Celah Penyelewengan Dana

7
Potret makan bergizi gratis (MBG) tujuannya mulia.

Narwastu.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden RI, Prabowo Subianto dan Wapres RI Gibran Rakabuming Raka akhirnya diwujudkan pada awal Januari 2025. Sebelumnya uji coba serentak program makan siang gratis itu dimulai pada Desember 2024 lalu. Seratus titik uji coba program tersebut membidik daerah di seluruh Indonesia dengan sasaran siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Pemerintah menunjuk Badan Gizi Nasional (BGN) untuk membuat satuan pelayanan di tiap daerah, termasuk memutuskan menu hidangan daerah masing-masing yang akan menangani sebanyak 3.000 orang. Menu yang tersaji terdiri dari nasi, daging ayam, sayuran, telur, buah dan susu.

Baru sebentar program itu berjalan, sejumlah keluhan pun tak bisa ditampik. Seperti yang diutarakan murid SD di Jakarta, sebut saja namanya Dedi. Ketika ditanya tentang menu makan siang yang tersaji di hadapannya berupa nasi, ayam, sayur dan buah. Bocah laki-laki berusia 9 tahun kelas 3 itu mengatakan, di antara makanan yang disajikan paling enak adalah buahnya. Sementara itu, di tempat yang berbeda, salah satu siswa PAUD juga berkeluh kesah kalau daging ayam yang diberikan cukup keras. Tentang hal itu BGN memberikan respon terhadap kritik siswa mengenai rasa menu dari program MBG. Ikeu Tanziha mengatakan, kalau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) masih menyesuaikan dengan program MBG terkait memasak makanan dalam volume banyak.

“Biasanya lidah sudah terbentuk rasa sedap, gitu kan. Itu pasti ada anak bilang, itu tidak enak, itu mungkin karena lidahnya sudah lidah banyak penyedap,” kata Ikeu Tanziha. Program MBG rencananya akan menargetkan sebanyak 3 juta anak pada Januari sampai dengan April 2025. Kemudian pada April hingga Agustus 6 juta anak dan pada September 15 juta anak bisa merasakan manfaat dari program MBG tersebut. “Akhir 2025 target kita adalah semua anak-anak Indonesia bisa dapat makanan bergizi,” terang Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna pada Rabu, 22 Januari 2025. Program itu bertujuan untuk memenuhi gizi peserta didik sekaligus menanamkan nilai-nilai dan karakter. Seperti kebiasaan berdoa sebelum makan, menjaga kebersihan tempat makan, bertanggung jawab dan disiplin.

Selain itu, lewat program MBG dapat meningkatkan gizi anak, sehingga pertumbuhan fisik dan mental mereka berkembang dengan baik, terlebih lagi dapat meningkatkan konsentrasi yang berarti dapat meningkatkan performa akademik. Tentang program MBG sendiri sebetulnya pemerintah agak kepayahan dalam soal anggaran. Hal itu bisa dilihat dari harga per porsi menu yang awalnya Rp 15.000, tak sampai menunggu lama akhirnya berubah menjadi Rp 10.000 per porsi. Menurut Prabowo, sebetulnya pemerintah ingin tetap menganggarkan Rp15.000, namun kondisi anggaran mungkin Rp 10.000. “Untuk daerah-daerah itu cukup, cukup bermutu dan bergizi,” jelas Prabowo memberi alasan.

Namun yang paling mengkhawatirkan dengan adanya program tersebut adalah, terbukanya pintu untuk menggelapkan anggaran. Seperti kita ketahui kalau di negara ini segala hal yang berbau program berujung pada tindak korupsi. Mantan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok, pernah mengusulkan agar pemerintah memberikan dana MBG kepada ibu dari anak yang akan menerima MBG untuk mengatur menu. Selain untuk meminimalisasi penyalahgunaan anggaran juga dinilai tepat sasaran.

Terlepas dari kurang lebihnya program MBG, sesungguhnya apa yang telah dilakukan oleh pemerintah sebetulnya mengingatkan kita akan kisah di Alkitab saat Yesus memberi makan 5 ribu orang dengan 5 roti dan 2 ikan. Secara tidak langsung pemerintah tengah mewujudkan sila ke-5 dari Pancasila, yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Terlebih dalam kondisi sekarang ini rakyat tengah mengalami kesulitan ekonomi. Semoga langkah pemerintah tidak berhenti sampai di sini. Melainkan dapat melahirkan sejumlah program lain sebagai bagian dari solusi untuk membantu masyraakat. Bahkan, hal ini juga bisa menginspirasi umat Kristiani untuk melakukan hal yang sama. Mungkin bisa dimulai dengan membantu anggota keluarga, tetangga dekat atau pihak yang membutuhkan uluran tangan kita. “Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu” (Matius 26:11).  DBS/BTY

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here