktivis organisasi).

Sejatinya masih ada sejumlah nama yang layak diposisikan sebagai “Tokoh Kristiani 2012”, namun karena keterbatasan halaman dan kesepakatan tim, maka kami batasi hanya memuat 21 tokoh. Kami menampilkan profil singkat ke-21 tokoh di NARWASTU Edisi Khusus Desember 2012-Januari 2013 ini sebagai wujud apresiasi (penghargaan) kami atas perjuangan mereka selama ini di tengah gereja, masyarakat dan bangsa. Harapan dan doa kami, kiranya kiprah mereka selama ini bisa memberikan inspirasi, motivasi, pencerahan dan pencerdasan untuk kebaikan gereja, masyarakat dan bangsa ini.

Pembaca yang budiman, boleh-boleh saja Bapak/Ibu/Saudara menganggap pemilihan para tokoh ini subjektif, tapi percayalah, kami sudah berupaya objektif untuk memilihnya. Memang kami tak bisa memuaskan harapan semua pihak, dan amat manusiawi kalau tokoh-tokoh yang tampil ini punya kekurangan, karena mereka bukan orang suci atau malaikat. Sekadar tahu, di tengah tim majalah ini tak jarang muncul perdebatan mengenai figur seseorang ketika namanya dimunculkan. Dalam pemilihan ini, perlu dicatat kami menghindari agar dalam 21 tokoh ini tak ada “orang dalam” dari NARWASTU, seperti Pembina/Penasihat, meskipun kami akui ada di antaranya yang layak masuk.

Para tokoh Kristiani pilihan Majalah NARWASTU yang religius, inspiratif dan Pancasilais.

Melalui tulisan ini, kiranya kita bisa melihat sisi positif atau nilai-nilai juang dari ke-21 tokoh ini. Kepada mereka yang termasuk dalam 21 tokoh ini, kami sampaikan pula bahwa inilah hadiah Natal terindah dari NARWASTU sebagai insan media Kristiani kepada Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang telah berupaya ikut membentuk karakter bangsa ini. Akhirnya, kami sampaikan, selamat Hari Natal 2012 dan Tahun Baru 2013. Kiranya, Tuhan selalu memberkati kita semua, syalom.

 

Pelayan Reformis yang Kini Jadi Ephorus HKBP

Pada awal September 2012 lalu, di Seminarium Sipoholon, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, telah berlangsung Sinode Godang HKBP yang berjalan baik dan lancar. Acara ini memilih pimpinan tertinggi di gereja terbesar di Indonesia dan Asia itu. Dalam acara ini, Ephorus (lama) Pdt. Dr. Bonar Napitupulu digantikan  Pdt. DR. WTP Simarmata, M.A. Pdt. Willem Tumpal Pandapotan (WTP) Simarmata yang terpilih menjadi Ephorus HKBP akan menggembalakan gereja etnis Batak itu untuk lima tahun ke depan (2012-2016).

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos saat diwawancarai wartawan seusai memberi penghargaan kepada para tokoh Kristiani pilihan Majalah NARWASTU.

Pdt. WTP Simarmata menyisihkan 4 kandidat lain saat pemilihan ephorus. Sejatinya sosok Pdt. WTP Simarmata bukan orang baru di HKBP. Dia merupakan mantan Sekjen HKBP dalam dua periode, mantan Ketua Umum PGI Wilayah Sumut dan kini Ketua Umum Forum Komunikasi dan Konsultasi Gereja-gereja se-Sumatera Utara (FKGSU). Pdt. WTP Simarmata pun pernah menjadi anggota MPL PGI periode 1999-2004. Ayah dari lima anak, dan suami dari H. Lersiany Purba ini lahir di Pulo Samosir, Sumut, 4 Juli 1954. Dia ditahbiskan menjadi pendeta oleh Ephorus HKBP Pdt. GHM Siahaan pada 23 Oktober 1983 silam. Bila dilihat dari track record-nya Pdt. WTP Simarmata sebenarnya pun pantas menjadi pimpinan gereja berskala nasional, seperti PGI Pusat.

Selama dua periode menjadi Sekjen HKBP ia cukup berhasil. Di saat ada masalah di HKBP, seperti kasus  Jemaat Pagi HKBP Pondok Bambu, Jakarta Timur, dan adanya oknum pendeta yang amoral (melakukan pelecehan seksual), ia punya sikap yang jelas tanpa kehilangan kesantunannya sebagai hamba Tuhan. Pendidikan SD, SMP dan SMA diikutinya di Sumut. Sedangkan S1 teologi di STT HKBP Nommensen, Pematang Siantar, dan S2 di Silliman University Dumaguete City, Philipina.

Ia pernah mengikuti pendidikan teologi di Hanil Theological Seminary, Korea Selatan. Dia pun pernah menjadi Sekretaris Khusus Sekjen HKBP (1985-1987), dosen di STT HKBP Nommensen, Direktur Departemen Pendidikan HKBP (1992-1998) dan Praeses HKBP Distrik Sumatera Timur (1995-1997). Pengalaman berorganisasi didapatnya saat aktif di Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Ia pernah menjadi Ketua GMKI Pematang Siantar. Lantaran dikenal seorang intelektual, Pdt. WTP Simarmata kerap menuangkan gagasan-gagasannya di sejumlah media massa mengenai persoalan gereja dan masyarakat.

Selain berkhotbah di mimbar gereja, tak jarang ia diundang sebagai pembicara di berbagai seminar, baik di dalam maupun luar negeri. Pemikirannya cukup maju dalam melihat persoalan gereja dan masyarakat. Ketika terjadi intervensi penguasa Orde Baru terhadap HKBP (1992-1998), Pdt. WTP Simarmata berada di barisan yang prokonstitusi. Alhasil ia sudah merasakan pahit getirnya berjuang saat mereka menentang penguasa yang otoriter. Kepedulian WTP Simarmata pun terlihat jelas saat ia membela warga jemaatnya yang menentang sebuah industri yang mencemari lingkungan di sebuah kota kecil di pinggiran Danau Toba di Sumatera Utara.

“Amanah Tuhan adalah, kita harus memelihara alam. Bumi ini harus diwariskan dari generasi ke generasi,” ujarnya.                Anggota Komisi Pemberdayaan Pemuda dan Oikoumene Dewan Gereja-gereja se-Asia dan Ketua Pembina Yayasan Sumber Daya Insani Dampak Tsunami di Aceh dan Pembina Yayasan Sumber Daya ini, di mata Ketua DPD Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) DKI Jakarta T.P. Jose Silitonga, S.H., M.A. adalah sosok gembala yang mau mendengar keluhan domba-dombanya yang terluka. Sekadar melihat ke belakang, ketika Orde Baru berkuasa, pada 1992-1998 HKBP terbelah menjadi dua kubu. Satu kubu prokonstitusi yang dipimpin Pdt. Dr. SAE Nababan, L.LD dan satu lagi kubu Ephorus HKBP yang didukung oleh militer dan penguasa saat itu. Pdt. WTP Simarmata kala itu berada dalam barisan prokonstitusi yang tegas menentang penguasa.

Akibat intervensi militer yang berlebihan dalam kasus HKBP, Pdt. WTP Simarmata pernah menjadi korban penculikan oleh oknum tentara, dan ia pernah merasakan penyiksaan akibat setia terhadap konstitusi HKBP. Ketika itu, mereka tegas melawan campur tangan negara terhadap organisasi agama, seperti HKBP. Dalam sebuah kesempatan, tepatnya seusai terpilih sebagai Sekjen HKBP pada awal 1999 lalu, Pdt. WTP Simarmata kepada Majalah NARWASTU menegaskan, “Sejarah kelam HKBP itu jangan sampai terulang lagi. Tapi anak cucu kita harus tahu bahwa dulu ada intervensi pihak luar terhadap HKBP.”

Setelah terpilih sebagai Ephorus HKBP, Pdt. WTP Simarmata saat berbicara soal maraknya gangguan beribadah pada umat Kristiani saat ini, ia mengatakan, sangat prihatin dengan aksi-aksi pelarangan itu. “Kami (HKBP) memiliki keprihatinan yang mendalam atas apa yang dialami gereja-gereja di Tanah Air,” katanya. Semua warga negara Indonesia, imbuhnya, sebetulnya memiliki kebebasan untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan agama masing-masing.

“Warga HKBP harus hadir sebagai perekat di tengah-tengah kehidupan bangsa ini. Sebetulnya kerukunan tidak perlu diatur. Kerukunan sudah ada dalam diri warga, bangsa dan masyarakat kita,” pungkasnya. Dalam UUD 1945, imbuhnya, negara menjamin dan menjaga keamanan warga, “Nah, karenanya, kita tentu dalam banyak hal akan melakukan dialog dengan agama-agama lain. Sebab kita yakin tanpa dialog tak akan ada damai.”  KL

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here