Narwastu.id – Dalam perjalanan hidup saya, terutama dalam area media elektronik/radio, salah satu acara yang “memikat” hati pendengar adalah acara musik/lagu. Selain menghibur, acara itu turut memberi pesan pada pendengar melalui syair-syair lagu. Terlebih lagu-lagu (pujian) rohani. Nah, karena saya “melayani” di sebuah radio yang banyak acara rohani Kristianinya, maka ada beberapa kesaksian hidup saya terkait hal itu yang selama ini terpendam, saya beranikan diri untuk mengungkapnya di Majalah NARWASTU yang kita cintai ini.
Jujur saja, beberapa tahun terakhir ini saya acapkali “bertemu” di udara dengan sobat-sobat pelayanan yang memiliki karunia talenta bernyanyi maupun mencipta lagu rohani. Mereka melakukan kesaksian pujian di sebuah acara radio yang saya turut mengasuhnya. Ya, sebagai seorang yang juga penikmat lagu-lagu rohani, saya sering tersentuh dan sekaligus “membatin”, wah…betapa bahagianya ya, mereka itu mampu bernyanyi dan menciptakan lagu rohani. Wah…bisakah saya, ya, Tuhan? Itulah sebuah pertanyaan yang belakangan ini muncul di hati/pikiran saya.
Saya tahu persis tidak mudah untuk bisa “berkecimpung” di situ. Perihal ini saya tahu dan saya amati dari sobat-sobat saya yang melayani di bidang puji-pujian rohani itu. Salah satunya ialah Sherlyn Buaya, penyanyi dan pencipta lagu pop dan juga lagu rohani yang berasal dari Nias. Dan sudah menghasilkan beberapa album VCD lagu rohani dan lagu bahasa Nias. Sudah beberapa kali dia saya undang untuk bersama-sama siaran di acara “Yesus Jawaban” di RPK FM.
Selain memuji Tuhan melalui udara, dia pun saya ajak untuk turut memberi respons terhadap pesan-pesan singkat/telepon langsung yang datang dari pendengar saat acara berlangsung. Nah, beberapa kali juga saya sharing dengannya terkait karunia talenta yang Tuhan beri padanya. Bernyanyi dan mencipta lagu. Sehingga dengan demikian saya tahu bahwa tidak mudah menciptakan sebuah lagu rohani. Ada kesiapan hati. Ada tuntunan Roh Kudus. Ada kerendahan hati, dan sebagainya.
Ya, sekarang kembali pada kesaksian saya. Saya merasa bersalah karena sekian tahun lalu sejak saya kuliah S1 sebenarnya saya sudah mampu menciptakan lagu-lagu pop Indonesia yang berisi ungkapan hati anak muda yang sedang jatuh cinta. Ada sekitar 10-an lagu, tetapi dokumentasi lagu-lagu itu sekarang tak tahu di mana rimbanya. Setamat dari kuliah S1 itu, maka “lenyaplah” semangat saya menciptakan lagu-lagu, karena aneka ragam kesibukan saya dalam meniti karier.
Nah, saat ini tepatnya dua tahun belakangan ini, hati saya mulai tergelitik lagi karena melihat dan mendengarkan secara langsung sobat-sobat pelayanan saya melakukan kesaksian pujian rohani di acara radio yang saya terlibat mengasuhnya. Sehingga akhirnya saya pun berdoa pada Tuhan. “Tuhan kumohon padaMu, hidupkanlah kembali kemampuanku untuk menciptakan lagu dan bernyanyi, sekalipun suaraku biasa-biasa saja. Terima kasih ya Tuhan.”
Puji Tuhan! Dalam kurun waktu sejak bulan Mei 2016 lalu sudah beberapa lagu rohani saya terciptakan. Walaupun itu masih sederhana. Namun saya sangat yakin itu terjadi karena tuntunan Roh Kudus. Dan beberapa sobat pelayanan saya minta kesediaannya untuk menyanyikan lagu saya itu saat siaran bersama di radio. Haleluya! Benarlah Firman Tuhan ini, Mazmur 37:3-4, “Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.”
* Penulis adalah pemerhati media, konsultan radio dan dosen serta anggota pengurus FORKOM NARWASTU.