Narwastu.id – Hampir semua pakar yang melahirkan teori motivasi di dunia ini, seperti Abraham Maslow dengan teori Maslow’s hierarchy of needs-nya, David C. McClelland dengan Achevement Motivation Theory (AMT)-nya maupun Clayton Alderfer dengan Existence, Relatedness, and Growth (ERG) theory-nya, semua menyatakan setiap insan membutuhkan pengakuan dan apresiasi atas semua karya dan jerih lelahnya.
Berbagai macam bentuk pengakuan dan apresiasi. Dalam tradisi lisan lazimnya pengakuan dan apresiasi diungkapkan dalam bentuk kata-kata pujian dan sanjungan. Akan sangat terasa berdampak bila diungkapkan di depan banyak orang, tidak sekadar ungkapan di depan orang tersebut tanpa ada saksinya.
Dalam tradisi tulisan, tentulah berbagai rangkaian kata-kata pengakuan dan apresiasi yang ditulis di selembar sertifikat, maupun ribuan kata dalam bentuk artikel atau buku, menjadi alternatif bentuk yang dapat membuat seseorang berjalan tegak dan dengan senyum penuh makna.
Pengakuan dan apresiasi dapat juga diungkapkan dalam bentuk hadiah dan atau persembahan khusus. Walaupun dalam konteks penyelenggaraan organisasi yang baik (Good Governance) hal ini perlu sangat hati-hati karena bisa masuk dalam kategori gratifikasi yang melanggar hukum.
Pengakuan dan apresiasi layaknya seperti vitamin penguat (tonic) jiwa yang dapat memicu gairah hidup dan mendorong semangat untuk berkarya lebih produktif serta mengejar cita-cita yang lebih besar. Sebuah perayaan atas keberhasilan tertentu juga merupakan bentuk pengakuan dan apresiasi. Pemain bola yang berhasil menceploskan bola ke gawang lawan, kemudian ramai-ramai dikejar dan dipeluk oleh rekan satu timnya, menjadi suatu selebrasi penghargaan dan apresiasi yang sangat bermakna untuk menciptakan gol lagi dan lagi.
Penghargaan dan apresiasi akan sangat digdaya (powerful) bila dipublikasi, diwartakan kepada lebih banyak orang. Di sinilah pentingnya publikasi melalui media. Hal ini menjadikan seseorang dikenal lebih luas karena prestasi dan karya-karya yang positif. Di sini pula penghargaan dan apresiasi dapat menjadi inspirasi bagi publik untuk mencontoh kebaikan yang terpublikasi.
Tradisi apresiasi kepada para tokoh Kristen yang berprestasi yang dilakukan oleh Majalah NARWASTU secara rutin adalah bentuk penghargaan dan apresiasi yang sangat positif. Betapa tidak, momen ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak. Pihak pertama yang mendapatkan manfaat langsung adalah para tokoh yang diberi penghargaan. Mereka akan merasa bangga dan sukacita serta memiliki memori indah dalam benaknya.
Pihak kedua yang mendapatkan manfaat adalah para pembaca Majalah NARWASTU yang terinspirasi untuk mencontoh hal-hal yang positif yang diuraikan oleh Majalah NARWASTU. Prestasi, cita-cita, nilai kerja, pola pikir, gaya perilaku, jiwa sosial, dan hal-hal positif serta mulia yang lain dari seorang tokoh dapat menjadi contoh untuk melangkah ke masa depan.
Pihak ketiga yang mendapatkan manfaat adalah Majalah NARWASTU sendiri. Dengan memberikan penghargaan kepada banyak pihak, maka banyak pihak akan merasa nyaman dan tidak segan-segan memberikan atensi serta penghargaan juga kepada Majalah NARWASTU. Dampak jangka panjangnya, Majalah NARWASTU bisa terus eksis menjalankan misinya sebagai pemberita kabar baik bagi publik.
Di masa mendatang, perlu dipertimbangkan agar Majalah NARWASTU juga memberikan penghargaan kepada organisasi Kristen yang mampu berjalan mencapai prestasi dan berdampak positif bagi bangsa Indonesia. Perlu membentuk tim penilai yang sejak awal bertugas menetapkan kriteria penilaian yang sesuai dengan aspek-aspek prestasi organisasi yang disepakati bersama. Kemudian tim mengundang organisasi Kristen untuk dinilai dan diberikan penghargaan bila sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
Penghargaan terhadap organisasi akan memiliki dampak yang lebih luas, karena di dalam organisasi ada banyak warga atau anggota yang ikut bangga bila organisasi tersebut mendapatkan pengakuan dan apresiasi. Apalagi juga dipublikasi sebagai organisasi yang berprestasi serta berdampak positif bagi bangsa. Penghargaan dan apresiasi kepada organisasi juga akan mencerminkan efektvitas kepemimpinan yang ada. Ini berarti unsur ketokohan di dalam organisasi juga mendapatkan tempat tersendiri.
Tradisi apresiasi yang dipublikasi hendaknya dipelihara dan dilanjutkan secara konsisten. Suatu upaya yang menghidupkan dan memotivasi banyak pihak menjadi suatu keniscayaan dalam rangka menyebarkan kabar baik sampai ujung bumi. Sungguh suatu tugas mulia bagi orang percaya.
Untuk menambah bobot penghargaan dan apresiasi, hemat saya ke depan Majalah NARWASTU perlu berkolaborasi dengan lembaga lain yang memiliki kepedulian yang sama. Semakin banyak yang terlibat dalam gerakan ini maka semakin kuat dampak positifnya bagi publik. Karena kredibilitas pemberi penghargaan dan apresiasi akan lebih kuat apabila bukan hanya satu pihak yang memberikan, namun merupakan hasil sinergitas beberapa lembaga.
Kabar baik harus terus dikumandangkan ke seluruh negeri. Penghargaan dan apresiasi kiranya menjadi inspirasi positif bagi publik dan terlebih mampu membangkitkan tradisi positif serta memotivasi banyak pihak untuk melakukan hal positif bagi kehidupan.
* Penulis adalah Sekretaris Umum Lembaga Alkitab Indonesia (LAI).