Pdt. Lukas Kacaribu, S.Sos, S.H., M.M., M.H., M.Pdk lahir di Kabanjahe, Sumatera Utara, 17 Agustus, pada 45 tahun silam. Ia kini dikenal seorang pendeta, pengusaha dan pengacara. Ia menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya sejak duduk di bangku SMP, dan kala itu ayahnya divonis dokter RSPAD Jakarta hanya bisa bertahan hidup 6 bulan, karena kanker THT stadium 4. Dan kala itu, sudah tidak ada harapan. Namun secara ajaib ayahnya disembuhkan dan dipulihkan sempurna ketika seorang hamba Tuhan desa, yang mantan supir truk di kota Medan mendoakannya di dalam nama Tuhan Yesus yang berkuasa.
Sejak saat itu seisi keluarga menyerahkan diri kepada Tuhan Yesus. Tidak hanya keluarga, tapi keluarga besar dan sekampungnya menerima Kristus. Ayahnya menjadi penginjil keliling dari desa ke desa di Sumatera Utara, dan bersaksi di berbagai KKR. Sejak kecil Pdt. Lukas bercita-cita menjadi jenderal, namun Tuhan memiliki rencana yang lain baginya, ia gagal masuk AKABRI di tahap Pantohir, sedangkan dananya untuk kuliah tidak ada, Pdt. Lukas saat itu lalu memutuskan untuk mengadu nasib ke Jakarta. Awal berkarier sebagai seorang kondektur bus Miniarta di Jakarta.
Selama dua tahun menjadi kondektur ia mendirikan persekutuan bagi supir-supir dan kondektur di Terminal Depok dan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Selanjutnya Tuhan pimpin ia menjadi office boy di perusahaan asing ING Group. Di situ pun ia mendirikan persekutuan doa kantor. Meskipun seorang office boy hatinya tetap berkobar untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia kerjanya. Suatu saat atasannya menghadiri persekutuan itu, dan melihatnya mampu mengkoordinir persekutuan. Tidak lama kemudian dinaikkan jabatannya dari office boy menjadi staf tetap. Di situlah awal kariernya melejit bagaikan raising star employe.
Setelah 20 tahun malang melintang bekerja di berbagai macam perusahaan hingga mencapai top level manager, berbekal pengalaman bekerja di berbagai perusahaan dan hobi terbesarnya melahap aneka buku, Pdt. Lukas memutuskan untuk terjun ke dunia usaha. Kini Pdt. Lukas mendirikan perusahaan sendiri dalam group SUMTECH, yang membuat dan memformulasikan produk kesehatan, produk pertanian, perikanan dan peternakan, yang sudah didistribusikan ke seluruh Indonesia.
Ketua DPD Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Jawa Barat, ini termasuk pula dalam “21 Tokoh Kristiani 2014 Pilihan Majalah NARWASTU” juga pendiri Forum Bhinneka Tunggal Ika. Forum ini terbentuk saat melihat keadaan negeri ini, terutama kelompok-kelompok di tengah masyarakat yang sering memaksakan kehendak dan bersikap intoleran. Ia pun prihatin terhadap anak-anak bangsa yang kurang mencintai dan menghargai sesama dengan mengusik ideologi Pancasila yang ada di tengah bangsa ini dengan ideologi lain.
Baru-baru ini, Pdt. Lukas menyampaikan visi dan kerinduannya kepada Majalah NARWASTU untuk mendirikan sebuah organisasi atau wadah yang bisa berbuat sesuatu untuk transformasi negeri ini. Buku karangan Peter Wagner berjudul “Transfer Kekayaan Besar- besaran-Dilepaskannya Dana untuk Pelebaran Kerajaan Allah” terbitan Nafiri Gabriel itulah yang menjadi inspirasi dan membangkitkan roh Pdt. Lukas untuk mendirikan Asosiasi HATINDO (HAMBA TUHAN INDONESIA). Dituliskan di buku itu, bahwa ini sudah zaman akhir, akan ada gerakan terakhir, terhebat, terbesar, dan ini merupakan raksasa yang tidur selama ini.
Namun menyambut kedatangan Tuhan kedua kali, raksasa itu akan bangkit, yaitu ketika orang-orang MARKET PLACE bangkit. Jadi kuasa Allah di dunia kerja akan beroperasi ketika orang market place benar-benar menjadi the agent of change. Anak- anak Tuhan memiliki spirit EXCELLENT, menjadi excellent bukan untuk sekadar uang semata- mata, atau menerima apresiasi, ingin juara, ingin follower-nya banyak, tapi agar nama Tuhan dimuliakan dan untuk mengusir kuasa setan di masyarakat.
Seringkali orang menyebut pendeta full timer sebagai hamba Tuhan dan memang tidak salah. Sedangkan seorang bisnisman atau profesional lainnya adalah “orang awam” tidak disebut hamba Tuhan. Dan merasa wajar- wajar saja apabila kaum profesi tidak berapi-api serta tidak radikal di dalam Tuhan, karena mereka bukanlah seorang hamba Tuhan. Kalau hanya pendeta serta full timer yang melakukan misi memenangkan jiwa akan sangat berbahaya itu, berarti hanya 1% sampai 10% saja dari seluruh jemaat gereja yang mengubah masyarakat. Sedangkan misi gereja banyak bergerak ke pedalaman atau daerah terpencil Indonesia. Injil Kerajaan akan sangat lambat berkembang di bangsa ini, bahkan ketinggalan dengan pengaruh tatanan dunia yang membawa kebinasaan. Jangan heran apabila kemiskinan, korupsi, perang, perdagangan seks, tindak kekerasan, aborsi, LGBT, penyakit dan kebobrokan lainya akan merajalela.
Kita sering mendengar orang berkata, “Tetapi saya ini hanya orang awam.” Kedengarannya begitu rendah hati, tetapi sebenarnya menunjukkan mereka tidak mengerti Amanat Agung Yesus. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa setiap orang Kristen adalah pelayan atau Hamba Tuhan. “Kaum awam” bukanlah objek (sasaran) pelayanan, sebagaimana sering dimengerti, melainkan merekalah subjek pelaku pelayanan gereja. Kaum awamlah yang harus menjadi ujung tombak penginjilan, karena di market place ini sangat mudah menjangkau jiwa, karena every day you face the soul, the harvest. Demos Shakarian pernah berkhotbah, “Kau harus melihat setiap orang seperti sebuah dunia dan kau harus menangkan satu jiwa, karena saat satu orang kau jangkau, maka istri diselamatkan, orang tuanya diselamatkan, rekanannya diselamatkan. Wow, luar biasa bukan. Oleh sebab itu, orang Kristen harus berada dalam “dunia market place”, sebagaimana hati Tuhan Yesus mengasihi dunia, Dia berinkarnasi ke dalam dunia demi menyelamatkan dunia. Orang percaya juga harus melakukan hal yang sama di kota-kota yang bebal, kotor dan berdosa ini, di manapun kita ditempatkan Tuhan.
Pdt. Lukas menguraikan kepada Majalah NARWASTU, setelah Allah menyelesaikan penciptaan di dunia ini, Allah memberikan perintah AMANAT penting kepada manusia. ”Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka, “Beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi” (Kejadian 1:28). Mandat penting ini diberikan kepada setiap manusia, Orang Kristen yang mempercayai Allah sebagai Pencipta harus mentaati ini dengan sepenuh hati.
Sejak awal penciptaan Tuhan beri perintah untuk kita bekerja dan menaklukkan ciptaanNya. Jadi jangan salah, kita bekerja bukanlah akibat dosa, melainkan bagian dari prinsip penciptaan, namun dosa Adamlah yang menyebabkan penderitaan mulai menyertai kerja yang Allah berikan, tanah menjadi terkutuk, mungkin “seolah-olah” menyiratkan bahwa Allah menghukum Adam dan Hawa setelah mereka memberontak dengan membebankan pekerjaan. Ketika menghukum pasangan manusia pertama ini, Allah mengatakan kepada Adam, ”Dengan keringat di mukamu engkau akan makan roti hingga engkau kembali ke tanah.” Apakah kutukan ini berlaku untuk semua pekerjaan? Tidak.
Tetapi, karena Adam dan Hawa tidak setia, perluasan Firdaus atau Eden tidak terjadi pada waktu itu. Tanah dikutuk oleh Allah. Orang harus mencucurkan keringat dan bekerja keras agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Sekarang ini bekerja bisa menjadi beban bahkan stres, kecelakaan, kejenuhan, kekecewaan, persaingan, penipuan, dan ketidakadilan, kemiskinan, korupsi dan lain sebagainya. Ini barulah beberapa ”tanaman berduri serta rumput duri” yang kini dikaitkan dengan pekerjaan. Tetapi, pekerjaan itu sendiri bukanlah kutuk, bekerja adalah Amanat Sang Pencipta. Tuhan saja adalah seorang pekerja keras begitupun ciptaanNya.
Ada AMANAT selanjutnya yang utama bagi kita murid-muridNya yang sering kita kenal, yaitu AMANAT AGUNG. Matius 28:19-20, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dam kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kis. 1:8).
Ini tugas bagi setiap orang percaya tanpa kecuali. Tuhan memerintahkan “menjadikan semua BANGSA murid-Ku.” Jadi bukan hanya orang secara individu, namun memuridkan, mengajar, membaptis bangsa. Ada 7 pilar yang membentuk suatu masyarakat atau bangsa, yaitu (1) Keluarga, (2) Agama, (3) Bisnis, (4) Pendidikan, (5) Pemerintah, (6) Seni & Hiburan serta (7) Media. Ke 7 “gunung” inilah yang harus ditransformasi oleh anak-anak Tuhan sehingga Kerajaan Allah, kekuasaanNya, kedaulatanNya, nyata atas Indonesia.
Tuhan Yesus tidak pernah mengutus murid-muridNya untuk memberitakan Injil gereja, namun Dia mengutus murid-muridNya untuk memberitakan Injil Kerajaan. Kerajaan (KINGDOM) terdiri dari dua bagian, yaitu King (Raja) dan Dom (Dominion) kekuasaan. Kerajaan Allah bukan berbicara tentang suatu geopolitik. Kerajaan Allah ada di manapun orang-orang yang mengakui Tuhan Yesus sebagai Raja mereka. Kalau Yesus adalah Rajamu berarti kita ada dalam Kerajaan Allah. Lukas 17:21, “Kerajaan Allah ada di antara kamu.” Sebuah kerajaan yang berdasarkan kasih, keadilan dan kebenaran, bisnis dijalankan dengan penuh etika, dan pendidikan lebih dipusatkan pada pengejaran akan kebenaran dan bukan mengindoktrinasi anak-anak muda dengan filsafat-filsafat popular saat ini.
Dan inilah yang menjadi fokus daripada HATINDO. Sebagai organisasi mandiri HATINDO rindu untuk merangkul banyak tokoh Kristiani berpengaruh, baik dari latar belakang ekonomi, politik, hukum, pendidikan, kemasyarakatan dan sosial. “Kita ingin agar HATINDO kelak bisa mengkader atau menyiapkan orang-orang yang berkarakter dan beriman tangguh agar kelak bisa melakukan perubahan yang lebih baik lewat profesinya untuk mentransformasi bangsa,” papar Sarjana Komunikasi dari IISIP Jakarta dan Magister Hukum dari Universitas Padjadjaran, Bandung ini.
Ketika kita menjadi ciptaan baru di dalam Kristus, cara pandang kita terhadap 7 pilar di dunia juga dibaharui. Kita menjadi garam dan terang bagi bangsa . Memang tidak bisa dipungkiri masih banyak orang Kristen berpikir Kerajaan Allah hanya bisa dirasakan di gedung gereja setiap hari Minggu, sedangkan hari Senin sampai Sabtu di dunia nyata mereka tidak terkoneksi sama sekali dengan “Kerajaan Allah.” Banyak yang bersikap pasif terhadap hidup beriman mereka, karena pengertian mereka yang dangkal tentang kebenaran firman Tuhan dan tidak dilatih dengan baik.
Namun apabila semua orang percaya dilatih, maka sikapnya akan menjadi lebih aktif untuk menjadi saksi- saksi Kristus di dunianya. Bayangkan sekitar 16 jam kita bangun, dan hampir 50%-nya kita berada di dunia market place, sudah seharusnyalah “kaum awam” dilatih dan disadarkan bahwa ladang pelayanan mereka adalah dunia nyata mereka di pekerjaan. Jangan membatasi cakupan pelayanan hanya di gereja. Tetapi sesungguhnya ladang pelayanan kita adalah dunia ini. Dunia di mana kita hidup dan bekerja itulah tempat kita melayani. Tuhan membutuhkan kaum profesional yang menganggap dunia ini sebagai jemaatnya sendiri.
Sejak tahun 2001 mulai terjadi perubahan paradigma para pemimpin kunci di gereja-gereja seluruh dunia. Mereka sekarang tidak hanya berbicara mengenai penginjilan, tetapi berbicara tentang TRANSFORMASI, perubahan dalam masyarakat. Gereja sebenarnya adalah institusi yang paling kuat dalam 2000 tahun terakhir ini (Matius 16:18), tetapi kebanyakan orang sekarang mendefinisikan gereja hanya sebagai suatu tempat berkumpul sekelompok orang selama 2 jam di setiap akhir pekan. Hal ini seharusnya tidak boleh terjadi.
Bagaimana seharusnya kita mendefinisikan gereja di hari Senin sampai dengan Sabtu? Yesus mengatakan, bahwa Kerajaan Allah ada di dalam kita. Berarti ke mana pun kita pergi kita membawa hadirat Tuhan bersama-sama dengan kita. Dan di mana orang-orang percaya di hari Senin sampai dengan Sabtu? Di market place, dunia kerja, dunia usaha. Ubahlah paradigma kita tentang gereja. Kita tidak boleh menganggap gereja adalah gedung yang dibatasi oleh empat temboknya. Tetapi kitalah gereja Tuhan. Di mana pun kita berada dari Senin sampai dengan Minggu kita membawa hadirat Tuhan bersama-sama kita.
Bagaimana Hubungan Tuhan Yesus dengan dunia Kerja?
Teladan kita Tuhan Yesus. Siapakah Yesus? Waktu Dia mulai berkhotbah, banyak orang kaget karena mereka lebih mengenal Yesus sebagai seorang bisnisman dan bukan pengkhotbah profesional. Orang-orang di zamanNya menyebut Dia “Tukang Kayu,” mana mungkin Dia bisa berkhotbah. Istilah “Tukang Kayu” pada masa itu bukan kuli yang pekerjaannya nukang, tapi lebih setara dengan kontraktor. Waktu Yesus mulai berkhotbah, Dia sebenarnya sudah menekuni pekerjaan sebagai kontraktor ini selama 15-20 tahun.
Orang-orang di zamannya senang mendengar khotbah Yesus, karena Yesus tidak berkhotbah dengan jargon-jargon atau istilah teologi yang hanya dimengerti oleh mereka yang lulusan Sekolah Alkitab. Yesus memakai bahasa sehari-hari yang dimengerti oleh kebanyakan orang pada waktu itu. Yesus menggunakan istilah DUNIA USAHA/ MARKET PLACE. “Kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKu pun ringan” (Matius 11:30). Apa itu “kuk?” Apa itu “beban?” Ini adalah istilah para petani. Yesus juga menggunakan istilah yang dipakai oleh para kontraktor. Dia mengatakan tentang membangun rumah dengan dasar batu dan dengan dasar pasir. Yesus juga berbicara tentang pembuatan anggur, bertani, beternak, dll.
Perumpamaan tentang mempekerjakan orang di kebun anggur, tentang mengupah pekerja di jam kerja pertama, kedua, ketiga. Apakah itu? Cara menggaji dan mengatur staf. Perumpamaan tentang dua orang anak, seorang Bapa mengirim anak pertama dan anak kedua. Apakah itu? Perusahaan keluarga. Perumpamaan tentang talenta, 5 talenta, 2 talenta, 1 talenta. Apakah itu? Return of investment. Bagaimana kita mendapatkan keuntungan dari penanaman modal kita.
Yesus adalah sahabat orang miskin, kita tahu semua itu. Tapi Yesus juga tidak punya masalah untuk bergaul dengan kalangan kelas atas, orang-orang kaya dan terkenal. Seandainya Yesus hidup di zaman kita ini, kira-kira apa yang akan Dia kerjakan di hari Sabtu malam? Dia akan menghadiri dinner di hotel berbintang. Dan Anda akan menemukan Yesus sedang dinner dengan pembesar-pembesar atau tokoh-tokoh masyarakat. Bahkan, kalau Anda mempelajari Alkitab, banyak orang kaya yang men-support visi dan proyek-proyek Yesus. Bagaimana Yesus mendanai pelayananNya? Yesus tidak mengambil sepeser pun dari sinagog atau gereja di masa kini. Setiap sen yang Dia dapatkan adalah dukungan dana dari orang-orang yang ada di DUNIA USAHA/MARKET PLACE.
Bagaimana hubungan Murid-Murid Yesus dengan Dunia Kerja?
Waktu Yesus merekrut 12 orang murid, tidak ada satupun yang lulusan Sekolah Alkitab, tidak ada satu pun di antara mereka yang merupakan full timer di sinagog/gereja. Mereka semua adalah profesional di DUNIA USAHA/MARKETPLACE. Petrus dan Andreas, nelayan. Yakobus dan Yohanes menjalankan perusahaan makanan ayah mereka. Zebedeus, ayah mereka, adalah pengusaha makanan yang sukses. Matius orang pajak, dia pasti pintar akuntansi.
Tidak ada satupun murid Yesus yang punya latar belakang sekolah agama. Penulis Injil Lukas, siapa dia? Seorang dokter. Yohanes, Markus, yang menulis Injil Markus, berasal dari keluarga kaya. Ibunya yang bernama Maria, rumahnya dipakai sebagai Rumah Doa di Kitab Kisah Para Rasul. Jemaat pada gereja mula-mula antara lain: Sida-sida Ethiopia. Dia adalah menteri keuangan Sri Kandake. Roma 16, ada yang bernama ERASTUS, seorang bendahara negeri, kira-kira setara dengan Gubernur Bank Indonesia. Mereka ini adalah orang-orang terkenal yang jadi jemaat gereja mula-mula. Orang-orang dari DUNIA USAHA/ MARKET PLACE. Lukas menulis surat kepada THEOFILUS, semua komentar menuliskan bahwa dia ini adalah orang yang memiliki kedudukan penting secara politik, seseorang dari kalangan atas dalam lapisan sosial masyarakat. Semua mereka ini adalah orang-orang bisnis.
Paulus menjangkau kota-kota besar karena dia menyadari di kota besarlah letak pengaruh dari pilar-pilar yang mempengaruhi masyarakat atau suatu bangsa. Waktu Paulus terus melakukan penjangkauan, jumlah mereka bertumbuh menjadi 60 ribu orang dalam beberapa tahun. Itu artinya ¼ penduduk kota Efesus menjadi anggota dari 1 gereja. Ini terjadi 2000 tahun yang lalu. Kalau hal ini bisa terjadi di waktu itu, hal ini juga bisa terjadi sekarang.
Kisah Para Rasul 19:10, hal ini dilakukannya dua tahun lamanya, sehingga semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.
Paulus terus melakukan penjangkauan. Dia menjangkau orang Yahudi dan orang Yunani. Orang Yunani adalah orang-orang di DUNIA USAHA/MARKET PLACE. Kisah Para Rasul 2, gereja berdiri dan bertumbuh. Tetapi baru dalam Kisah Para Rasul 19 waktu Paulus memberikan pengaruhnya pada DUNIA USAHA/MARKET PLACE, maka gereja mengalami “ledakan pertumbuhan” dan menjangkau orang-orang non-Yahudi.
Ada 24 suku bangsa di Asia Kecil pada waktu itu yang dikunjungi oleh Paulus, dan masyarakat mengalami perubahan drastis karena Paulus pergi ke DUNIA USAHA/MARKET PLACE! “Saya percaya inilah yang Tuhan rindukan untuk Indonesia, Tetapi kita tidak bisa mengubah dunia ini kalau kita tidak mau meninggalkan rasa nyaman di ke-4 dinding gereja ini,” ujarnya. Kita tidak bisa mengubah dunia kalau kita hanya mengharapkan 1% dari jemaat, yaitu para pendeta dan full timer saja yang melakukan AMANAT AGUNG. Kita hanya bisa membawa KERAJAAN SORGA turun dalam dunia ini kalau SETIAP kita menyadari bahwa, kita adalah Hamba Tuhan, diurapi untuk DUNIA USAHA/MARKET PLACE. Kitalah gerejaNya Yesus Kristus 24 jam per hari, 7 hari seminggu, 365 hari tiap tahun.
Kita harus sadar bahwa kita membawa hadirat Tuhan. Kita diciptakan bukan hanya untuk survive di dunia usaha, di sekolah meskipun faktanya berat sekali untuk hidup sebagai orang percaya di dunia usaha. “Saya mengalaminya karena saya terjun di dunia kerja. Kita harus sadar bahwa kita adalah hamba Tuhan, garam dan terang dunia. Kita harus sadar bahwa kita membawa suara Tuhan di pertemuan direksi, bank, dunia usaha, kampus, rumah sakit, media dan Tuhan ingin kita excellent dalam pekerjaan kita. Dan menjadi diberkati supaya kita bisa berbicara pada para pembuat keputusan, pembuat policy, pembentuk masyarakat. Tuhan menempatkan kita dari Senin sampai Sabtu di dunia usaha untuk membawa kerajaan sorga dan mengubah masyarakat,” ujarnya.
Kisah Para Rasul 1:8, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Ujung bumi bisa saja di belakang rumah kita dan di mana saja. Kita harus menjadi saksi Kristus di manapun kita berada. 7 pilar inilah untuk mencapai 7 ujung bumi, yaitu: agama, pemerintahan, pendidikan, media, seni dan budaya, keluarga, dan bisnis. (1) AGAMA. Kristen merupakan suatu hubungan dengan Tuhan. Gereja memang belum sempurna tetapi sangat diperlukan agar iman kita semakin berakar, bertumbuh, dan berbuah. (2) PEMERINTAHAN. Kita bukan hanya membutuhkan orang-orang seperti Ezra (pendeta), Daniel, Sadrakh, Mesakh, Abednego, dan Ester. Kita pun membutuhkan orang-orang seperti Nehemia (kepala daerah).
Di Roma 13:4-5 ditulis, karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat. Sebab itu, perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita. Faktanya orang-orang di pemerintahan tidak selalu bekerja untuk kebaikan kita. Kebenaran bisa dinyatakan salah dan yang salah bisa dibenarkan. Maka, Tuhan akan menggerakkan hambaNya di pemerintahan untuk mengubahkan keadaan. Jadilah pegawai negeri, tentara, atau DPR dll. Dan bekerjalah dengan benar untuk memuliakan Kristus.
Lalu (3) PENDIDIKAN. Matius 28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Jika menjadi guru, jangan jadikan itu sebagai batu loncatan dan jangan hanya demi uang. Di Yakobus 3:1 ditulis, saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru. Sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.
Setiap sekolah pasti mengajarkan pengetahuan yang sama, karena bukunya sama. Namun, sekolah Kristen harus berbeda dari sekolah lain dalam hikmat. Hikmat membuat seseorang dapat mengelola pengetahuannya dengan benar. Tanpa hikmat, anak-anak bisa pintar tetapi menyembah berhala atau menjadi “rusak.” Maka jika kita terpanggil menjadi guru, berdoalah terlebih dahulu setiap kali akan mengajar agar kita dapat membawa diri dengan baik di depan para murid. Tuhan akan menuntut pertanggungjawabanmu.
Kemudian (4) MEDIA. Media bisa digunakan untuk kejahatan dan bisa pula digunakan untuk kebenaran. Media bisa saja disuap untuk menjelek-jelekkan orang tertentu, dengan berita hoax. Namun, Tuhan akan menggerakkan beberapa orang Kristen untuk mengelola media, sehingga dapat menyampaikan kebenaran. Saat ini media elektronik lebih berdampak daripada media cetak. Namun, masih banyak pula yang membaca koran. Selain itu, masih banyak film yang tidak mendidik anak-anak, sehingga dibutuhkan anak-anak Tuhan yang mau mengubahkan keadaan. (5) SENI dan BUDAYA. Hal ini merupakan isi dari media. Dampak pencurahan Roh Kudus yang pertama kali bukanlah berbahasa Roh (Pantekosta) tetapi kemampuan seni dan budaya.
Di Keluaran 31:1-6 ditulis, berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Lihat, telah Kutunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah, dengan keahlian dan pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan, untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga, untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan. Juga Aku telah menetapkan di sampingnya Aholiab bin Ahisamakh, dari suku Dan dalam hati setiap orang ahli telah Kuberikan keahlian. Haruslah mereka membuat segala apa yang telah Kuperintahkan kepadamu.
Selanjutnya (6) KELUARGA. Betapa pentingnya peran keluarga bagi suatu bangsa. Keluarga kuat maka bangsa akan kuat. (7) BISNIS. Pebisnis bukan hanya diminta menjadi bendahara sorga, tetapi juga harus mengajarkan kebenaran karena perkataan pebisnis sukses lebih didengar daripada perkataan orang miskin. Orang-orang cenderung lebih senang membaca bukunya Bill Gates daripada buku-buku baik yang ditulis oleh orang-orang yang belum sesukses dia.
Pebisnis harus bisa menjadi surat terbuka Kristus bagi orang lain dengan mengajarkan kebenaran. Pebisnis yang diselamatkan dari masalah hendaklah memberikan bantuan kepada pebisnis lain yang sedang dalam masalah.
“Harapan dan doa kita bahwa di masa mendatang keadaan akan berubah, saat orang- orang percaya yang memiliki pola pikir dan motivasi kerajaan bangkit menempati posisi-posisi berpengaruh di Ketujuh Gunung. Mereka akan menjadi orang-orang yang dipakai Tuhan membawa transformasi sosial yang lebih cepat dan lebih besar. Ketika hal itu terjadi, maka tergenapilah AMANAT AGUNG TUHAN YESUS. SALAM HATINDO,” pungkas Pdt. Lukas Kacaribu. MG