Narwastu.id – Kita di dalam hidup ini memerlukan Tuhan. Badai di dalam hidup ini harus kita halau bersama Tuhan. Hidup kita ini ada yang punya. Pemilik hidup kita itu Bapa di Surga yang luar biasa. Kita tak tahu kapan kita mati, karena Tuhan itu pemilik hidup kita. Namun kita tak usah memikirkan kematian. Kita harus terus sabar dan berdoa di dalam hidup ini. Jangan mengandalkan kekuatan manusia yang amat terbatas, tapi selalu berharaplah kepada Tuhan. Punya uang banyak tidak menjamin bahwa kita akan bahagia di dalam hidup ini. Tapi pedulilah pada orang miskin jika kita punya uang.
Pemikiran itu disampaikan tokoh Kristiani yang juga salah satu Penasihat Majalah NARWASTU, Dennis Firmansjah, M.M. Pakar manajemen yang juga Bendahara Nasional FGBMFI dan mantan calon Komisioner OJK (Otoritas Jasa Keuangan) RI ini menerangkan, orang-orang benar itu tak akan dikecewakan Tuhan. Dan Tuhan akan dimuliakan orang benar. “Kalau kita misalnya punya uang Rp 1 triliun, apa kita masih membutuhkan Tuhan. Kalau kita mati uang yang besar itu tak ada gunanya, sehingga syukurilah nafas hidup yang selalu diberikan Tuhan kepada kita,” ujar pria yang sering diundang banyak komunitas Kristen memberikan motivasi rohani itu.
“Kasihilah Tuhan dan sesama meskipun kita kaya raya. Kita tak bisa menikmati hidup kalau tak diberkati Tuhan. Kita ini tak ada apa-apanya di mata Tuhan. Kalau nafas kita distop, lalu kita mau apa. Di dalam hidup ini orang meninggal itu tak kenal usia. Ada orang meninggal di usia muda, dan ada pula yang meninggal di usia tua. Memang tidak mudah menjalani kehidupan ini, namun kita harus percaya dengan penyertaan Tuhan. Hidup kita akan susah jika kita tak melibatkan Tuhan. Ada orang yang dengan ukuran dunia itu sukses, ia kaya raya, pendidikannya tinggi dan berkuasa. Dan itu tak ada artinya kalau bukan Tuhan yang dimuliakan,” pungkasnya.
Menurut Dennis Firmansjah, tetaplah takut akan Tuhan. Dalam melayani pun kita harus memuliakan Tuhan. “Dalam hidup ini kita juga harus menjaga ucapan kita. Kita jangan sombong atau tinggi hati. Sekalipun kita jenius kita harus percaya pada kuasa Tuhan. Jadi jangan tinggi hati kalau kita sudah kaya raya, berkuasa dan berpendidikan tinggi. Bergantunglah selalu kepada Tuhan, seperti orang Majus yang pintar dan kaya, namun mereka rendah hati saat menyembah Tuhan Yesus yang lahir. Jangan pula kalau kita mengalami hal yang buruk langsung menyalahkan Tuhan,” terangnya dalam sebuah pertemuan dengan tim Majalah NARWASTU di Jakarta.
Di dalam kehidupan ini, katanya, kita harus sepenuhnya bergantung pada Tuhan. Kitab Amsal 3:5 mengatakan, percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan jangan dengan pengertianmu sendiri. “Jadi kita harus percaya pada Tuhan dengan segenap hati, bukan dengan pengertian kita sendiri. Kalau tidak percaya pada Tuhan, hidup kita sudah selesai. Jangan kita bersandar pada koneksi kita, otak kita, kekayaan kita atau orang hebat. Agar hidup kita tenang, maka selalu bersyukur dan jangan bandingkan diri dengan orang lain. Di Kitab Nahum 1:7 dikatakan, Tuhan itu baik dan tempat pengungsian kita saat ada kesusahan. Dan Tuhan itu percaya pada orang-orang yang berseru kepadaNya dan mengandalkanNya,” katanya. LK