Dr. Lasmaida S. Gultom, S.E., MBA Menebarkan Kebaikan Tuhan Kepada Sesama

85

Bagi banyak orang arti kesuksesan diindentikkan dengan hal-hal yang berbau materi. Namun tidak bagi Dr. Lasmaida S. Gultom, S.E., MBA. Untuknya, sukses adalah bagaimana dapat melakukan ketetapan Tuhan dan memuliakan namaNya. Ia pun berencana ingin membangun sebuah tempat untuk orang-orang miskin agar mereka ikut merasakan kebaikan Tuhan.

Bercakap-cakap dengan perempuan berdarah Tapanuli ini di ruang kerjanya di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Menara Radius Prawiro, Komplek Perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, jauh dari kata membosankan. Selain itu, percakapan dengannya berlangsung sangat sersan (serius tapi santai). Kesan yang didapat adalah sosok perempuan yang penuh semangat, ceria dan smart. Istri dari Maradat Situmorang ini mengisahkan tentang perjalanan kariernya dari tahun ke tahun, yang diakuinya, merupakan penyertaan Tuhan semata. Dimulai saat 1990 ia bekerja di PT. Taspen (Persero) pada Perusahaan Asuransi Pensiun Pegawai Negeri Sipil/Aparatur Negara Sipil saat ini milik negara. Satu tahun kemudian, Ida begitu biasa ia disapa, mulai mengembangkan kariernya di Bank Indonesia (BI) sebagai pengawas bank, selanjutnya di Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan.

Berkat ketekunan dan kegigihannya, alumni dari Universitas Pancasila Jurusan Ekonomi Manajemen, Jakarta itu dipercaya untuk menempati posisi di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia tahun 2019. Ia unggul dalam pelbagai hal termasuk soal teknis-teknis dan organisasi sehingga mampu menciptakan solusi yang efektif di bidang tindakan pengawasan perbankan dan pengembangan kompetensi SDM. Keberhasilannya itu mengantarkan peraih Master of Business Administration (MBA) in International Management dengan major in Finance dari International University of Japan tahun 1999 ini untuk jabatannya sekarang sebagai Analis Eksekutif Senior di Departemen Pengendalian Kualitas Pengawasan Perbankan di OJK. “Bukan kuat dan gagah saya, kalau sampai hari ini diberikan kepercayaan oleh Tuhan untuk di posisi seperti sekarang,” kata Ida merendah.

Bertemu banyak orang untuk mensosialisasikan seputar lingkup pekerjaannya kepada banyak orang terdiri dari beragam latar belakang yang berbeda termasuk status sosial, tingkat pendidikan dan usia, tidak serta merta membuat perempuan kelahiran Pekan Baru, Kabupaten Simalungun, Sumut, 10 April 1965 ini merasa rikuh. Ia justru mengaku sangat senang bisa bersentuhan langsung dengan mereka yang memang rata-rata dari menengah ke bawah. Sebut saja saat ia mensosialisasikan tentang manfaat dari menabung dengan cara menyisihkan dari penghasilan yang diperoleh. “Dari situ justru banyak yang menghubungi via WhatsApp, SMS atau telepon untuk bertanya tidak hanya apa yang saya sampaikan, tapi juga bertanya tentang banyak hal di luar topik tersebut. Bagi saya, ini sangat menyenangkan dan bukan merepotkan. Ini merupakan bagian dari pelayanan di mana saya bisa menceritakan tentang kebaikan Tuhan kepada mereka,” tukas Ida.

Menurut jemaat yang terdaftar di GBI Kamboja, Depok, Jawa Barat, ini pelayanan tidak harus berada di atas mimbar, melainkan melalui profesi dengan bekerja penuh kesungguhan, jujur dan tidak kompromi terhadap dosa merupakan bentuk dari pelayanan juga. Sebab, masih menurutnya, secara tidak langsung kita sedang mempertontonkan karakter Kristus lewat tindakan, perkataan dan buah pikiran kepada orang banyak. “Seperti yang dikatakan dalam Kolose 3:23, apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia,” jelasnya semangat.

Menjadi surat terbuka dan saksi Kristus di mana pun ia berada, bukan hal yang gampang dilakukan oleh perempuan yang berhasil meraih gelar Doktor di bidang Sumber Daya Manusia dari Institut Pertanian Bogor tahun 2016 itu, kalau dirinya belum mengalami. Apa yang diperlihatkan melalui gaya hidup sehari-hari, baik di tengah keluarga, kantor, pergaulan maupun masyarakat merupakan bagian dari pengalaman rohaninya bersama Tuhan.

Oleh sebab itu, saat ini kandidat Doctor of Ministry dari Sekolah Tinggi Teologia IKAT ini tidak bisa melalui hari lepas hari jika tidak membenamkan diri sejenak bersama Tuhan dalam mezbah pribadi. “Dalam renungan pribadi ada banyak hal yang Tuhan singkapkan dan itu bisa mengenai apa saja. Di situ saya tidak hanya diberikan kepekaan dalam mendengar suara, Tuhan tapi juga diberi hikmat marifat dan pewahyuan dari Allah. Sehingga dalam setiap melakukan pekerjaan, Roh Kudus membimbing dan menuntun hingga saya bisa menuntaskannya dengan baik,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Kehidupan yang dilaluinya bukan berarti tidak ada pergumulan yang berarti. Kalau sampai sekarang ia dan suami belum memiliki keturunan, tidak serta merta menyurutkan iman percayanya kepada Tuhan Yesus. Justru, ia semakin dikuatkan dan percaya bahwa rencana indah yang dirajut melalui tangan Sang Penjunan bagi dirinya dan suami tercinta akan tergenapi seperti yang terkandung dalam kebenaran firman Tuhan. Kini, hari demi hari dilaluinya dengan penuh sukacita. Ia tidak akan pernah lupa saat mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan untuk pertama kalinya saat duduk di bangku kuliah tahun 1985 silam.

Di momen tersebut, Ida menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi yang mengubah kehidupannya. Hal itu membuatnya semakin bertumbuh dan berakar di dalam Dia, Tuhan Yesus Kristus. Pengenalan akan Tuhan telah ditanamkan sejak kecil oleh sang mama yang mengajarinya untuk tidak lupa berdoa dalam segala situasi dan kondisi. Bagi Ida, sukses adalah dapat melakukan seluruh ketetapan Allah dan memuliakan namaNya.

Kemapanan hidup yang kini dinikmatinya semata-mata merupakan bagian dari anugerah Tuhan yang coba ia nikmati dengan bijaksana, tidak hanya untuk dirinya sendiri melainkan juga untuk sesama. Salah satu keinginan luhurnya, yaitu ingin membuat sebuah tempat untuk orang miskin dan di situ ia dapat mengajari mereka mulai dari Bahasa Inggris, membangun karakter orang yang cinta akan Tuhan atau keterampilan yang lainnya bersama-sama dengan suami tercinta dan dikasihinya sebagai wujud pelayanan bagi kemuliaan nama Tuhan Yesus semata. BTY

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here