Narwastu.id – Sekalipun telah menduga, namun ketika adik beliau Arion Hutagalung menghubungi saya by WA-call pada Senin pagi 29 Juni 2020 kemarin bahwa kakak tercintanya U.T. Murphy Hutagalung, S.E., MBA telah tiada, hati saya terenyuh disertai rasa sedih yang mendalam. Beliau sempat berobat di Ferrer Park Hospital Singapura sejak tanggal 9 Juni 2020, karena berbagai sakit di paru-paru, jantung dan ginjal. Namun secara medis beliau terkena Cardiac Arrest pada hari Senin pagi tersebut dan kembali ke pangkuan Bapa di Sorga sekitar pukul 9 waktu Singapore atau pukul 8.00 WIB.
Banyak sekali yang dapat diceritakan dari berbagai sumber tentang pribadi almarhum. Karena selain beliau dalam status Presiden Direktur ARION PARAMITA HOLDING COMPANY, beliau juga duduk sebagai ketua umum atau ketua di berbagai organisasi baik kaitan dengan politik, bisnis, kemasyarakatan dan adat.
Begitu banyak orang yang hadir, selain di rumah duka maupun yang ikut mengantar ke tempat peristirahatannya yang terakhir di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, pada Rabu 1 Juli 2020, dan berbagai perwakilan tokoh dan pimpinan organisasi di mana beliau tergabung memberikan kata sambutan ungkapan kesedihan dan berbagi kesan baik tentang Bang Murphy, sebagian memanggilnya.
Perkenalan saya sendiri dengan beliau, melalui adiknya Arion Hutagalung yang telah terlebih dahulu bersama dalam pelayanan di Gideons International maupun Full Gospel Business Men’s Fellowship Internasional di sekitar pertengahan tahun 2011. Kala itu Bang Murphy sedang mencari pendamping sebagai sekretaris jenderal, dari organisasi sayap Partai Gerindra, yaitu Kristen Indonesia Raya (KIRA). Maka bertemulah kami dan akhirnya kami diteguhkan bersama dengan personil dan komponen organisasi sayap Kristiani ini pada awal tahun 2012 lalu.
Sejak saat itulah saya mendampingi Pak Murphy Hutagalung, beliau sebagai ketua umum dan saya sebagai Sekretaris Jenderal Kristen Indonesia Raya. Oleh karena jabatan resmi, maka saya dan rekan-rekan di organisasi memanggil Bang Murphy, Pak Ketum. Waktu berjalan kami bersama-sama dengan gigih membangun organisasi sayap ini dan berhasil membentuk cabang di semua provinsi di Indonesia, 33 ditambah 1 Kalimantan Utara yang juga baru resmi terbentuk sebagai provinsi termuda Indonesia.
Kami berkelliling Indonesia mendampingi Pak Hashim Djojohadikusumo, yang juga sebagai Ketua Dewan Pembina dari Kristen Indonesia Raya. Selain di organisasi sayap, Pak Ketum juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum dari Partai Gerindra.
Dalam kurun waktu selama lima tahun sampai dengan tahun 2017 itulah tentunya sering kali intensif pertemuan dan interaksi antara Pak Ketum dengan saya, dan kami masing-masing saling mengisi. Beliau tegas dalam kelembutannya dan gigih untuk mewujudkan apa yang telah menjadi tujuan dan sasaran. Namun yang sangat menonjol adalah perhatian dan uluran tangan beliau untuk menolong siapa saja, baik dalam konteks organisasi maupun pribadi. Tentunya bukan hanya saya pribadi yang berhubungan dengan beliau banyak juga personil dalam posisi lain dari kalangan intern Kristen Indonesia Raya, yang disingkat KIRA.
Kemudian sekitar akhir tahun 2017 kami berdua mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal KIRA, namun hubungan pribadi berjalan terus, dan terutama karena keterikatan hubungan pribadi saya dengan adik beliau, yaitu Arion Hutagalung. Oleh karena saya lebih tua dan juga di kalangan Arion Paramita Holding Company semua memanggil saya Opa Elie. Dan selalu diajak dalam berbagai event perusahaan untuk sebuah tugas – berdoa – karena dianggap sebagai pembimbing rohani.
Kristen Indonesa Raya kemudian berganti nama menjadi Gerakan Kristen dan Katolik Indonesia Raya (GEKIRA) di mana Bang Murphy menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina dan saya sebagai Penasihat. GEKIRA saat ini dipimpin oleh Farry Francis sebagai ketua umum dan Nikson Silalahi sebagai sekretaris jenderal. Itulah sekilas kebersamaan dan pengenalan saya dengan Pak Ketum Murphy Hutagalung. Tentunya banyak sekali jika harus diceritakan semua lebih rinci dan Anda akan bosan membacanya. Saya akhiri di sini. Tuhan Yesus memberkati.
* Penulis adalah mantan Sekjen KIRA dan salah satu Penasihat Majalah NARWASTU.