Constant M. Ponggawa, S.H., L.LM Masuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2010 Pilihan NARWASTU”

386
Constant M. Ponggawa. Dulu “Pejuang Penuh Pesona di PDS”.

Narwastu.id – Gagasan untuk memilih tokoh-tokoh Kristiani “pembuat berita” (news maker) setiap akhir tahun oleh Majalah NARWASTU, sejatinya sudah dimulai sejak pertengahan 1999 lalu. Saat itu, Majalah Narwastu masih dikelola manajemen lama oleh Ir. Alfred W. Rattu (salah satu pendiri dan Pemimpin Redaksi Majalah Narwastu). Kala itu, Alfred Rattu dan Jonro I. Munthe yang pertama kali mencetuskan ide agar tokoh-tokoh Kristiani yang berjuang di era reformasi bisa diapresiasi oleh media Kristiani, dalam hal ini Narwastu.

Begitulah, ide untuk menampilkan tokoh-tokoh ini kemudian direalisasikan Jonro I. Munthe, S.Sos yang sekarang menjabat sebagai Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Majalah NARWASTU. Setelah melakukan serangkaian penelitian dan jajak pendapat ke sejumlah tokoh gereja, jurnalis dan jemaat, lalu saat itu terpilihlah tokoh, seperti Pdt. Dr. SAE Nababan, Sabam Sirait, Romo Mangun Widjaya, Pdt. Dr. Eka Darmaputera, Ir. Edward Tanari, Mayjen TNI (Purn.) R.K. Sembiring, Mayjen TNI (Purn.) Theo Syafei dan beberapa nama lagi sebagai “Tokoh Pejuang Kristiani Pembuat Berita”.

“Ide untuk memilih tokoh-tokoh Kristiani pembuat berita ini, juga terinspirasi dari Majalah Editor (dibreidel Presiden H.M. Soeharto pada 1994). Waktu itu, Editor pernah memilih tokoh-tokoh, seperti L.B. Moerdani, Rudini, Ali Sadikin, Hendropriyono dan B.J. Habibie sebagai tokoh nasional pembuat berita pilihan redaksinya,” ucap Jonro.

Dari dulu hingga sekarang ada tiga kriteria yang dipatok untuk menempatkan seseorang itu agar jadi “tokoh pembuat berita” versi Narwastu. Pertama, si tokoh mesti populer dalam arti yang positif di bidangnya atau profesinya. Kedua, si tokoh mesti peduli pada persoalan warga gereja dan masyarakat. Ketiga, si tokoh mesti kerap muncul di media massa, apakah karena pemikiran-pemikirannya yang inovatif atau ide-idenya yang kontroversial. Alhasil, si tokoh pun kerap menjadi bahan perbincangan di tengah jemaat.

Tidak gampang untuk memposisikan seseorang menjadi “tokoh Kristiani pembuat berita”. Sebab, kiprah mereka pun mesti kami ikuti lewat media massa, khususnya media Kristen, termasuk mencermati aktivitasnya dan menelisik track record-nya. Lalu tradisi memilih tokoh-tokoh terkemuka itu berlanjut dari tahun ke tahun. Pada akhir 2010 ini, kembali Majalah NARWASTU menampilkan “21 Tokoh Kristiani Kristiani Pembuat Berita Sepanjang 2010”. Figur yang kami tampilkan ini, seperti tahun-tahun yang lalu, ada  berlatar belakang gembala sidang, tokoh lintas agama, pengusaha, pengacara, pejuang HAM, pemimpin gereja, aktivis gereja, pimpinan ormas, aktivis LSM dan politisi.

Ada pun 21. tokoh yang sudah diseleksi redaksi Majalah NARWASTU secara ketat dari 151 nama yang terjaring, yaitu Pdt. Dr. A.A. Yewangoe (Ketua Umum PGI), Constant M. Ponggawa, S.H., L.LM (Mantan anggota DPR-RI), Cornelius D. Ronowidjojo (Ketua Umum DPP PIKI), Dr. Gayus Lumbuun, S.H. (Anggota DPR-RI), Sahala Panggabean, MBA (Pengusaha), Pdt. Luspida Simanjuntak (HKBP Ciketing), Drs. Sahrianta Tarigan, M.A. (Anggota DPRD DKI Jakarta), Theophilus Bela, M.A. (Ketua Umum FKKJ), Dr. M.L. Denny Tewu, S.E., M.M. (Ketua Umum DPP PDS), dan Pdt. DR. Anna B. Nenoharan (Ketua Umum Sinode Gekindo).

Juga Jackson A.W. Kumaat (Sekjen DPP Partai Karya Perjuangan), Pdt. Manuel E. Raintung, S.Si, M.M. (Sekretaris Umum PGI Wilayah DKI Jakarta), Drs. Jopie J.A. Rory (Ketua DPD PKDI Sulawesi Utara), Ir. Albert Siagian (Sekretaris Umum DPP GAMKI), Drs. S. Laoli, M.M. (Tokoh masyarakat Nias), Pdt. Ferry Haurissa Kakiay (Sekretaris Umum BPS GBI), Pdt. Jefry Tambayong, S.Th (Pendeta dari GBI), Antonius Natan (Fasilitator Jaringan Doa Nasional), M.T. Natalis Situmorang, S.Hut, M.Si (Ketua Umum PP Pemuda Katolik) dan Sheila Salomo, S.H. (Ketua Umum DPP PWKI)

Sebetulnya masih ada sejumlah nama yang pantas diposisikan sebagai “Tokoh Pembuat Berita Sepanjang Tahun 2010” ini, namun kami batasi hanya memuat 21 profil tokoh. Kami menampilkan profil singkat ke-21 tokoh pembuat berita ini di Majalah NARWASTU Edisi Khusus Desember 2010-Januari 2010 ini sebagai bentuk apresiasi (penghargaan) kami atas perjuangan mereka selama ini di tengah gereja, masyarakat dan bangsa. Dan kami berharap dan berdoa kiranya kiprah mereka selama ini bisa memberikan inspirasi, motivasi, pencerahan dan pencerdasan untuk kebaikan gereja, masyarakat dan bangsa ini.

Pembaca yang terkasih, mungkin saja pemilihan para tokoh ini dianggap subjektif, tapi percayalah, kami sudah berupaya objektif untuk menampilkannya. Dan amat manusiawi kalau tokoh-tokoh yang tampil ini punya kekurangan, karena mereka bukan orang suci atau malaikat. Sekadar tahu, di tengah redaksi majalah ini pun tak jarang muncul perdebatan tentang figur seseorang sebelum nama ke-21 tokoh ini ditampilkan. Sekadar tahu, kami menghindari agar dalam “21 tokoh” edisi kali ini tidak ada “orang dalam” dari Majalah NAARWASTU, seperti penasihat, meskipun kami akui ada juga penasihat majalah ini yang layak masuk dalam “21 tokoh” itu.

Para tokoh Kristiani pilihan Majalah NARWASTU yang religius, inspiratif dan Pancasilais.

Harapan kami, semoga melalui tulisan ini kita bisa melihat sisi positif atau nilai-nilai juang dari figur ke-21 tokoh ini. Kepada para tokoh yang termasuk dalam “21 pembuat berita” ini, kami sampaikan pula bahwa inilah hadiah Natal terindah dari kami sebagai insan media Kristiani kepada bapak-bapak dan ibu-ibu yang selama ini telah ikut berupaya membentuk karakter bangsa ini. Akhirnya, kami sampaikan, selamat Hari Natal 2010 dan Tahun Baru 2011. Tuhan memberkati kita semua. Selamat menyimak.

Sukses Memimpin Rangkaian Acara HUT ke-60 PGI

Sepanjang Mei 2010 lalu, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) telah sukses menggelar rangkaian acara HUT ke-60. Selain acara ibadah, panitia juga mengadakan jalan damai bersama ribuan umat, bakti sosial dan seminar. Lantaran acara ini sukses, pujian pun ditujukan kepada PGI. Sekretaris Umum Panitia HUT ke-60 PGI, Pdt. Manuel E. Raintung, S.Si, M.M. mengatakan, kesuksesan acara ini tak lepas dari tangan dingin Ketua Umum Panitia HUT ke-60 PGI, Constant M. Ponggawa, S.H., L.LM. Menurutnya, mereka sangat antusias bekerjasama dengan Ponggawa selama mempersiapkan acara itu.

Kata Pdt. Raintung, Ponggawa selalu memotivasi panitia untuk membuat yang terbaik. Sementara Ketua Umum PGI, Pdt. Dr. A.A. Yewangoe saat acara pembubaran panitia menyampaikan apresiasi dan pujiannya atas kerja keras panitia dalam menggelar HUT ke-60 PGI. Kata orang nomor satu di PGI itu, HUT ke-60 PGI itu bisa membuat citra PGI semakin baik di mata masyarakat.

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Majalah NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos diwawancarai wartawan TV, media cetak dan online di sebuah acara pemberian penghargaan kepada tokoh-tokoh Kristiani pilihan NARWASTU di Jakarta.

Pdt. Yewangoe mengakui, acara jalan damai yang diadakan itu cukup luar biasa, karena diikuti ribuan orang. Katanya lagi, ia tak menduga bahwa acara jalan damai dan ibadah di Jakarta Convention Center akan diikuti ribuan jemaat. Tentang kesuksesan acara PGI itu, Ponggawa sendiri dengan rendah hati menuturkan, ia selalu siap untuk membantu pelayanan PGI. Itulah bukti bahwa pengacara senior yang cukup sukses dan punya reputasi internasional ini adalah seorang pelayan.

Ponggawa yang lahir di Plaju, Sumatera Selatan, 18 Maret 1959, sebelum jadi Ketua Umum Panitia HUT ke-60 PGI, ia sudah lebih dulu aktif di dunia politik lewat Partai Damai Sejahtera (PDS).  Bahkan, ia pernah disebut-sebut sebagai Ketua Fraksi PDS di DPR-RI paling cemerlang, karena ia cukup cerdas dan vokal di parlemen (2004-2009). Mantan Ketua DPW PDS DKI Jakarta ini, pernah pula dijuluki “Pejuang Penuh Pesona di PDS” karena penampilannya simpatik, ramah dan rapih. Lulusan S1 dari Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta, ini pernah belajar di Academy of America and International Law dan Basic of Theology di Christ fo the Nation Institute, Dallas, Texas, Amerika Serikat (AS).

Sebelum terjun berpolitik, ia sudah giat menggelar acara-acara gerejawi, misalnya, memotori acara Deklarasi Visi Umat Kristen dan Rally Doa Nasional (2000) bersama pimpinan gereja aras nasional. Ia pun salah satu pendiri dan penasihat DPP Asosiasi Yayasan Untuk Bangsa (AYUB), Ketua Yayasan Galilea Ministry, dan ia yang pertama kali membawa pemuji bertaraf internasional, seperti Don Moen dan Ron Kenoly ke Jakarta.

Majelis di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Kenisah, Jakarta, dan mantan Wakil Ketua Komisi VI di DPR-RI ini menuturkan, ia sudah berkomitmen untuk memakai waktunya 65 persen untuk pelayanan dan 35 persen lagi untuk bisnis. Mantan anggota Komisi I DPR-RI dan suami tercinta Adromeda Ponggawa Hutabarat yang punya tiga anak ini, pernah juga menggelar acara doa lintas agama yang menghadirkan sejumlah pemuka agama di gedung DPR-RI pada 2005 lalu.

Dalam kesehariannya, Ponggawa dikenal seorang pengacara dan pengusaha yang cukup sukses. Contributor Partner tetap World Bank ini meraih master hukum internasional di Methodist University, Dallas, Texas, Amerika Serikat (AS). Anggota The Asia Law Practice ini pun Komisaris Utama PT. Pan United Shipyard Indonesia, Batam. Dulu kiprah Penasihat PERWAMKI (Persekutuan Wartawan Media Kristiani Indonesia) ini di DPR cukup menonjol. Ia tercatat pernah berjuang untuk kasus Sang Timur, Poso, beras impor, Perber 2006, kasus Tibo cs, dan sejak dulu tegas menolak Perda Syariah Islam.

Pada November 2005 lalu, Ponggawa yang merupakan pendiri Kantor Konsultan Hukum Hanafiah Ponggawa & Partner ikut menyukseskan Konsultasi Nasional Gereja-gereja di Indonesia yang digelar di Jakarta, yang saat itu digelar PDS. Pengamat politik dari UPH (Universitas Pelita Harapan), Tangerang, Dr. Victor Silaen pernah mengatakan, Ponggawa adalah kader PDS yang punya kemampuan manajerial, seorang pelayan dan pakar hukum, sehingga pantas memimpin PDS.

Hanya saja, Ponggawa sekarang sudah mundur dari hiruk pikuk politik, karena menurutnya, ia frustrasi di politik yang kerap mengabaikan nilai-nilai keadilan dan kebenaran. Sementara, Ponggawa sendiri adalah sosok idealis dan moralis. Sejumlah partai besar pernah melamarnya untuk menjadi caleg DPR-RI, namun Ponggawa menolak tawaran menggiurkan itu. Kini ia bergiat di bidang pendidikan, sosial dan aktivitas gerejawi.

Setelah mencermati kiprah Ponggawa selama ini, pejuang HAM dan salah satu pengurus DPP PIKI, Said Damanik, S.H., M.H., pernah mengatakan, Ponggawa layak dicalonkan sebagai Ketua Umum DPP PIKI. “Saya perhatikan selama ini Ponggawa punya perhatian pada persoalan umat Kristen. Juga pengalamannya banyak di bidang hukum, politik dan kemasyarakatan. Ia layak jadi Ketua Umum DPP PIKI,” ujar Said, Penasihat PERWAMKI yang juga Ketua Bidang Pengayoman Anggota DPP AAI dan Wakil Sekjen DPP Peradi itu.

Ketua Umum PGLII, Pdt. DR. Nus Reimas pun menuturkan, ia sangat setuju bila Ponggawa mau dicalonkan menjadi Ketua Umum PIKI. “Saya lihat Pak Nino (Panggilan akrab Constant Ponggawa) punya wawasan yang luas, imannya kuat, punya jaringan luas, punya pengalaman di bidang sosial dan politik. Dan yang tak bisa dilupakan, dia mantan Ketua Fraksi PDS di DPR, dan punya kemampuan financial. Dan saya kira sangat cocok beliau di PIKI,” ujar salah satu pimpinan gereja aras nasional ini. HG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here